Olimpiade Paris 2024

Kontingen Indonesia Untuk Olimpiade Paris 2024 Dikukuhkan, Doa Ayah Dari Bali Untuk Desak Made Rita

Kontingen Indonesia Untuk Olimpiade Paris 2024 Dikukuhkan, Doa Sang Ayah Dari Bali Untuk Desak Made Rita, Sebut Pencapainnya Adalah Mukjizat Tuhan

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Istimewa
Atlet panjat tebing Bali, Desak Made Rita - Kontingen Indonesia Untuk Olimpiade Paris 2024 Dikukuhkan, Doa Sang Ayah Dari Bali Untuk Desak Made Rita, Sebut Pencapainnya Adalah Mukjizat Tuhan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Atlet Panjat Tebing asal Bali, Desak Made Rita menjadi satu dari 29 atlet yang dikukuhkan untuk mewakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024 melalui cabang olahraga Panjat Tebing. 

Doa mengalir dari sang ayah, Dewa Putu Sekar untuk sang putri yang akan berjuang di ajang olahraga bergengsi internasional yang untuk kali pertama diikuti itu setelah resmi dikukuhkan sebagai kontingen Indonesia di Jakarta, pada Rabu 10 Juli 2024. 

Harapan kami sebagai orang tua, paling utama adalah Desak bisa melaksanakan, mencapai apa yang menjadi target dari Federasi Panjat Tebing Indonesia, Desak cerita kalau mendapat target emas," ungkap Dewa saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon, pada Rabu 10 Juli 2024. 

"Kami sebagai orang tua tidak ada target khusus, saya serahkan kepada Tuhan apa yang menjadi karunia beliau agar apa yang menjadi impian anak kami dimudahkan," sambungnya. 

Dewa Putu sebagai ayah optimis dalam Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) yang dijalani Desak, membuatnya matang dari segi mental untuk bertanding di Olimpiade. 

Tentu menjadi juara dunia 2023 kategori kecepatan putri di ajang IFSC World Championship 2023 di Bern, Swiss menjadi modal berharga bagi Desak menghadapi Olimpiade Paris ini. 

Baca juga: Transfer Liga 1: Rekap Daftar 11 Pemain Bali United yang Keluar, Terbaru Ada Nama Tegar Infantrie

"Dia kan pertama, pasti secara mental ada deg-degan namanya event besar, tapi harus percaya diri melalui bimbingan, arahan, spirit selama di Pelatnas, saya minta jalankan itu dengan baik," ugkapnya.

Pada akhir tahun lalu saat berkesempatan pulang ke kampung halamannya di Bali, Desak bersama keluarga menyempatkan bersembahyang di Merajan keluarga dan Pura di Kabupaten Buleleng. 

"Tidak menjalankan persembahyangan khusus, yang pasti bersyukur, memohon ampun apa yang menjadi karunia bagi Desak setelah anak saya mencapai level atlet Pelatnas bersyukur meski bukan dari keluarga atlet, bagi kami ini mukjizat karunia Tuhan," ucap dia

Dewa Putu mengisahkan, anak kedua dari 3 bersaudara itu sudah menggemari permainan panjat tebing sejak duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar karena bibinya yang merupakan atlet panjat tebing tapi di level daerah.

"Desak ikut bibinya lihat latihan, jadi itu dari kelas 2 SD, intinya dulu hanya bermain-main saja tidak ada feeling menjadi atlet, karena kami tidak ada bibit atlet," bebernya. 

Dewa juga bercerita bahwa adik Desak yang kini naik ke kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga ingin mengikuti jejak kakanya, namun takdir berkata lain, sang adik tidak bisa meneruskan angan-angan menjadi seperti kakaknya karena menderita penyakit asam lambung akut.

"Adiknya sudah dapat tanding di daerah, tapi jalan hidup tidak bisa ditebak, adiknya kena asam lambung akut, akhirnya berhenti dari 2 tahun lalu," tuturnya.

Sang ayah meskipun dari jauh terus memberikan pesan kepada Desak agar dengan pencapaiannya sekarang ini tetap rendah hati, tidak bersikap sombong, menjadi manusia sederhana pada umumnya saja. 

"Kami ini kan berawal dari keluarga orang desa, tidak dari kalangan berpendidikan, tidak ada saya penngalaman olahraga juga, doa kami mental dan rohani Desak selalu terjaga, patuhi apa yang menjadi aturan Pelatnas, tunduk dan patuh kepada pelatih," pungkas Dewa. 

