Kebakaran di Bali

PILU, Kakak Beradik Asal NTT Tewas, Korban Tewas Kebakaran Gudang LPG di Denpasar Jadi 5 Orang

Korban meninggal dunia akibat kebakaran gudang elpiji maut di Jalan Cargo Taman 1 Denpasar, Minggu (9/6), bertambah menjadi 5 orang.

|
ISTIMEWA
KORBAN KEBAKARAN - Petrus Jewarut alias Ernus (31) dan adiknya Robi Aprianus Amput (23) semasa hidup. Mereka menjadi korban meninggal dunia akibat kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo Taman 1, Denpasar, Minggu (9/6). Keduanya dipulangkan oleh kerabat, Rabu (12/6), untuk dimakamkan di kampungnya di Manggarai Barat, NTT. 

“Saya bilang seberapa kemampuan mereka jangan tolak, karena ini bukan kehendak kita ini kecelakaan kerja. Syukur perusahan terlibat,” ujarnya. Kata Bernat, perusahaan gas tersebut janji memberikan santunan untuk keluarga korban yang akan ditransfer melalui rekening bank.

Almarhum Petrus Jewarut (Ernus) meninggalkan satu orang istri yang sedang mengandung anak keduanya dan satu orang anak berusia 3 tahun. Istri Ernus baru saja pulang ke kampung halamannya dua bulan lalu. Sedangkan adiknya, yakni Robi Aprianus Amput belum menikah.

KOBARAN API - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar saat memadamkan kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo Taman Denpasar, Minggu (9/6). Dalam peristiwa itu, ada 18 korban terluka bakar.
KOBARAN API - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar saat memadamkan kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo Taman Denpasar, Minggu (9/6). Dalam peristiwa itu, ada 18 korban terluka bakar. (ISTIMEWA)

Sementara itu, dari delapan korban luka bakar pada kebakaran hebat di gudang CV Bintang Bagus Perkasa milik Sukojin (46) warga Denpasar itu sempat dilarikan ke RSUD Mangusada Badung. Tujuh di antaranya dirujuk ke RSUP Ngoerah, dan 1 korban masih dirawat di RSUD Mangusada.

Dirut RSD Mangusada, dr Nyoman Darta mengakui sebelumnya delapan korban dilarikan ke RSUD Mangusada. Hanya saja karena di Mangusada tidak memiliki ruangan atau pelayanan terkait luka bakar, tujuh pasien dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah. "Hari Minggu (9/6) itu sudah langsung kita rujuk ke RSUP Prof Ngoerah atau dikenal dengan Sanglah," ujarnya.

Namun sampai saat ini pihaknya mengaku masih ada satu pasien yang dirawat. Bahkan karena kondisi pasien stagnan atau tidak ada perkembangan, rencananya akan dirujuk juga ke RSUP Prof Ngoerah. "Kita akan rujuk pasiennya, karena kita kan tidak punya ruang pelayanan untuk luka bakar.

Jadinya kita harus rujuk," jelasnya. Kapan akan dirujuk, dr Darta mengaku menunggu kesiapan RSUP Prof Ngoerah. Mengingat saat ini kondisi masih stabil, namun harus perlu penanganan khusus. "Kalau sekarang siap (RSUP Prof Ngoerah, Red), sekarang kita rujuk. Mengingat kami belum memiliki fasilitas menangani pasien khusus luka bakar," katanya. (sar/gus)


YLPK Bali Minta Kasus Diusut

TERBAKARNYA gudang elpiji di Jalan Cargo Taman 1, Denpasar dinilai sebagai peristiwa ironis. Pasalnya belakangan masyarakat, khususnya di Kota Denpasar, sedang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali, Putu Armaya meminta aparat penegak hukum (APH) menindak tegas oknum-oknum yang terlibat dalam dugaan pengoplosan elpiji di gudang yang terbakar di Jalan Cargo Taman I, Ubung.

"Kalau terjadi pengoplosan, kasih tindakan tegas. Tindak tegas. Oknum-oknum polisi yang bermain tindak tegas juga, misalnya oleh Propam. Jadi diawasi. Masalah gudang terdaftar atau tidak, saya tidak tahu. Itu kebijakan Pertamina. Tapi apapun yang terjadi, yang melanggar hukum, tindak saja. Sekarang kan kewenangan Pertamina," kata Armaya, Rabu (12/6).

Dia mengatakan, jangan sampai kasus dugaan pengoplosan tanpa pengawasan ketat sehingga orang leluasa menggunakan elpiji 3 kg bersubsidi yang menyebabkan terjadinya kelangkaan. Bila perlu, menurutnya, pengawasan dilakukan seminggu atau dua minggu sekali.

“Kita awasi. Jangan cuma buat aturan, tapi begitu ada kebijakan baru yang mengharuskan membeli dengan KTP yang mana ujungnya terjadi kelangkaan. Sebelum kebijakan dilakukan, kelangkaan di mana-mana. Sulit orang cari gas. Kan kasihan masyarakat babak belur. Dibikin ribet beli gas 3 kg. Jangan sampai tidak ada pengawasan. Kebijakan yang diterapkan saya yakin akan sia-sia. Ujung-ujungnya masyarakat menengah ke bawah jadi korban. Sulit mencari gas. Tidak bisa memasak. Babak belur cari gas. Kan kasihan," tandasnya.

Dia meminta, kedepannya agar ditindak tegas pihak-pihak yang memang ada unsur pengoplosan dan tidak terdaftar. Laporkan pada APH. Begitu juga dari pihak Polri, tegakkan aturan para pengoplos elpiji "Jangan pandang bulu. Jangan biarkan terjadi kelangkaan di masyarakat. Hak masyarakat pra sejahtera itu dirampas oleh oknum pengusaha yang menggunakan elpiji 3 kg yang seharusnya tidak mereka gunakan," ujarnya.

Pada Keputusan Menteri ESDM nomor 37 tahun 2023 telah ditegaskan bahwa yang berhak menggunakan elpiji 3 kg yaitu rumah tangga prasejahtera, UMKM, nelayan dan petani sasaran. Maka, di luar dari kelompok tersebut diharapkan tidak menggunakan.

"Siapa yang tidak boleh menggunakan LPG 3 kg? Hotel jangan sampai menggunakan LPG 3 kg, restoran, laundry/binatu, las, pembatikan, peternakan, tani tembakau, agar jangan menggunakan. Maka dari penyalurannya harus diawasi ketat di Bali," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved