Berita Klungkung
Harga Mahal, SMPN 2 Dawan Klungkung Kesulitan Pengadaan Buku Agama Hindu
Harga Mahal, SMPN 2 Dawan Klungkung Kesulitan Pengadaan Buku Agama Hindu
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
Harga Mahal, SMPN 2 Dawan Klungkung Kesulitan Pengadaan Buku Agama Hindu
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - SMPN 2 Dawan, Klungkung merasa kesulitan untuk pengadaan buku mata pelajaran Agama Hindu melalui dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) lantaran harganya yang mahal.
Hal ini membuat pihak sekolah masih memanfaatkan buku lama, yang secara materi dianggap masih relevan.
Hal ini disampaikan langsung Kepala Sekolah SMP N 2 Dawan, Putu Buditayasa.
Menurutnya harga buku Agama Hindu tinggal SMP harganya mahal, lebih dari Rp100 ribu per buku.
Baca juga: Curhatan Korban Ulah Pati Jembatan Bangkung Terungkap, Ini Penyebab Anak Giri Prasta Ingin Adopsi?
Sehingga tidak memungkinkan pengadaanya melalui BOS (biaya operasional sekolah).
"Dana BOS terbatas, sementara harga buku agama cukup mahal mencapai lebih dari seratus ribu per buku," ujar Putu Budiyasa, Senin (27/5/2024).
Hal itu membuat pihak sekolah masih memanfaatkan Buku Agama Hindu tahun ajaran sebelumnya untuk siswa.
Baca juga: Selamat Jalan Ketut Sutama dan Putu Yasa, 2 Jenazah Berpelukan di Jembatan Bangkung Badung
Mengingat secara materi pelajaran masih relevan dengan kurikulum yang diterapkan.
Hanya saja memang ada beberapa buku yang sudah robek atau rusak. Sehingga pihak sekolah terpaksa harus pengadaan, sesuai jumlah buku yang rusak.
Sementara itu Komisi III DPRD Klungkung menyambangi SMP N 2 Dawan, Senin (27/5/2024).
Dalam kesempatan itu, beberapa permasalahan terungkap mulai dari sekolah yang kekurangan ruang kelas, hingga permasalahan kekurangan guru.
Kedatangan anggota dewan tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi III I Nengah Ary Priadnya, dan dihadiri oleh anggota dewan lainnya, Anak Agung Gede Sayang Supartha, Wayan Buda Parwata, Nengah Mudiana, dan Made Wibawa. Dalam kunjungan tersebut, mereka diterima langsung Kepala Sekolah SMP N 2 Dawan, Putu Buditayasa.
Dalam pembahasan antara anggota dewan dan pihak sekolah, ada beberapa permasalahan yang mencuat. Misalnya pihak sekolah yang masih kekurangan ruang kelas. Sehingga tidak ada lagi siswa yang masuk siang.
"Kalau idealnya semua siswa masuk pagi, sehingga pengawasan dan belajar mengajar di sekolah bisa optimal. Sementara untuk kondisi saat ini kami di SMP N 2 Dawan masih kurang ruang kelas, sehingga siswa kelas VII kami putuskan masuk siang," ungkap Putu Buditayasa, Senin (27/5/2024).
Ia merinci, di SMP N 2 Dawan saat ini terdapat 17 ruang kelas. Sementara untuk kelas VIII dan kelas IX saja sudah terpakai 15 kelas, hanya tersisa 2 kelas. Sementara untuk siswa kelas VII membutuhkan 7 kelas.
"Sehingga kami masih kurang 2 kelas, agar semua siswa bisa masuk pagi," ungkapnya.
Dari segi infrastruktur lainnya, SMP N 2 Dawan juga masih kekurangan tembok. Saat ini hanya di depan sekolah saja yang sudah terbangun tembok.
"Tembok penyengker batu depan saja. Sehingga masih rawan dari sisi keamanan," terang Buditayasa.
Sementara masalah lainnya yang terungkap yakni kekurangan tenaga guru. Di SMP N 2 Dawan saat ini masih kekurangan guru BK (Bimbingan Konseling) dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
"Kurukulum merdeka belajar sebenarnya wajib ada guru TIK. Tapi karena tidak ada Guru TIK, terpaksa kami berdayakan guru matematika, yang kebetulan memahami TIK sedikit-sedikit," jelas Buditayasa. (mit)
Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan di Pesinggahan Klungkung |
![]() |
---|
MAKSA Hubungan Badan, BKW Terancam 12 Tahun Penjara! Bule Kanada Alami Trauma Usai Dipaksa |
![]() |
---|
Turis Kanada Korban Pemerkosaan di Nusa Penida Trauma, Pelaku Datang Tak Diundang |
![]() |
---|
WARNING! Pemeriksaan Pendahuluan BPK, Ditemukan Potensi Kebocoran Pajak di Klungkung |
![]() |
---|
Mesin Pemusnah Sampah yang Putus Kontrak Jadi Sorotan Komisi II DPRD Klungkung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.