Dalam wawancara Tribun Bali dengan Desak Made Rita sebelumnya, atlet panjat tebing sarat prestasi asal Bali mengaku sudah terbayang-bayang untuk bisa naik podium di Olimpiade Paris, Prancis 2024, itu menjadi afirmasinya saat ini. 

Saat itu Desak tengah menjalani Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Bekasi, Jawa Barat yang dimulai sejak tahun 2020 lalu untuk diproyeksikan dalam ajang Asian Games 2022 dan Olimpiade Paris 2024. 

Desak sukses mengharumkan nama Indonesia dan Bali setelah meraih berhasil medali emas nomor speed puteri dan perak pada Speed Woman Relay (beregu) pada Asian Games 2022 Hangzhou dengan rekor waktu fantastis, 6,364 detik, sekaligus memecahkan rekor di Asian Games. 

Sukses di Asian Games, kini Desak mengaku fokus penuh berlatih keras dalam Pelatnas untuk sukses di dalam Olimpiade Paris 2024. 

"Memang pelatnas jangka panjang yang memang sudah dipersiapakan dari tahun 2020 untuk Asian Games dan Olimpiade Paris 2024," ujar Desak. 

Desak yang memiliki waktu tercepatnya 6,36 detik bertekad mengejar waktu panjat tebing tercepat dunia saat ini dengan durasi 6,24 detik. Di seri kejuaraan dunia pun Desak sudah memasuki 4 besar, bukan tidak mungkin sejarah bakal diukir perempuan berparas cantik asal Desa Sambangan, Sukadasa, Buleleng ini. 

Desak, yang pada 24 Januari 2024 genap berusia 23 tahun ini memiliki harapan besar untuk bisa menorehkan sejarah dan meraih waktu tercepat dunia, dengan target pribadinya 5,99 detik. 

"Untuk catatan waktu iya (tercepat di Indonesia,-Red), tapi untuk sejarah menurut saya masih belum kalau saya belum mencapai target pribadi saya di 5.99 detik dan menang di olimpiade nanti," tekadnya.

Perempuan dengan almamater Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Ganesha ini mengaku dalam motivasi tinggi untuik memberikan yang terbaik di setiap sesi, baik saat latihan maupun kompetisi. 

"Pastinya saya selalu ingin menjadi yang terbaik, di setiap sesi latihan dan di kompetisi dan selalu membayangkan podium di olimpiade," bebernya. 

Ada tiga kunci yang menjadi daya energi Desak untuk mempersembahkan medali demi medali untuk bangsa dan negara Indonesia

"Untuk saya pribadi yang terpenting lebih ke fokus berlatih, disiplin dan sembahyang," tuturnya. 

Menatap Olimpiade Prancis 2024 , Dedak mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, seperti dari PJ Gubernur Bali, Sang Made mahendra Jaya hingga Ketua Komite olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan saat Desak beraudiensi di Bali serta menerima reward senilai Rp 85 juta atas prestasinya. 

"Pemrov Bali selalu mendukung atlet-atlet Bali yang berprestasi, sangat bersyukur menjadi salah satunya dan semoga teman-teman atlet bisa termotivasi dengan adanya bonus seperti ini," bebernya. 

Apa yang terbentuk dalam diri Desak dan segala prestasi yang diraihnya tentu tidak instan, berbekal kegemaran memanjat, Desak mengabaikan rasa sakit di setiap latihan keras untuk selalu bisa memberikan hasil yang terbaik.  

"Dari awal saya mencoba memanjat dinding panjat tebing saya rasa saya sangat mencintai panjat tebing. Walaupun latihannya yang keras, badan sering sakit selesai latihan tapi keesokannya saya tetap berangkat ke tempat latihan dengan motivasi ingin menyelesaikan jalur kalau manjat lead dan memperkecil waktu jika manjat speed. Itu waktu saya masih berlatih di kabupaten," papar dia.

Desak menceritakan, kegemarannya terhadap olahraga panjat tebing bermula saat ia diajak oleh sang bibi melihat olahraga tersebut, kini justru Desak tumbuh dan berkembang menjadi aktor utama panjat tebing.

"Memanjat itu keinginan dari diri sendiri setelah diajak melihat olahraga panjat tebing oleh bibi saya," ujarnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved