Ogoh Ogoh di Bali

Ogoh-ogoh Yowana Desa Adat Manduang, Kisahkan Hama Karena Petani Malas Beryadnya

Ogoh-ogoh Yowana Desa Adat Manduang, Kisahkan Hama Karena Petani Malas Beryadnya

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
Eka Mita Suputra
Ogoh-ogoh di Desa Adat Manduang, Klungkung, Rabu (6/3/2024). 

SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Ogoh-ogoh dengan rupa raksasa serupa tikus, menarik perhatian warga saat melintas di seputaran Desa Manduang, Kecamatan Klungkung, Rabu (6/3/2024).

Ogoh-ogoh garapan Yowana di Desa Adat Mandung itu, mengisahkan tentang hama tikus yang merusak pertanian karena petani malas beryadnya.

Ogoh-ogoh serupa tikut itu, merupakan wakil dari Kecamatan Klungkung untuk pelombaan ogoh-ogoh di tingkat kabupaten.

Tahun ini, Kecamatan Klungkung diwakili oleh ogoh-ogoh di Desa Manduang.


Ketua Yowana Desa Manduang, I Gede Rika Agus Permana (22)mengatakan, ogoh-ogoh tersebut telah digarap sejak pertengahan bulan Januari 2024 lalu.

Pemuda di Desa Adat Manduang bergotong-royong menggarap ogoh-ogoh tersebut, sementara untuk penentuan tema juga melibatkan seniman setempat.

"Untuk pembuatan kami didanai desan karena ini ikut dalam lomba tingkat kabupaten," ungkap Agus Permana.

Ia mengatakan, ogoh-ogoh yang digarap di Desa Adat Manduang erat kaitannya dengan Tri Hita Karana yakni hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, maupun hubungan manusia dengan lingkungan. 

"Mengingat mayoritas masyarakat di Desa Manduang merupakan petani, narasinya kisahnya tidak jauh dari aktivitas masyarakat setempat," ungkapnya.

Baca juga: Ogoh-ogoh "Nyapuh Kadi Aku" Gambaran Pemimpin Saat Ini, Raja Yang Rakus Akan Kekuasaan

Dikisahkan tentang petani setempat yang melupakan yadnya untuk pertanian, sehingga Dewi Sri mengutus hama tikut untuk merusak tanaman pangan warga.

Hama ini membuat gagal panen dan membuat masyarakat sengsara.

Masyarakat lalu diingatkan untuk menghaturkan yadnya, untuk somiya atau menetralisir segala hama pertanian warga.

"Wabah tikus itu kemudian disomiya dengan upacara dan masyarakat kembali lagi bisa bertani dengan baik dan sifat buruk dari tikus berubah baik, begitu kira-kira singkatnya,” ungkap Permana.

Pemkab Klungkung tahun ini kembali menggelar lomba ogoh-ogoh. Hanya saja penilaiannya tidak dilakukan secara pawai seperti tahun-tahun sebelumnya.

Penilaian dilakukan di lokasi ogoh-ogoh dibuat, dan pengarakannua dilakukan di masing-masing wilayah desa adat.

Masing-masing kecamatan, diwakili oleh satu desa. Kecamatan Klungkung diwakili Desa Manduang, di Kecamatan Dawan diwakili Desa Pesinggahan, di Kecamatan Nusa Penida diwakili Desa Klumpu, dan di Kecamatan Banjarangkan diwakili Desa Timuhun.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved