Berita Bali
Digital Talent Jatim Bali Dikenalkan Green Technology Melalui Hatch X PEDE Bali Cohort
Green technology ini, kata Bonifasius, juga bertujuan untuk mendukung SDGs dan Net Zero Emission (NZE) 2045.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Digital talent di Bali mulai dikenalkan dengan green technology untuk keberlangsungan ekosistem digitalnya.
Green technology sendiri merupakan teknologi hijau yang salah satu implementasinya pada kegiatan mengonversi energi dari bahan bakar menjadi berbasis elektrik.
Nantinya para digital talent ini akan dikenalkan program green technology melalui Hatch x PEDE (powerings entrepreneur for digital excellence) Bali Cohort.
Hal tersebut disampaikan oleh Bonifasius Pudjianto selaku Direktur Ekonomi Digital, Kominfo RI saat ditemui di Digital Adoption for Green and Climate Sustainbility, di Markas IT Bali, Jumat 21 Juni 2024.
Baca juga: Layanan Digital Tingkatkan Nasabah di Bali, Kredit CIMB Niaga Mengucur Deras, UMKM Mudah Akses
“Jadi ini launching roadshow dari Kominfo RI dengan UK Indonesia Tech HUB, khususnya terkait tumbuh kembangnya entrepreuner berbasis digital yang memanfaatkan teknologi untuk membangun digital ekonomi. Karena digital luas, ini fokusnya dirintis untuk green teknologi demikian juga sustainbility,” jelas Bonifasius.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, idealnya nanti akan semakin banyak anak muda dari Bali yang bergabung dalam program Hatch x PEDE (powerings entrepreneur for digital excellence) Bali Cohort.
Pendaftaran program ini akan dibuka pada 14 Juli 2024 dan rencananya program ini akan berjalan sampai September 2024 atau tiga bulan lamanya.
Yang menarik nantinya akan dibahas apa problem yang dihadapi oleh masyarakat untuk isu green technology ini dan solusinya.
Biasanya solusi itu diiringi memperhitungkan faktor bisnisnya.
Green technology ini, kata Bonifasius, juga bertujuan untuk mendukung SDGs dan Net Zero Emission (NZE) 2045.
“Bali terkenal pariwisata tapi jangan semuanya ditumpahkan di pariwisata saja. Kalau ada apa-apa seperti Pandemi Covid-19 stagnan. Core Bali tidak hanya pariwisata bisa jadi hub tempat bertemunya inovator, founders, dan ciptakan start up baru,” katanya.
Sementara itu, Divika selaku Enterprise Development Lead in Stela IT mengatakan tujuan lain diadakan program ini adalah memperkuat ekosistem digital yang ada khususnya di Jawa Timur dan Bali.
Ia juga menjelaskan program Hatch x PEDE (powerings entrepreneur for digital excellence) Bali Cohort ini khusus untuk penggiat greentake sektor yang memiliki ide atau produk atau solusi di bidang green, climat, seperti agricultur atau pertanian.
“Jadi ini memperkuat yang sudah mulai bisnisnya agar memiliki bisnis yang lebih sustain dan luas lagi,” ujar Divika.
Ketika disinggung bagaimana ekosistem digital Jawa Timur dan Bali, Divika menerangkan di Bali sendiri sudah banyak kehadiran digital nomad, digital start up yang sudah berkembang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.