Berita Karangasem
Puluhan Babi Warga Mati, Diduga Terjangkit Virus ASF
Puluhan ekor babi di Kabupaten Karangasem mati mendadak. Terhitung mulai dari 1 Maret 2024 hingga sekarang.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Fenty Lilian Ariani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Puluhan ekor babi di Kabupaten Karangasem mati mendadak. Terhitung mulai dari 1 Maret 2024 hingga sekarang.
Lokasi babi mati mendadak tersebar di seluruh Kecamatan di Karangasem.
Seperti Kec. Manggis, Karangasem, Rendang, Sidemen, Kubu, Selat, Bebandem hingga Kec. Abang.
Nengah Darma, peternak asal Desa / Kecamatan Abang, mengungkapkan, babinya mati mendadak. Gejala awal, babi tak mau makan. Lalu kondisi badannya panas.
Bengong. Tak beraktivitas seperti biasanya. Bagian leher muncul bintik merah.
Kemungkinan virus. Babinya kejang sebelum menghembuskan nafas akhir.
"Nggak hanya saya. Banyak peternak di Kecamatan Abang mengeluh karena babinya mati mendadak. Babi mertua saya 8 mendadak mati. Kejadiannya menjelang Hari Raya Kuningan. Gejalanya hampir sama,"ungkap Nengah Darma kepada Tribun Bali, Senin (18/ 3/ 2024) sore.
Padahal babi yang mati beratnya 90 sampai 100 kilogram.
Rencana di jual bulan depannya. Akibat kejadian ini, kerugian diperkirakan mencapai belasan jutaan.
"Ternak tetangga saya mati mendadak 2 ekor. Penyebabnya sama. Panas, dan enggak mau makan. Bagian lehernya muncul bintik merah,"tambah Darma.
"Apa penyebabnya saya tak tahu. Informasinya,ternak warga kampung sebelah juga bernasib sama. Mati mendadak. Gejalanya sama.Tak mau makan. Panas.Lalu kejang,"akui Darma, sapanya.
Baca juga: Motor Diparkir di Halaman Rumah Raib Disikat Maling, Diduga Modus Kunci Palsu
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (Distan)Karangasem, Nyoman Siki Ngurah, membenarkan kejadian ini.
Beberapa babi warga mati mendadak. Gejala sama.
"Petugas sudah sempat lakukan pengecekan di beberapa titip. Kemungkinan kena ASF. Tetapi hasil Lab. belum keluar,"ungkap Siki Ngurah.
"Babi yang baru dilaporkan mati mendadak sekitar 30 sampai 50. Seandainya di kalkulasi keseluruhan, dengan yang belum di laporkan, kemungkian ratusan. Petugas sudah mengecek, dan membawa sampelnya ke laboratorium untuk diperiksa penyebab,"akui Siki Ngurah.
Pejabat asal Desa Bukit, Kec. Karangasem menghimbau agar peternak babi melaksanakan bio- security kandang.
Berupa penyemprotan cairan desinfektan ke babi, kandang, dan bagian lain. Tujuannya mencegah penularan penyakit virus ke hewan. Satu diantaranya virus Africa Swine Fever (ASF) ke ternak babi.
"Kemarin kita turun ke lapangan untuk mengecek ternak dan kandang warga di Kec. Sidemen, Manggis, Kubu. Kita juga memberikan disinfektan ke peternak agar ternak tidak mati,"imbuhnya.
Peternak harus disiplin menerapkan pencegahan dan bio - security sehingga babi tak mati mendadak.
Bersihkan kandang harus rutin dilakukan setiap minggunya.
"Kalau ada ternak yang sakit langsung laporkan ke Puskeswan, sehingga di tindak lanjuti. Tiap Kecamatan ada Puskeswan,"harap Siki Ngurah
"Untuk warga yang ternaknya sudah terjangkit virus sementara tdak pelihara babi. Minimal 3 bulan. Biar tak rugi. Biasanya ternak yang terjangkit agak cepat penyebarannya,"himbaunya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.