Berita Badung
Terkait Pembelian Gabah Petani di Badung, Perumda MGS Hanya Menunggu Kerjasama Dengan Semua Pekaseh
Terkait Pembelian Gabah Petani di Badung, Perumda MGS Hanya Menunggu Kerjasama Dengan Semua Pekaseh
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Rencana pembelian gabah langsung ke petani oleh Pemerintah Kabupaten Badung melalui Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana (MGS) Kabupaten Badung segera dilakukan. Bahkan saat ini Perumda MGS tinggal menunggu penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan seluruh Pekaseh Subak di Badung.
Pembelian gabah langsung itu pun diharapkan dapat memberikan keuntungan untuk petani di Gumi Keris. Dengan program tersebut para petani dapat terhindar dari permainan harga pada tengkulak.
Dirut Perumda Pasar dan Pangan MGS Kabupaten Badung, Wayan Suryantara yang dikonfirmasi Senin 8 April 2024 mengakui jika dirinya telah mempersiapkan PKS kepada petani. Rencananya penandatanganan akan dilaksanakan pada 10 April 2024.
"Nunggu penandatanganan saja. Apalagi Rice Milling Unit (RMU) sudah berproses," ujar Wayan Suryantara
Diakui, setelah penandatanganan PKS baru akan dilakukan eksekusi atau mulai program pembelian beras petani. Menurutnya, dalam pelaksanaan program tersebut dilakukan kerjasama dengan seluruh petani yang ada di Gumi Keris.
"Kerjasama ini melalui pekaseh subak dengan jumlah kurang lebih 135 subak. Kenapa kita pilih semua petani, karena tujuan kami untuk membantu petani," jelasnya.
Untuk pembelian gabah petani, Suryantara menerangkan, akan menyesuaikan harga pasar. Sebab harga gabah disebutkan fluktuatif.
"Kami menyesuaikan harga saat itu, yang penting jangan sampai kami bermain untuk merugikan petani. Itu dibuatkan kesepakatan harga ideal dengan petani," bebernya.
Mantan Perbekel Petang itu mengaku harga gabah pun disebutkan sesuai dengan lokasi penanaman. Misalkan di Petang lebih murah, karena suhu di wilayah tersebut lebih dingin, mengingat berpengaruh pada kwalitas gabah.
Baca juga: Sisir Terminal Pesiapan, Polisi Antisipasi Gangguan Mudik Lebaran
"Itu karena kultur padi, artinya kandungan airnya lebih tinggi di wilayah Petang, otomatis akan menurunkn nilai. Jadi kwalitas beras berbeda," ucapnya.
Lebih lanjut Suryantara berharap, program pembelian langsung gabah ke petani ini dapat memberikan kentungan kepada petani. Sebab melalui program ini dapat memproteksi petani dari permainan harga oleh tengkulak.
"Karena tujuan kami membantu petani, artinya saat musim panen itu petani tidak menjadi beban akibat ulah tengkulak menurunkan harga gabah," imbuhnya.
Disinggung mengenai beras, beras dari olahan RMU akan dijual kepada kepada pegawai di Badung. Termasuk juga akan diedarkan kepada masyarakat.
"Jadi gabah petani di Badung jelas kemana di bawa. Karena kita tidak mau petani terus merugi dengan harga yang dimainkan oleh tengkulak," imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.