Mahasiswa STIP Tewas

TERNYATA Tak Hanya Sekali, Putu Satria Kerap Curhat Dipukuli Seniornya, Sempat Tunjukkan Ulu Hati

Putu Satria bahkan curhat ke sang kekasih, bahwa ada saja saat di mana dirinya diambil oleh senior kemudian dijadikan samsak atau dipukuli. 

ISTIMEWA
Putu Satria diketahui sempat curhat ke kesasihnya, dan mengaku sering menjadi sasaran pemukulan oleh seniornya. Bahkan Putu Satria sempat menunjukan foto ulu hatinya yang lebam, akibat penganiayaan sekitar bulan Desember lalu. 

SUASANA duka masih terasa di kediaman Putu Satria Ananta Rustika (19) yang akrab dipanggil Rio, di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kamis (9/5).

Papan ucapan belasungkawa berjejer di depan pintu masuk rumah pemuda yang meninggal dunia setelah mendapatkan kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta.

Di depan rumah, tampak terparkir sepeda motor 2 tak jenis Yamaha RX Spesial yang di depannya terpasang foto Putu Satria. "Ini sepeda motor kesayangan Rio (Panggilan Putu Satria)," ujar ibu dari Putu Satria, Ni Nengah Rusmini, Kamis (9/5).

Ia menceritakan, Putu Satria sangat gemar dengan sepeda motor tua, khususnya 2 tak. Bahkan ia terus memantau sepeda motornya, pada saat menempuh pendidikan di Jakarta.

Tiga hari sebelum meninggal dunia, tepatnya pada 1 Mei 2024, Putu Satria sempat menelepon ayahnya dan meminta untuk sepeda motornya dipasangi strip (stiker). "Tadi teman-temannya yang datang untuk memasang strip (stiker) di sepeda motor Rio," katanya sembari terisak.

Sepeda motor itu juga sempat dibawa, untuk mengantarkan jenazah Putu Satria pulang ke rumah duka setelah disemayamkan beberapa hari di RSUD Klungkung. "Sepeda motor ini tadi ikut mengantarkan jenazah Rio pulang ke rumah," ungkapnya.

Jenazah Putu Satria tiba di rumah duka sekitar Pukul 07.00 Wita. Jenazah langsung disemayamkan di bangunan Bale Dangin. Rencananya prosesi pengabenan jenazah Putu Satria digelar, Jumat (10/5).

Kasus meninggalnya Putu Satria memasuki babak baru. Polres Jakarta Utara telah menetapkan 3 tersangka lain, dari kasus ini selaim tersangka utama Tegar Rafi Sanjaya (21). Keempat tersangka merupakan taruna tinggal II atau senior dari korban (Putu Satria Ananta Rustika).

Pihak keluarga sudah mengetahui informasi penambahan tersangka itu, Rabu(8/5) sore. "Kemarin sore sudah dapat informasi dari Jakarta. Infonya ada penambahan 3 tersangka, jadi 4 orang," ujar Nengah Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung.

Rusmini menegaskan, pihak keluarga dan kuasa hukum masih terus mencari bukti baru, agar semua pelaku yang ikut melakukan kekerasan terhadap anaknya dapat ditangkap. "Memang dari awal sudah ganjil. Tubuh anak saya banyak luka lebam seperti itu, kok tersangka hanya satu orang. Itu tidak mungkin. Saya yakin pelakunya lebih dari 1 orang," ungkap Rusmini.

Ia akan terus mencari keadilan demi putranya, sampai semua pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. "Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya.

Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," jelas Rusmini sembari meneteskan air mata.
Sementara pihaknya belum menerima permintaan maaf dari pihak keluarga pelaku. "Permintaan maaf belum ada (dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," ungkap Rusmini. (mit)

 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved