Berita Tabanan

Sambil Berkaca-kaca, Ajik Bobby Sebut Dirinya Dulu Sampah Masyarakat, Kini Raih Kursi DPRD Tabanan

Sambil Berkaca-kaca, Ajik Bobby Sebut Dirinya Dulu Sampah Masyarakat, Kini Raih Kursi DPRD Tabanan

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Aloisius H Manggol
ISTIMEWA
 I Gusti Ketut Artayasa atau lebih dikenal Ajik Bobby dipastikan melenggang ke Sanggulan Kantor DPRD Tabanan.  

Ini tidak terlepas dari perintah para sesepuh di Desa Pandak Gede. Yang melihat dirinya merupakan keturunan pelayan umat di Desa.

Sehingga, dirinya diminta warga untuk menjabat dan melayani umat dan masyartakat terutama di Desa Pandak Gede.

Permintaan para sesepuh itu, sambungnya, dimulai dari menjadi kepala wilayah di Banjar Belatung, Desa Pandak Gede

Sembari masih menjadi pegawai hotel, dirinya akhirnya diminta mengabdi.

Di situ, dirinya benar-benar menolong masyarakat. Yang tidak pernah disadari atau sengaja berdampak besar pada pemuda hingga orangtua di Desa.

“Sejak jadi kawil saya itu tidak sadar ternyata banyak membantu orang. Mulai orang sakit saya bantu mencari kamar. Butuh darah saya carikan. Anak orang mau masuk sekolah saya bantu dan hal lainnya. Dan saya tidak sadar membantu itu. Itu sudah saya lupakan. Ternyata pada saat Pileg kemarin itu, saat saya maju mereka yang saya bantu itu, malah datang dan berjanji membantu saya. Dan saya astungkara menang,” kata pria kelahiran 1978 itu.

Disinggung soal, kebenaran bahwa sering tokoh Pandak Gede gagal melaju ke DPRD Tabanan karena suara warga  terbelah. 

Ajik Bobby mengakui, bahwa memang itu benar. Sudah beberapa kali orang Pandak Gede maju dan gagal. Suara tidak bulat seperti saat dirinya maju.

Dari 5.000 pemilih sekitar 4.617 percaya kepada Ajik Bobby. Artinya warga Pandak Gede percaya kepadanya.

“Saya itu dahulu seperti sampah di masyarakat karena peminum. Tapi saya tidak pernah mencari ribut. Saya suka bagaimana harus membantu orang. Ternyata kegiatan positif dan investasi sosial yang mengalir sendiri itu yang membuat saya dipilih (akan dilantik menjadi anggota dewan). Jujur saya tidak ada cita-cita menjadi kawil, perbekel dan dewan. Karena cita-cita saya hanya pegawai hotel dengan gaji cukup tinggi. Sudah itu saja,” bebernya.

Kalau harus memilih, Ajik Bobby mengaku, bahwa gaji menjadi pegawai Hard Rock lebih menggiurkan.

Di Hard Rock Ajik Bobby bisa mendapat Rp 12 juta per bulan, sedangkan gaji perbekel hanya Rp 6 juta.

Itu pun gaji satu bulan tidak dibayar penuh. Bisa dirapel di bulan ketiga. Di bulan pertama hanya dibayar separuhnya.

“Tapi itu tadi. Kakek saya adalah orang yang melayani umat. Itu yang disuruh atau diminta masyarakat bahwa saya harus menjadi seperti kakek saya. Sebagai pelayan umat dan masyarakat. Saya tidak bisa menghindar. Dan jujur ini karena Hyang Widi dan Doa Ibu saya. Saya ini bukan siapa-siapa. Saya ini dulu sampah di masyarakat,” akunya sembari sembari berkaca-kaca.

Ajik Bobby mengaku, bahwa dirinya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejal kecil, dirinya tidak pernah merasakan nikmat penuh kasih sayang orangtua. Dirinya harus dititipkan ke saudara-saudara sampai di Singaraja, Buleleng.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved