Berita Bangli

Sempat Macet, Upah Pungut Desa Penglipuran Bangli Bali Akhirnya Cair

Dana bagi hasil pendapatan dari retribusi pariwisata (upah pungut) di Desa Wisata Penglipuran telah cair.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Suasana di Desa Wisata Penglipuran. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dana bagi hasil pendapatan dari retribusi pariwisata (upah pungut) di Desa Wisata Penglipuran telah cair.

Dana tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan operasional.

Mulai dari gaji pegawai, hingga kegiatan pelestarian budaya. 

Manajer Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa saat dikonfirmasi Jumat 10 Mei 2024 membenarkan hal tersebut.

Dikatakan dia, upah pungut yang diterima sesuai dengan proposal yang diajukan yakni mulai Desember 2023 hingga Februari 2024. 

"Dananya sudah masuk ke rekening desa adat seminggu lalu. Besaran yang diterima sesuai dengan perjanjian kerja sama (PKS) antara desa adat dengan Pemkab Bangli. Di mana desa adat memperoleh 60 persen, dan Pemkab Bangli 40 persen," ujarnya. 

Baca juga: Bagi Hasil Ke Desa Penglipuran Nunggak Selama Empat Bulan, Total Tunggakan Mencapai Miliaran

Sumiarsa menjelaskan Desa Penglipuran memiliki konsep pelestarian.

Karenanya dana upah pungut tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk pelestarian adat istiadat.

Mulai dari menjaga bangunan tradisional yang ada di wilayah Desa Penglipuran, hingga pelaksanaan upacara keagamaan.

"Menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya, salah satunya berkaitan dengan arsitektur bangunan. Ada tiga bangunan yang dikonservasi oleh desa adat. Ketika warga memperbaiki salah satu dari bangunan tersebut, maka warga bisa mengajukan proposal ke desa adat," ucapnya. 

Tiga bangunan tersebut diantaranya angkul-angkul, dapur, dan bale saka enam.

Sumiarsa mengatakan, nominal subsidi dari masing-masing bangunan tersebut sudah diatur pada paruman desa adat.

"Kalau keseluruhan tiga bangunan itu ada di angka Rp 25 juta," sebutnya. 

Tidak hanya pelestarian, dana upah pungut juga dimanfaatkan untuk menggaji kariawan serta pemeliharaan fasilitas penunjang.

Untuk gaji kariawan, Sumiarsa menyebut totalnya ada 60 orang yang gajinya bersumber dari dana upah pungut ini.

"Selain itu dana upah pungut ini juga kami manfaatkan untuk perbaikan fasilitas penunjang serta untuk pengembangan-pengembangan," tandasnya. (mer)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved