Pemilu 2024

Hadi Tjahjanto Sebut Pasca Pemilu Kondusif, Server Sirekap Jadi Fokus Pemantauan

Menko Hadi menjawab pertanyaan soal upaya pemerintah dalam menjaga kondusifitas para elite politik pasca Pemilu 2024 ini.

YouTube Sekretariat Presiden
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto - Hadi Tjahjanto Sebut Pasca Pemilu Kondusif, Server Sirekap Jadi Fokus Pemantauan 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto memimpin rapat koordinasi membahas pengamanan bidang Informasi dan Komunikasi pasca pemungutan suara Pemilu 2024 bersama dengan sejumlah instansi, pada Selasa 19 Maret 2024.

Bertempat di Kantor Kemenkopolhukam, Gambir, Jakarta, rapat tersebut turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi; Kepala Badan Siber dan Sandi Negara.

Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian; Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar dan Deputi Komunikasi dan Informasi yang juga Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Prabawa Ajie.

Berlangsung selama kurang lebih 90 menit, rapat membahas berbabagai macam hal terkait keamanan pascapencoblosan Pemilu serentak pada 14 Februari 2024 lalu.

Baca juga: Raihan Suara Menurun di Pemilu 2024, Arya Wedakarna Singgung Gagasan Bagi Suara

Hadi mengatakan, bahwa dalam rapat tersebut dirinya mendapatkan laporan soal kondisi pascaPemilu yang masih kondusif dan aman hingga saat ini.

“Kita akan terus menjaga situasi ini, situasi kondusif dan aman ini sampai dengan berakhirnya tahapan Pemilu 2024. Kami tadi membahas terkait isu-isu yang mengemuka khususnya adalah perbincangan di ruang publik tentang pemilu dan pasca pemungutan suara,” kata Hadi saat konferensi pers.

Mantan Panglima TNI ini pun juga menerima laporan dari berbagai pihak dalam rapat koordinasi ini terkait langkah langkah antisipasi dan langkah-langkah yang telah diambil dan langkah-langkah itu sudah dilakukan.

“Untuk apa? Agar informasi yang beredar di media massa maupun di media sosial tidak menggangu kondisi dan kondusifitas yang ada saat ini,” terangnya.

Lebih lanjut, dia juga mengimbau kepada rekan media untuk dapat ikut menyampaikan narasi-narasi yang baik dan menyejukkan terkait Pemilu 2024.

“Di samping itu juga mengajak rekan rekan media untuk bersama sama menangkal informasi palsu atau hoax demi menjaga kondusifitas yang saat ini terus kita jaga,” jelasnya.

Respons Soal Server Sirekap

Hadi mengungkapkan rapat tersebut membahas isu-isu yang beredar di publik satu di antaranya perihal kerja sama KPU RI dengan raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba.

Mengingat aspek keamanan datanya menjadi perhatian publik, Hadi mengatakan pemerintah terus melakukan pengamanan dan pemantauan terhadap data Sirekap.

“Kemudian untuk pengamanan, kita masih terus lakukan pengamanan. Ada Kepala BSSN, melakukan pengamanan, pemantauan dari BIN. Semuanya sesuai rencana dan masih berjalan dengan baik,” kata Hadi.

“Iya, semuanya aman. Tadi sudah dibahas di dalam (rapat) juga masukan dari BIN, BSSN, Bareskrim, Kominfo,” sambung dia.

Menko Hadi juga menjawab pertanyaan soal upaya pemerintah dalam menjaga kondusifitas para elite politik pascaPemilu 2024 ini.

Dia memastikan bahwa para elite politik saat ini pada posisi saling berkomunikasi, sehingga relatif kondusif dan aman.

“Dan, kita melihat bahwa bangsa kita adalah bangsa yang penuh dengan keramahtamahan, penuh dengan toleransi saya yakin setelah pemilu semuanya selesai dan akan kembali lagi. Biasa pesta demokrasi hangat-hangat itu ada. Kalau tidak hangat bukan demokrasi,” kata Hadi. (tribun network)

Turunkan 1.917 Hoaks Pemilu

MENTERI Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pihaknya telah menurunkan atau take down 1.971 berita hoaks di media sosial tentang Pemilu 2024.

Budi Arie menjelaskan, data tersebut merupakan hasil dari penyaringan yang dilakukan jajarannya sejak tanggal 17 Juli 2023 hingga 18 Maret 2024.

“Sebaran hoaks itu mencapai jumlahnya adalah 3.235 hoaks dimana 1.971 hoaks kita take down,” kata Budi di lokasi.

Budi Arie melanjutkan, sisa berita hoaks yang lain tidak diturunkan melainkan hanya diberikan stempel hoaks, lantaran dianggap tidak memuat informasi yang terlalu berbahaya.

Budi menjelaskan, hoaks tersebut tersebar merata di seluruh platform media sosial dan situs pencarian.

Narasi hoaks itu pun beragam, dari mulai bersifat provokatif hingga isu yang menyimpang.

“Judulnya enggak masuk akal seperti Pak Hadi mau nyapres, kan ini hoaks dong,” terang dia.

Dari data yang diterima Budi, 92 persen berita hoaks tersebut disebarkan oleh buzzer media sosial yang berafiliasi dengan kelompok tertentu.

Namun setelah proses penyaringan hoaks telah dilakukan, Budi mengaku situasi media sosial saat ini cukup kondusif dan aman.

Dia memastikan pengawasan tersebut akan terus berlangsung hingga proses rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai, bahkan sampai Presiden dan Wakil Presiden RI telah dilantik.

“Nah soal ruang media kita banyak di platform ini, platformnya merata, semuanya. Termasuk mulai dari google, Meta sampai Tiktok, rinciannya ada nanti saya kasih rilisnya. Tiktok sendiri sudah melapor ke kami selama pemilu ini dia sudah mentakedown 10,8 juta hoaks. Ini yang secara mandiri tanpa kita minta, kebijakan komunitas mereka di platform sudah melalukan scrolling dan takedown sendiri tanpa kita minta. Google juga hampir 2 juta lebih yg sudah ditakedown, secara mandiri ya bukan kita. Sama juga termasuk Meta, Instagram,” pungkas Budi Arie. (Tribun Network).

Kumpulan Artikel Pemilu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved