Berita Ekonomi
Pasokan Pangan Terpenuhi Hingga Idul Adha, Bapenas Antisipasi Kenaikan Harga Dunia
adan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan beberapa langkah guna mengantisipasi kenaikan harga pangan dunia.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan beberapa langkah guna mengantisipasi kenaikan harga pangan dunia.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan, realita yang terjadi saat ini Harga pangan dunia sedang naik.
Menurutnya, Indonesia perlu tanggap menangani ini agar lonjakan harga tidak separah di negara-negara lain.
"Kalau kita lihat kan hampir semua barang-barang ini naik, hampir semua. Apalagi impor, dolar sekarang Rp 16.000. Antisipasinya produksi dalam negeri," ujar Arief saat dihubungi Kontan, Selasa (28/5).
Baca juga: Libur Panjang Akhir Pekan, Harga Pangan Terutama Bawang Putih Meroket Jadi Rp43.000/Kg
Cara paling penting yang ditempuh Bapanas ialah menjaga cadangan pangan pemerintah.
"Nomor satu itu kita penuhi stok, paling bahaya kalau kita gak punya stok, kita harus punya cadangan pangan," katanya.
Kata Arief, untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan dunia, pihaknya akan memaksimalkan penyediaan cadangan pangan yang berasal dari hasil produksi dalam negeri.
Arief mengaku komoditas yang cadangannya dapat terpenuhi dengan penyediaan dalam negeri yakni beras dan jagung.
Disamping pemanfaatan produksi dalam negeri untuk memenuhi cadangan pangan nasional, Bapanas juga mendorong upaya diversifikasi bahan pangan.
Dia mengaku, untuk saat ini realisasi impor berbagai komoditas pangan masih bergulir untuk mengamankan stok. Untuk beras, kata Arief, realisasinya telah mencapai sekitar 1,5 juta ton dan penyerapan dalam negeri mencapai sekitar 550.000 ton.
Selain antisipasi yang dilakukan Bapanas, Arief juga mengimbau masyarakat untuk tidak boros bahan pangan, makan sesuai kebutuhan, dan tidak membuang-buang makanan.
Baca juga: Emak-Emak di Denpasar Geleng Kepala, Jelang Galungan, Harga Cabai dan Bahan Pangan Lain Naik
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi bilang, Bulog memiliki pasokan beras lebih dari 1,81 juta ton dengan penyerapan dalam negeri mendekati 590.000 ton sampai pada minggu lalu.
Untuk minggu ini, Bayu yakin optimistis penyerapan beras dalam negeri akan tembus di atas 600.000 ton.
Dia mengaku pihaknya terus melaksanakan realisasi impor yang sempat dihentikan pada saat masa panen.
"Kontrak dan komunikasi kita dengan para supplier terus berjalan, sehingga demikian pasokan tetap tersedia meskipun hal itu tidak membuat kemudian terjadi gejolak di pasar internasional," terang Bayu saat ditemui di Bulog Business Distric Garot Subroto, Jakarta, Senin (27/5).
Transaksi Perdagangan Derivatif Crypto Dalam Negeri Naik 61 Persen, Sentuh Rp9,61 T Mei 2025 |
![]() |
---|
107 Perusahaan Ikuti Penilaian IRCA 2025 di Indonesia |
![]() |
---|
Ekspor Manggis Bali Melonjak 395 Persen, 70 Persen Diekspor ke Cina |
![]() |
---|
Tiket Pesawat Turun 10 Persen, BI Bali Nilai Jadi Katalisator Tingkatkan Konsumsi |
![]() |
---|
Menteri UMKM Ungkap Alasan Pasar Tradisional Sepi Pembeli Setelah Direvitalisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.