Berita Denpasar

Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Gelar Pindapata Jelang Waisak, Libatkan 6 Orang Biksu

Pindapata berasal dan dua suku kata, yaitu Pinda berarti gumpalan atau bongkahan (makanan)

Istimewa
Pelaksanaan pindapata di Jalan Gunung Agung Denpasar yang digelar oleh Vihara Buddha Sakyamuni - Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Gelar Pindapata Jelang Waisak, Libatkan 6 Orang Biksu 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Jelang perayaan Trisuci Waisak 2568 BE/2024, ratusan umat sejak pagi hadir dan berdiri berjajar sepanjang Jalan Gunung Agung Denpasar, Bali pada Kamis 9 Mei 2024.

Kedatangan umat ini untuk menyerahkan dana Pindapata kepada Bhikkhu saṅgha.

Pindapata ini merupakan rangkaian dari program penyambutan Trisuci Waisak yang diselenggarakan oleh Vihara Buddha Sakyamuni, Denpasar, Bali.

Acara ini diikuti oleh enam bhiksu dan satu samanera yaitu Bhikkhu Cittagutto Mahathera, Bhikkhu Sucirano Mahathera, Bhikkhu Sujano Mahathera, Bhikkhu Dhammaratano, Bhikkhu Indamedho, Bhikkhu Pabhajayo dan Samanera Indaviryo.

Baca juga: Jaga Toleransi Keberagaman, Wawali Hadiri Peringatan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Bali

Penasehat Vihara Buddha Sakyamuni, Sudiarta Indrajaya menjelaskan pindapata ini merupakan sebuah tradisi kehidupan para pertapa, di mana pada zaman Buddha di India kuno juga dilaksanakan dan berlangsung hingga kini.

Pindapata berasal dan dua suku kata, yaitu Pinda berarti gumpalan atau bongkahan (makanan), dan Patta berarti mangkuk makan, dapat diartikan Pindapata, adalah pengumpulan makanan dengan mangkuk oleh para bhikkhu dari rumah ke rumah penduduk.

Ia mengatakan, Pindapata ini telah dilaksanakan sejak lebih dari 25 tahun di wihara ini dan tetap dijaga.

“Ini sebagai hubungan yang saling mendukung antara pertapa dan umat dan sudah kami laksanakan lebih dari 25 tahun,” katanya.

Pelaksanaannya dimulai sekitar pukul 06.00 Wita, di mana para biksu berjalan kaki dari ujung timur Jalan Gunung Agung hingga ke Wihara.

“Menempuh jarak sekitar 2 kilometer. Dan ini memberikan kesempatan pada umat untuk bertemu biksu secara langsung dan berdana, memberikan apapun yang dimiliki yang dalam hal ini adalah makanan,” imbuhnya.

Ia berharap, dari kegiatan ini akan muncul keyakinan umat jika kehidupan pertapa masih dijaga sejak 3.000 tahun lalu yaitu hidup sederhana, apa adanya meskipun perkembangan teknologi maju semakin cepat.

Selain untuk para biksu, nantinya sebagai dari hasil Pindapata tersebut juga akan disumbangkan ke panti asuhan maupun umat yang membutuhkan.

Selain Pindapata, dalam menyambut perayaan Waisak, Vihara Buddha Sakyamuni juga menggelar kegiatan Upacara Pattidana yaitu pelimpahan jasa kepada para leluhur yang dilaksanakan pada Minggu 19 Mei 2024 mendatang. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved