Sponsored Content

WASPADA Haid Tidak Normal, Hati-hati Miom dan Kista Kandungan, Simak Penjelasannya!

Menstruasi berlebihan dan tidak lancar, bisa menjadi sinyal adanya gangguan pada organ reproduksi yang mengarah pada kista atau miom.

ISTIMEWA
Ilustrasi - Menstruasi berlebihan dan tidak lancar, bisa menjadi sinyal adanya gangguan pada organ reproduksi yang mengarah pada kista atau miom. 

TRIBUN-BALI.COM – Menstruasi berlebihan dan tidak lancar, bisa menjadi sinyal adanya gangguan pada organ reproduksi yang mengarah pada kista atau miom.

Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan menstruasi, hingga menganggu kualitas hidup akibat rasa nyeri berlebihan yang ditimbulkan.

Menurut Dokter Obstetri dan Ginekologi Mayapada Hospital Surabaya, dr Robert Hunan Sp.OG D.MAS F.MIS, bila merujuk pada kata tumor kandungan, dua terbanyak diantaranya yaitu Miom dan Kista.

“Yang pertama harus diketahui apa itu kandungan atau organ genital internal wanita. Jadi ada yang namanya uterus atau badan rahim, lalu mulut rahim atau serviks dan vagina di bawahnya.

Di samping kanan kiri dari uterus, terdapat saluran telur atau tuba falopi dan setelahnya ada ovarium atau indung telur. Dari organ kandungan ini, 2 terbanyak yang dijumpai adalah kista ovarium dan miom uteri (rahim),” urainya.

Baca juga: Sembunyikan Narkoba di Kemaluan, 5 Napi Konsumsi Narkoba di Lapas, Jaringan Kampung Ambon Masuk Bali

Baca juga: DENDA Diusulkan Pj Gubernur Bali di Perubahan Perda, Jika Wisman Tak Bayar Pungutan Rp150 Ribu!

Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di jaringan ikat atau otot pada rahim wanita. Berbeda dengan miom, kista merupakan kantung berisi cairan, udara atau lainnya yang menempel pada organ terdekat.

Kista biasanya muncul di bagian tubuh mana saja, seperti di hati, ginjal, dan payudara. Namun, lebih sering berkembang di daerah ovarium.

Sementara kista ovarium adalah cairan terbungkus kapsul yang menempel atau berada di dalam ovarium. Sekitar 10 persen wanita mengalami kista ovarium, dengan jenis paling sering adalah kista fungsional lalu yang kedua adalah kista endometriosis atau kista coklat.

“Kalau miom uteri atau fibroid, merupakan gumpalan daging yang menempel atau berada di dalam rahim, yang bisa dijumpai pada sekitar 20-30 persen wanita, merujuk pada jurnal medis Global epidemiological characteristics of uterine fibroids pada tahun 2023,” lanjutnya.

Untuk gejala dari kista dan miom sangat bervariasi. Kista ovarium umumnya asimptomatik atau tanpa gejala, jadi baru terdeteksi saat seorang wanita melakukan general check-up dengan metode USG.

Pada kista ovarium yang bergejala, yang paling sering adalah nyeri haid pada kista endometriosis atau nyeri perut mendadak pada torsio atau terpuntir dan ruptur atau pecahnya kista ovarium.

“Sedangkan pada miom uteri, seringkali dijumpai gejala menstruasi banyak, memanjang atau nyeri haid. Juga bisa dijumpai keluhan benjolan atau perut membesar pada miom yang ukuran nya sudah besar,” jelas dr.Robert yang pernah menempuh pendidikan fellowship dan bekerja di KK Hospital, rumah sakit ibu dan anak terbesar di Singapura.

Dikatakan Dokter Robert, tidak semua kista atau miom harus dilakukan operasi. Sebagian dari kista fungsional dan kista endometriosis berukuran kecil bisa saja mengecil atau hilang.

Sama dengan miom uteri, jenis yang berukuran kecil bisa saja dibiarkan dan cukup dipantau saja.

“Tapi bila kista ovarium atau miom uteri berukuran diatas empat sentimeter dan sudah menimbulkan keluhan, atau dalam observasi didapatkan makin membesar. Maka sangat layak dipertimbangkan untuk tindakan operatif mengambil kista atau miom tersebut,” urainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved