Berita Tabanan

SOSOK Ajik Bobby, Dari Kawil Pandak Raih Kursi DPRD Tabanan,Pernah Alami Kisah Pilu Saat Masih Kecil

Berbicara soal gambling. Ternyata Ketua Muaythai Tabanan ini, bukan kali pertama berani menduduki jabatan politik. Alias yang langsung dipilih rakyat.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan.  

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby, dipastikan melenggang ke Sanggulan. Kantor DPRD Tabanan.

Politisi PDI Perjuangan asal Desa Pandak Gede ini, berhasil meraup 4.617 suara. Pria berusia 46 tahun itu, memiliki rekam jejak cukup mengejutkan sebagai seorang new comer atau pendatang baru.

Alasan dirinya berani melepas jabatan sebelumnya, sebagai seorang perbekel, yang seharusnya diemban sampai 2025 juga cukup mengejutkan. 

Berbicara soal gambling. Ternyata Ketua Muaythai Tabanan ini, bukan kali pertama berani menduduki jabatan politik. Alias yang langsung dipilih oleh rakyat.

Ajik Bobby menuturkan, bahwa sejatinya dirinya tidak pernah merencankan menjadi seorang pejabat. Bahkan sekelas kepala wilayah atau kepala lingkungan di Banjar.

Dirinya memiliki latar belakang pekerjaan yang mapan. Sebagai seorang keamanan di Hard Rock Hotel. Gajinya pun tak sedikit. Dibandingkan sebagai kepala wilayah atau perbekel (kepala desa).

Baca juga: GONG Kebyar Duta Gianyar Pemanasan di HUT Kota Gianyar, Selip Kisah Kelebat Bayangan Banaspati

Baca juga: MUTASI Deretan Perwira di Gianyar, Kompol Tama Kini Tugas di Krimsus Polda Bali

Ilustrasi - Dirinya memiliki latar belakang pekerjaan yang mapan. Sebagai seorang keamanan di Hard Rock Hotel. Gajinya pun tak sedikit. Dibandingkan sebagai kepala wilayah atau perbekel (kepala desa).
Ilustrasi - Dirinya memiliki latar belakang pekerjaan yang mapan. Sebagai seorang keamanan di Hard Rock Hotel. Gajinya pun tak sedikit. Dibandingkan sebagai kepala wilayah atau perbekel (kepala desa). (Tribun Bali)

 

Terjun sebagai pelayan warga, juga atas desakan warga. Dirinya sudah sejak awal 2000-an, sejatinya seorang pekerja hotel.

17 tahun lamanya bekerja. Namun, karena desakan warga, akhirnya dirinya harus mau menjadi kepala wilayah. Yang dilakukan pada 2016 lalu.

Dari 2016 sampai 2019 menjabat menjadi kepala wilayah. Tak cukup disitu, warga seakan percaya kepadanya dan meminta untuk maju sebagai perbekel.

Akhirnya dirinya tak punya pilihan lain. Diturutinya lah, keinginan warga dan akhirnya menjabat pada 2019 hingga 2023 lalu. Warga kembali mendesak. Memintanya supaya maju sebagai anggota dewan.

Ia pun melepas jabatan sebagai perbekel, yang diemban tak sampai 4 tahun menjabat. Akhirnya dirinya berhasil menorehkan nama di kursi DPRD Tabanan, pada pemilihan 14 Februari yang juga hari kelahirannya itu.

“Jujur dari kepala wilayah sampai saya nanti akan dilantik menjadi dewan. Itu semua karena masyarakat yang meminta saya,” ucapnya Selasa 16 April 2024.

Ini tidak terlepas dari perintah para sesepuh di Desa Pandak Gede. Yang melihat dirinya merupakan keturunan pelayan umat di Desa.

Sehingga, dirinya diminta warga untuk menjabat dan melayani umat dan masyartakat terutama di Desa Pandak Gede.

Permintaan para sesepuh itu, sambungnya, dimulai dari menjadi kepala wilayah di Banjar Belatung, Desa Pandak Gede.

Sembari masih menjadi pegawai hotel, dirinya akhirnya diminta mengabdi. Di situ, dirinya benar-benar menolong masyarakat. Yang tidak pernah disadari atau sengaja berdampak besar pada pemuda hingga orangtua di desa.

