Bali United

KATA Pelatih Bali United Soal Isu Match Fixing Musim Lalu, Teco Imbau Para Pemainnya Agar Tak Curang

KATA Pelatih Bali United Soal Isu Match Fixing Musim Lalu, Teco Imbau Para Pemainnya Agar Tak Curang

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Solo
I Made Andika Wijaya mendapat kartu kuning saat laga Persis Solo vs Bali United di Stadion Manahan Solo pada 15 September 2022 - KATA Pelatih Bali United Soal Isu Match Fixing Musim Lalu, Teco Imbau Para Pemainnya Agar Tak Curang 

TRIBUN-BALI.COM - Jelang gelaran Liga 1 2024/2025, Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, angkat bicara mengenai dugaan skandal mafia sepak bola dan pengaturan skor di akhir kompetisi Liga 1 musim lalu.

Saat itu, klub-klub peserta Liga 1 2023/2024, baik di papan atas maupun bawah, berlomba-lomba mengamankan posisi mereka.

Tim papan bawah berjuang lolos dari degradasi, sementara tim papan atas bersaing untuk Championship Series.

Isu pengaturan skor tersebut kemudian diselidiki oleh Satgas Anti Mafia Bola, namun hingga akhir kompetisi, dugaan tersebut tidak terbukti.

Isu ini pertama kali mencuat setelah kemenangan telak Bhayangkara FC atas Persik Kediri dengan skor 7-0, yang menimbulkan kecurigaan publik terhadap adanya pengaturan skor yang diselidiki oleh Satgas Anti Mafia Bola.

"Menurut saya, harus ada bukti yang jelas dan sanksi tegas bagi pemain atau wasit yang terlibat dalam pengaturan skor," tegas Coach Teco pada Minggu, 14 Juli 2024.

Baca juga: UPDATE 7 Pemain Asing Bali United Untuk Liga 1 2024/2025, Terbaru Ada Everton Nascimento

Teco juga mengedukasi pemainnya agar tidak terjebak dalam skandal pengaturan skor, karena hal itu merusak semangat fair play sebagai atlet.

"Pemain, pelatih, bekerja setiap hari untuk memberikan yang terbaik. Tidak boleh curang, tapi semua harus berdasarkan bukti," tambahnya.

 

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga menyatakan sikap tegas dalam melawan pengaturan skor.

"Kami terus mendorong liga melawan match fixing. Tidak ada tempat bagi agen, pemain, pelatih, manajer klub, atau pengurus PSSI yang terlibat match fixing," tegasnya.

Baca juga: Ilija Spasojevic Kembali ke Bhayangkara FC Usai Hengkang Dari Bali United, Siap Ukir Sejarah!

Erick Thohir menambahkan bahwa siapa pun yang terlibat dalam pengaturan skor akan dihukum seumur hidup dari sepak bola nasional, dan pihaknya akan menggunakan teknologi serta memperbaiki sistem untuk mendukung hal ini.

Sebelumnya, Tribun Bali melaporkan bahwa beberapa hasil pertandingan di empat pekan terakhir kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 menimbulkan kecurigaan publik.

Salah satu yang paling disorot adalah kemenangan telak Bhayangkara FC atas Persik Kediri.

Bhayangkara FC, yang sebelumnya hanya memenangkan satu dari tujuh laga terakhirnya, tiba-tiba menang 7-0 melawan Persik Kediri yang saat itu berada di peringkat 7.

Laga ini dianggap oleh warganet sebagai upaya menyelamatkan Bhayangkara FC dari zona degradasi, terutama karena kemenangan besar tersebut menjadi yang terbesar musim ini bagi Bhayangkara FC.

Persik Kediri, yang sebelumnya menang 2-0 dalam pertemuan pertama, tidak mampu mengulang performa tersebut.

Selain itu, gol bunuh diri pemain Persikabo 1973, Muhammad Kemaluddin, saat melawan Bali United, menambah kecurigaan pecinta sepak bola.

Dalam laga itu, Bali United kalah 3-2 dari Persikabo yang sudah dipastikan terdegradasi.

Laga antara Borneo FC dan Madura United juga menimbulkan kecurigaan setelah Madura United menang telak 4-0 atas Borneo FC, yang sudah mengamankan tiket Championship Series.

Gol-gol yang tercipta dinilai mencurigakan karena pemain Borneo FC dianggap tidak serius dalam menghalau serangan.

Menanggapi kekalahan telak dari Bhayangkara FC, manajemen Persik Kediri menyampaikan kekecewaan dan mengecam tindakan match fixing.

Mereka juga melaporkan pertandingan tersebut ke Satgas Anti Mafia Bola.

"Manajemen Persik Kediri menyampaikan kekecewaan atas performa tim yang mengecewakan dan meminta maaf kepada fans serta masyarakat Indonesia. Kami segera melakukan evaluasi bersama jajaran pelatih dan pemain setelah pertandingan," demikian pernyataan resmi mereka.

"Persik Kediri menjunjung tinggi azas fair play dan tidak akan menerima tindakan yang mencoreng marwah sepak bola. Kami akan berkomunikasi dan melaporkan kepada Satgas Anti Mafia Bola," lanjut pernyataan tersebut.

Manajemen Persik Kediri juga berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas pemain di sisa laga Liga 1 BRI 2023/2024.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved