Berita Badung

Hapus Pelaksanaan Job Fair, Badung Pilih Kerjasama Dengan LPK Untuk Atasi Pengangguran

Kepala Disperinaker Badung: hasil evaluasi menunjukkan bahwa bursa kerja yang diselenggarakan setahun sekali tidak banyak menyerap tenaga kerja

Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Kepala Disprinaker Badung Putu Eka Mertawan - Hapus Pelaksanaan Job Fair, Badung Pilih Kerjasama Dengan LPK Untuk Atasi Pengangguran 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung memilih tidak lagi merancang bursa kerja (job fair) untuk mengatasi pengangguran di Gumi Keris.

Namun Pemkab Badung melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Badung memilih untuk bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).

Kepala Disperinaker Kabupaten Badung, Putu Eka Mertawan, saat dikonfirmasi pada Minggu 9 Juni 2024, mengakui jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa bursa kerja yang diselenggarakan setahun sekali tidak banyak menyerap tenaga kerja.

Karena itu, pola penanganan masalah ketenagakerjaan diubah dengan menggandeng LPK dari hulu.

Baca juga: DiskopUKMP Badung Gelar Pelatihan Kuliner Tradisional Sasar UMKM Agar Lebih Berinovasi

"Bursa kerja tidak efektif, dengan kerjasama LPK, para pencari kerja dilatih dulu sebelum disalurkan sesuai bidang," ujarnya.

Menurutnya, upaya menekan jumlah pengangguran tersebut dipandang positif, karena memberi kepastian kerja.

Apalagi, kebutuhan industri yang kini mengharuskan pekerja memiliki sertifikasi.

Berbeda dengan pola rekrutmen sebelumnya yang tidak mengharuskan pekerja tersertifikasi, kini kompetensi dan kemampuan spesifik menjadi fokus utama.

Ibaratnya kini para pekerja memiliki skil yang bisa digunakan untuk bekerja.

"Kami upayakan kerjasama dengan desa, jadi pencari kerja bisa mendaftarkan diri di desanya, kemudian desa menyalurkan ke LPK dengan dana yang diambil dari dana desa. Dengan begitu nanti mereka sudah siap bekerja sesuai dengan bidangnya," ujar Eka Marthawan.

Diakui kini pekerja harus tersertifikasi. Berbeda dengan dulu asal bisa bahasa bisa masuk ke dunia pariwisata.

"Kalau dulu beda asal bisa bahasa Inggris, entah tamat S1, SMA masuk. Itu dulu polanya, sekarang kemampuannya apa, kompetensinya apa, ini yang dibutuhkan," jelasnya.

Eka Mertawan juga menekankan bahwa penyaluran tenaga kerja tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga mencakup peluang kerja di luar negeri.

"Jadi bukan tertumpu pada job fair saja setahun sekali, pembukaan meriah tapi outputnya rendah kami tidak mau seperti itu," tegasnya.

Seperti diketahui, Disperinaker Kabupaten Badung telah merancang empat inovasi utama untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved