Berita Bali

Pertemuan PWF Dibubarkan Ormas, Menteri Basuki: Kalau Ada Aspirasinya Akan Saya Tanya

Pertemuan PWF Dibubarkan Ormas, Menteri Basuki: Kalau Ada Aspirasinya Akan Saya Tanya

Media Center World Water Forum 2024/Nyoman Hendra Wibowo/nym.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) berpegangan tangan dengan Deputy Minister for Water, at the Ministry of Environment Water and Agriculture Arab Saudi Abdulaziz M. Alshaibani (tengah) saat berfoto bersama dengan delegasi Arab Saudi usai upacara penutupan World Water Forum ke-10 2024 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (24/5/2024). 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono buka suara memberikan tanggapan mengenai kegiatan People's Water Forum (PWF) atau Forum Air Milik Rakyat yang dibubarkan paksa oleh ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN).

"Saya kira dan waktu itu diskusi dengan beliau (Presiden World Water Council), PWF itu NGO (Non Goverment Organization) garis keras menurut beliau.

Baca juga: Manuver Klub Jawa Timur di Bursa Transfer Liga 1 2024: Persebaya Tiru Arema FC Gaet Pemain Portugal?

Saya diinformasikan pihak imigrasi ini ada (PWF) apa policy-nya saya tanya beliau. Kemudian keputusannya, let them (biarkan saja mereka) boleh masuk Indonesia," ujar Menteri Basuki, Jumat 24 Mei 2024 usai penutupan World Water Forum ke-10 di BICC, Kawasan Pariwisata The Nusa Dua, Badung, Bali.

Menteri Basuki menambahkan akhirnya kita awasi jangan sampai mereka memprovokasi.

Tapi buat saya biasa saja kalau demo-demo di Indonesia kan biasa saja selama tidak menggangu kita (pelaksanaan World Water Forum ke-10).

Baca juga: Tak Mampu Bendung Tangis, Megawati Soekarnoputri Serukan Semangat Tuntut Penegakan Keadilan

"Nanti kalau ada aspirasinya akan saya tampung. Akan saya datangi, akan saya undang juga. Sama semuanya boleh ngomong kok, ngomong apa saja silahkan," ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

"Menurut saya selama tidak anarkis silahkan. Karena saya juga diskusi dengan Pak Luhut pada intinya tidak dilarang berkegiatan disini selama tidak menggangu," sambungnya.

Presiden World Water Council, Loic Fauchon mengatakan bahwa banyak orang di WWF yang sudah bekerja keras memberikan akses air kepada semua orang yang membutuhkan. 

WWF ini memberikan ribuan solusi konkrit yang dapat diimplementasikan untuk masyarakat dunia termasuk Indonesia.

"Kami membawa ratusan hingga ribuan solusi (akses air) yang kongkret kepada rakyat dunia, khususnya masyarakat miskin," kata Loic.

Diberitakan sebelumnya, Video pembubaran People’s Water Forum (PWF) di Denpasar, Bali kian viral di media sosial.

Kegiatan PWF itu dibubarkan oleh ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN).

Pembina organisasi masyarakat (Ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN), Gus Yadi angkat bicara.

Hal ini sebagai buntut dari pembubaran People’s Water Forum (PWF) yang dituding dilakukan oleh pihaknya beberapa waktu lalu.

Kepada Tribun Bali, Gus Yadi menuturkan pihaknya merangsek masuk ke venue acara pada salah satu hotel di Jl. Hayam Wuruk, Denpasar.

Hal ini disebut dilakukan untuk berdialog dengan para penitia yang menggelar PWF di lokasi tersebut.

Pasalnya, Gus Yadi menilai PWF merupakan kegiatan yang diindikasikan dapat mengganggu perhelatan World Water Forum (WWF) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.


“Waktu itu ada sekelompok orang yg mengatasnamakan PWF. Itu suatu bentuk kelompok yang indikasinya ingin menganggu WWF.”


“PWF Yang dilakukan di sini adalah suatu kegiatan yang ilegal. Kami masuk untuk berdialog dengan panitia,” jelasnya kepada Tribun Bali, Kamis 23 Mei 2024 di Denpasar.


Gus Yadi tak mengelak bila pihaknya berusaha untuk menyetop perhelatan PWF tersebut.


Tak hanya PGN, kata dia, ada sejumlah Ormas lain yang juga turut serta untuk berusaha menghentikan kegiatan.


Ketegangan terus berlanjut hingga terjadi gesekan. Namun, Gus Yadi menuding gesekan itu dipicu oleh pihak panitia penyelenggara.


“Banyak ormas yang datang karena simpati dengan WWF di Bali. Mereka datang dengan semangat nasionalisme. Mungkin ada gesekan, itu karena dipancing oleh mereka. Itu permainan mereka.”


“Ada, ada Aliansi Masyarakat Bali karena simpati. Walaupun tidak terkordinir dengan baik,” jelasnya.


Disinggung soal gerakannya yang merupakan instruksi pejabat, Gus Yadi dengan tegas menepis hal tersebut.


Gus Yadi berdalih, gerakannya bersifat organik dengan Surat Imbauan Gubernur Bali sebagai payung hukumnya.


“Tidak ada perintah dari mana-mana. Ini kita mau diadu lagi. Surat imbauan Gubernur ini kan jadi payung hukum saat ini untuk membuat suasana jadi kondusif,” ujarnya.


Diketahui, PWF mengundang I Dewa Gede Palguna sebagai salah satu pembicara dalam forum tersebut.


Namun, eks Hakim MK itu tak dapat masuk ke gedung acara. Palguna, dikabarkan diadang oleh sejumlah oknum di halaman depan hotel.


Sontak, hal tersebut kemudian viral di media sosial dan mendapat berbagai macam komentar dari warganet.


Bahkan, Anggota DPR RI I Nyoman Parta turut menyayangkan pembubaran forum yang mendiskusikan soal air untuk masyarakat itu.


Menanggapi hal ini, Gus Yadi mengatakan kegiatan WWF baru saja dimulai dan belum menghasilkan kesepakatan.


Sementara itu, kata dia, muncul PWF yang dinilainya mengkontra WWF.


“Kalau mereka untuk masalah air, kenapa tidak ikut masuk mendaftar di sana (WWF),”


“Konferensi WWF ini baru mulai, belum ada apa-apa dihasilkan. sudah mulai mengkontra. Kan lucu. Ini menghayal, tapi yakin benar apa yang dikatakan,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved