Sponsored Content
Acara Konsolidasi Pecalang Desa Adat Tanjung Bungkak Sumerta Kelod Pasca Pelaksanaan WWF di Bali
Pecalang Tanjung Bungkak rutin melaksanakan patroli dan sambang ke objek-objek vital dengan harapan wilayah Sumerta Kelod menjadi aman
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bali merupakan barometer pariwisata, baik internasional maupun nasional, dan tak jarang Bali dipilih untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi-konferensi internasional yang dihadiri oleh setingkat Kepala Negara.
Seperti misalnya Bali menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) yang berlangsung di Nusa Dua pada tanggal 20-25 Mei 2024.
Untuk wilayah Desa Tanjung Bungkak, selama ini kita ketahui bersama terdapat objek-objek vital, seperti Kantor Konsulat dan Bundaran Plaza yang sering dijadikan kelompok masyarakat tertentu untuk berunjuk rasa dalam menyuarakan tuntutannya.
Pecalang adalah satuan tugas (satgas) keamanan tradisional masyarakat Bali yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.
Baca juga: Polisi Amankan Pekerja Harian WWF di Bandara Ngurah Rai, Curi Sepeda Motor Rekannya
Pecalang Bali bertugas di tingkat banjar pakraman atau di wilayah desa merupakan mitra Kepolisian dalam menjaga situasi Kamtibmas.
Sehingga untuk menjaga situasi agar tetap kondusif Pecalang Tanjung Bungkak rutin melaksanakan patroli dan sambang ke objek-objek vital dengan harapan wilayah Sumerta Kelod menjadi aman dari gangguan, seperti aksi teror dan aksi unjuk rasa.
Di akhir acara, Bendesa Adat Tanjung Bungkak, Jro Wayan Suja mengucapkan terima kasih kepada Polda telah bekerjasama dengan Pecalang Tanjung Bungkak, dan berkat dukungan masyarakat juga pelaksanaan KTT World Water Forum berjalan aman dan lancar.
Besar harapan ke depan pariwisata Bali berkembang, dan ekonomi bergeliat menuju Bali yang sukses dan aman.
Kumpulan Artikel Denpasar