Berita Bali

Alasan Ajik Krisna Bakal Pekerjakan 99 Persen Orang Difabel di Pabriknya, Kinerja Mereka Lebih Baik

Pabrik Krisna Oleh-oleh Bakal 99 Persen Pekerjakan Orang Difabel, Mensos Risma Menangis Terharu

|
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali, Gusti Ngurah Anom atau yang karib disapa Ajik Krisna saat berada di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa 26 Maret 2024. 

"Mereka tidak bisa selamanya bergantung pada orangtuanya."

"Karena suatu saat orangtuanya akan meninggalkan mereka, dan mereka harus bisa mandiri."

"Saya sangat bersyukur ada orang yang seperti Pak Aji (Krisna) yang mau menerima kekurangan masyarakat kita, untuk menjadi sesuatu yang luar biasa," lanjutnya.

Sembari menangis, Risma mengatakan beban masyarakat difabel sangat berat.

Sebab mereka tak hanya harus melawan keterbatasan mereka.

Namun mereka juga harus menghadapi lingkungan yang kerap merendahkan mereka.

"Di setiap doa, saya selalu ketakutan, apakah saya bisa membantu mereka." kata Mensos Risma.

"Setiap orang tentunya punya kekurangan, termasuk saya yang suka marah-marah, itulah kekurangan saya."

"Tapi anak-anak ini, mereka tidak hanya punya kekurangan, tetapi mereka juga punya kelebihan."

"Dan, saya percaya, jika kita membantu mereka untuk bangkit, maka kekurangan mereka akan bisa dihapus, dan akan berkontribusi positif bagi semua pihak," ujarnya.

Tangis Mensos Tri Rismaharini pecah saat mengantarkan delapan orang difabel yang diterima bekerja di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa 26 Maret 2024.
Tangis Mensos Tri Rismaharini pecah saat mengantarkan delapan orang difabel yang diterima bekerja di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa 26 Maret 2024. (Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)

Ajik Krisna mengatakan, terkait pabrik oleh-oleh Bali yang akan dibangun seluas 2,5 hektare di belakang Krisna Oleh-oleh Blangsinga, pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan pemilik lahan.

"Saya tidak bisa berencana dan berteori, tapi apa yang saya sampaikan kita praktekan langsung," ujarnya.

Pembuatan pabrik tersebut, kata Ajik Krisna, juga bercermin dari evaluasi terhadap pekerja difabel yang selama ini ia pekerjakan.

Hasilnya, kata dia, kinerja mereka lebih bagus dari masyarakat normal.

"Begitu nanti saya buat pabrik, 99 persen saya pastikan pekerja difabel bisa menjalankannya."

"Mekanisme perekrutan, karena kita PT, wajib melalui HRD."

"Tapi proses wawancaranya dilakukan oleh difabel."

"Jika sesuai kriteria umur, 99 persen pasti kita terima untuk bekerja," ujarnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved