Bali United
SOROTAN Coach Teco Dalam Laga Bali United vs Borneo FC, Kurang Tenang Hingga Finishing Buruk
SOROTAN Coach Teco Dalam Laga Bali United vs Borneo FC, Kurang Tenang Hingga Finishing Buruk
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Bali United bermain imbang dengan skor kacamata menghadapi Borneo FC dalam leg pertama perebutan Juara 3 Championship Series BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, pada Sabtu 25 Mei 2024 malam.
Kedua kesebelasan mencoba memecah kebuntuan, Bali United yang bermain di kandang terus berinisiatif menyerang.
Mereka tampil dengan sejumlah peluang dari tendangan bebas Eber Bessa, sundulan Elias Dolah dan peluang lain namun urung berbuah gol.
Begitu pula tim tamu yang tampil lebih lepas dalam pertandingan ini mampu menahan gempuran Serdadu Tridatu.
Bali United sejatinya memiliki percaya diri lebih dengan bermain di hadapan ribuan pendukungnya yang memberikan persembahan terakhir dengan koreografi spesial bergambar pemain senior Fadil Sausu dan maskot Bali United membawa 2 trofi juara Liga 1.
Serdadu Tridatu bermain dengan 10 orang sejak menit ke 60 setelah Eber Bessa menerima kartu kuning kedua dan harus mandi lebih cepat.
Bermain dengan 10 orang, skuat asuhan Stefano Cugurra tidak mengendurkan serangan.
Baca juga: Finishing Melempem, Bali United Tak Pecah Telur Lawan Borneo FC, Huistra Akui Main Hati-hati
Hanya saja beberapa penyelesaian akhir kurang matang dan Dewi Fortuna tampaknya belum berpihak pada tim tuan rumah.
Hingga hanya mampu bermain imbang sampai peluit panjang ditiup wasit Yudi Nurcahya.
Tercatat kedua kesebelasan memiliki 11 tembakan ke gawang.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra mengatakan, pemainnya kurang tenang dalam mengonversi peluang sehingga membuat gagal memetik poin penuh dalam pertandingan ini.
Hasil seri ini bakal menjadi modal Bali United mengarungi leg ke 2 di markas Borneo FC Stadion Batakan untuk memastikan peraih juara ketiga BRI Liga 1, pada Kamis 30 Mei 2024 mendatang.
"Babak kedua punya 10 pemain, pertama kami bertahan bagus, Borneo punya banyak crossing, kami punya organisasi bagus menang banyak bola di area, punya berapa peluang, harus lebih tenang buat finishing lebih bagus buat cetak gol," ujar Teco usai laga.
Coach Teco melakukan antisipasi kecepatan winger Borneo FC dan penguasaan bola sehingga harus menerapkan taktik pertahanan yang lebih pasif ketimbang pertandingan lainnya yang lebih sering bermain winger.
"Kami lawan Borneo, winger mereka punya kecepatan, dribbling bagus, bek kanan kiri kami harus fokus bertahan buat mereka tidak bisa lewat taktik dari kami," jelasnya.
Sementara itu, Pemain Bali United, Rahmat Arjuna, mengatakan bahwa pemain sudah bekerja keras namun seperti dikatakan pelatih bahwa kurang tenang dalam finishing.
"Pemain, kami sudah kerja keras, punya banyak peluang, tapi finishing kurang seperti coach bilang, kami akan berusaha nanti di Batakan tampil lebih baik," kata dia.
Rahmat Arjuna juga berterima kasih kepada Teco, sudah diberi kepercayaan selama musim ini dan akan memberikan performa lebih baik kedepannya.
"Pasti kesempatan yang bagus buat saya dipercaya Coach Teco, saya bermain memberikan yang terbaik, buat kedepannya akan lebih baik lagi," tuturnya.
Sementara itu, Pelatih Borneo FC, Peter Huistra mengatakan, tidak ingin mengambil risiko dan lebih menjaga keseimbangan dalam laga malam ini.
Pertandingan pertama dari dua, bali punya beberapa peluang, kami punya beberapa peluang, tapi jelas kedua tim tidak mengambil risiko. Kedua tim mencoba menjaga keseimbangan.
"Kami bisa melihat pemain lebih lelah di babak kedua. Terutama saat bermain melawan 10 pemain, kami seharusnya bermain lebih menyerang, membuat peluang lebih banyak, tapi 0-0 dan pertandingan selanjutnya di batakan dan kami harus bersiap," kata Huistra.
Huistra sempat mencoba menambah striker Habibi Jusuf menggantikan Wiljan Pluim untuk menemani Felipe Cadenazzi di lini depan, hal itu diantisipasi Teco dengan bermain lebih bertahan karena bermain 10 orang.
"Kami mengubah cara main kalau anda melihat pertandingan dengan baik. Kami menambah striker selain felipe. Kami bermain lebih menyerang," tuturnya.
"Akhirnya, Bali bermain bertahan dengan 10 pemain di depan gawang. Itu juga tidak mudah ditembus. Harus hati-hati juga dengan serangan balik. Jadi itu 0-0 sekarang, pertandingan selanjutnya akan dimulai berimbang," ujarnya.
Huistra mengaku cukup puas dengan hasil ini yang menjadi modal leg kedua di Batakan untuk meraih juara ketiga.
"Biasanya kalau hasil leg pertama 0-0 bagus, artinya harus diselesaikan di kandang. Tapi kami bermain melawan 10 pemain, seharusnya bisa berharap untuk membuat peluang dan bahkan mencetak gol, itu lebih bagus," ujar dia.
Sementara itu, pertandingan ini menjadi pengalaman berharga bagi Alfahrezzi Buffon, pemain muda berusia 18 tahun yang dipercaya oleh Pieter Huistra mengawal lini belakang tim berjuluk Pesut Etam.
Buffon juga mengaku mendapat dukungan penuh dari seniornya SIlverio Junior yang menjadi tandem dalam mengawal sektor pertahanan hingga menyulitkan Bali United.
"Saya rasa ada grogi merasakan banyak pertandingan, senang diberikan kepercayaan, juga dikasih tahu Silverio," tuturnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.