WWF di Bali

Selama WWF Berlangsung, Pemkab Badung Siapkan Skema Penanganan Sampah

TPA Suwung saat itu akan ditutup sementara, sehingga skema pengelolaan sementara di Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani, TPST Mengwitani dan TPST3R

Istimewa
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Kabupaten Badung, AA Gede Dalem saat melakukan pengecekan TPS Mengwitani jelang WWF - Selama WWF Berlangsung, Pemkab Badung Siapkan Skema Penanganan Sampah 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Penanganan sampah di Badung, Bali secara mandiri sampai saat ini belum bisa dilaksanakan.

Bahkan dalam pelaksanaan agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali yang dipusatkan di Nusa Dua Badung penanganan sampah mulai dimatangkan dan dibuatkan skema pengelolaan.

Apalagi, TPA Suwung saat itu akan ditutup sementara, sehingga skema pengelolaan sementara di Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani, TPST Mengwitani dan TPST3R di masing-masing desa oleh Dinas LHK Badung.

Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem tidak menampik hal tersebut.

Baca juga: TPA Suwung Ditutup Saat WWF, Denpasar Akan Buang Sampah ke TPA Mandung Tabanan

Pihaknya mengaku penutupan sementara operasional TPA Suwung didasari atas lokasi salah satu venue acara WWF yang akan dilaksanakan di Kura-kura Bali dekat TPA Suwung.

Dengan begitu kawasan tersebut memerlukan sterilisasi dari aktivitas pembuangan sampah, khususnya antrean kendaraan truk yang berlalu lalang ke TPA.

"Kami sudah rapat dengan Dinas LHK Provinsi beberapa hari lalu terkait rencana penutupan sementara operasional TPA Suwung. Ini tentu harus kita sukseskan bersama. Sekarang kita masih matangkan untuk bisa diimplementasikan di lapangan," ujarnya Rabu 1 Mei 2024.

Birokrat asal Klungkung itu mengaku, saat ini DLHK Badung masih menyiapkan skema dan pola terkait rencana penutupan sementara operasional TPA Suwung, yaitu dengan memaksimalkan keberadaan PDU Mengwitani, TPST Mengwitani dan 40 TPS3R di masing-masing desa.

"Jadi semua sampah yang ada di fasilitas tersebut akan dikosongkan terlebih dahulu untuk dapat menampung sampah yang dititipan selama operasional TPA Suwung tutup. Sehingga kita minta mereka sementara jangan membuang residu ke TPA Suwung dan memaksimalkan operasionalnya," tegasnya.

Kendati demikian, sampai saat ini pihaknya masih menunggu instruksi lebih lanjut DLHK Provinsi terkait kapan dan langkah alternatif yang dilakukan untuk menyiasati kendala di lapangan.

Pihaknya berharap penutupan operasional sementara TPA Suwung itu hanya dilaksanakan 1-2 hari, khususnya saat puncak acara yang dihadiri oleh kepala negara di dunia.

"Jika terlalu lama operasional TPA Suwung ditutup ditakutkan akan terjadi permasalahan lain terkait sampah, jika hal itu dipaksakan selama perhelatan WWF berlangsung. Sebab tidak semua wilayah kabupaten lain sanggup mengatasi sampah mereka selama seminggu seperti yang dilakukan oleh Badung," jelasnya sembari mengatakan kalau kita di Badung siap selama seminggu, yang jadi masalah mungkin Denpasar.

Sebagai langkah alternatif, Agung Dalem berharap DLHK Provinsi juga dapat mempertimbangkan perubahan pola pengangkutan sampah ke TPA Suwung.

Dengan demikian, sampah yang diangkut pada pagi hari dapat diubah menjadi malam hari.

Sehingga masalah sampah dapat diatasi tanpa mengganggu agenda dari WWF itu sendiri.

"Usulan itu juga sedang dikaji oleh pihak provinsi, karena untuk merubah pola tersebut memerlukan fasilitas penerangan yang memadai, petugas dan armada yang mendukung. Ia memperkirakan finalisasi skema penanganan sampah saat penutupan sementara TPA Suwung akan diputuskan pihak provinsi dalam kurun waktu minggu depan," imbuhnya. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved