Pelebon Tjokorda Bagus Santaka di Ubud
Pedagang Kamben Kecipratan Rezeki Saat Pelebon Puri Agung Ubud Bali
Ranti mengatakan, dalam hal ini ia dan teman-temannya menjual kamben berbahan kain rayon. Satu kamben dijual seharga Rp 100 ribu.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pelebon mendiang Tjokorda Bagus Santaka di Puri Agung Ubud, Gianyar, Bali menjadi ladang bisnis pedagang kain atau kamben.
Bahkan tak sedikit para pedagang kamben ini berasal dari desa-desa di Kabupaten Bangli, Bali.
Pantauan Tribun Bali, para pedagang yang sebagian besar ibu-ibu paruh baya tersebut, menawarkan kembennya pada setiap wisatawan yang lewat.
Diketahui, kamben merupakan bagian dari pakaian adat Bali.
Baca juga: Palebon Puri Agung Ubud Pakai Bade Dililit Naga Banda, Ini Sosok Arsiteknya
Di mana dalam prosesi keagamaan atau adat di Bali, orang yang menggunakan kamben akan lebih leluasa masuk ke dalam acara.
Namun masuk ke dalam acara ini, tidak boleh dalam kondisi menstruasi.
Ni Wayan Ranti merupakan salah satu dari puluhan pedagang kamben saat pelebon Puri Agung Ubud ini.
Dia mengatakan sudah berada di Ubud sejak pukul 09.00 Wita.
"Saya dari Bangli, banyak teman dari Bangli juga ke sini jualan kamben. Saya sendiri sudah dari jam 9 di sini," ujarnya.
Ranti mengatakan, dalam hal ini ia dan teman-temannya menjual kamben berbahan kain rayon. Satu kamben dijual seharga Rp 100 ribu.
"Ini baru laku satu, saya jual Rp 100 ribu," ujarnya.
Pantauan Tribun Bali, beberapa pedagang kamben ini juga ditegur oleh petugas Satpol PP Gianyar, dikarenakan terlalu memaksa, dan membuat wisatawan tidak nyaman.
"Jangan seperti itu buk, harus sopan, jangan sampai membuat wisatawan tidak nyaman,” ujar seorang petugas Satpol PP Gianyar, yang menegur beberapa pedagang kemben yang mengejar dan mendesak wisatawan. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.