 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan. 
 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan.  (ISTIMEWA)

 

 

 

“Sejak jadi kawil saya itu tidak sadar ternyata banyak membantu orang. Mulai orang sakit saya bantu mencari kamar. Butuh darah saya carikan.

Anak orang mau masuk sekolah saya bantu dan hal lainnya. Dan saya tidak sadar membantu itu. Itu sudah saya lupakan.

Ternyata pada saat Pileg kemarin itu, saat saya maju mereka yang saya bantu itu, malah datang dan berjanji membantu saya. Dan saya Astungkara menang,” kata pria kelahiran 1978 itu.

Disinggung soal, kebenaran bahwa sering tokoh Pandak Gede gagal melaju ke dewan. Karena suara warga Pandak terbelah. Ajik Bobby mengakui, bahwa memang itu benar.

Sudah beberapa kali orang Pandak Gede maju dan gagal. Suara tidak bulat seperti saat dirinya maju. Dari 5.000 pemilih sekitar 4.617 percaya kepadanya. Artinya warga Pandak Gede percaya kepadanya.

“Saya itu dahulu seperti sampah di masyarakat. Karena peminum. Tapi saya tidak pernah mencari ribut. Saya juka tahu bagaimana harus membantu orang.

Ternyata kegiatan positif dan investasi sosial yang mengalir sendiri itu, yang membuat saya dipilih (akan dilantik menjadi anggota dewan).

Jujur saya tidak ada cita-cita menjadi kawil, perbekel dan dewan. Karena cita-cita saya hanya pegawai hotel dengan gaji cukup tinggi. Sudah itu saja,” bebernya.

 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan. 
 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan.  (ISTIMEWA)

 

Kalau harus memilih, Ajik Bobby mengaku, bahwa gaji menjadi pegawai hotel lebih menggiurkan. Di hotel dirinya bisa mendapat Rp 12 juta per bulan.

Sedangkan gaji perbekel hanya Rp 6 juta. Itu pun gaji satu bulan tidak dibayar penuh. Bisa dirapel di bulan ketiga. Di bulan pertama hanya dibayar separuhnya.

“Tapi itu tadi. Kakek saya adalah orang yang melayani umat. Itu yang disuruh atau diminta masyarakat bahwa saya harus menjadi seperti kakek saya.

Sebagai pelayan umat dan masyarakat. Saya tidak bisa menghindar. Dan jujur ini karena Hyang Widi dan doa ibu saya. Saya ini bukan siapa-siapa. Saya ini dulu sampah di masyarakat,” akunya sembari berkaca-kaca.

Bobby mengaku, bahwa dirinya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kecil, dirinya tidak pernah merasakan nikmat penuh kasih sayang orangtua.

Dirinya harus dititipkan ke saudara-saudara sampai di Singaraja, Buleleng. “Jujur kalau ingat masa kecil saya pasti nangis. Bayangkan dahulu anak sebaya saya ke sekolah diantar orangtua.

Saya tidak ada yang ngantar. Di situ terus saya ke belakang nangis. Tapi itu semua yang membentuk mental saya untuk menjadi pejuang. Dan selalu semua jalan ini karena yang di atas dan ibu saya,” ungkapnya lagi.

Ajik Bobby mengaku, maju di Pileg lalu tidak memiliki modal apapun. Nyaris seluruh biaya kampanye dan sampai saksi-saksi adalah bantuan teman dan masyarakat.

Percaya atau tidak, banyak masyarakat yang membantu swadaya memasang baliho dan spanduk. Memberikan uang mulai ada yang Rp 10 juta sampai Rp 2 juta.

“Saya itu cuma punya prinsip manusia jika diibaratkan emas. Maka ketika itu dilempar di mana saja tetap menjadi emas.

Mau di tempat kotor sekalipun. Walaupun mencucinya susah. Tapi nilainya tetap emas. Jadi menangnya saya bukan karena saya.

Tapi masyarakat dan teman saya yang membantu. Jujur ini. Saya modal apa gak punya. Semua pemuda Pandak masyarakat yang bergerak membantu saya selama kampanye sampai perhitungan suara,” pungkasnya. (ang).

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved