Hari Raya Saraswati

Makna Nasi Kuning saat Banyu Pinaruh, Memohon Berkah Kepada Tuhan

Nasi kuning sering digunakan sebagai sesajen saat Hari Raya Banyu Pinaruh, sehari setelah Hari Saraswati.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Kartika
Makna Nasi Kuning saat Banyu Pinaruh, Memohon Berkah Kepada Tuhan 

TRIBUN-BALI.COM - Berikut ini makna nasi kuning saat Banyu Pinaruh.

Nasi kuning sering digunakan sebagai sesajen saat Hari Raya Banyu Pinaruh, sehari setelah Hari Saraswati.

Di berbagai daerah, nasi kuning ini disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti nasi dirah atau nasi yasa.

Meskipun nasi kuning merupakan sesajen wajib saat Banyu Pinaruh, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tujuan dari persembahan ini.

Nasi kuning merupakan simbol penting dalam teologi Hindu.

Pada hari Saniscara Umanis Watugunung, yang merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati, nasi kuning digunakan sebagai bagian dari pemujaan.

Baca juga: Mantra dan Doa saat Hari Raya Saraswati Lengkap Dengan Arti, Pemujaan Untuk Dewi Ilmu Pengetahuan

Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, perlu diketahui bahwa Hari Saraswati bukanlah hari turunnya ilmu pengetahuan, melainkan hari pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam aspeknya sebagai dewa ilmu pengetahuan, manifestasinya adalah Bhatari Saraswati, sakti dari Bhatara Brahma.

Brahma sebagai pencipta tidak lengkap tanpa ilmu pengetahuan.

Dalam lontar Chandogya Upanisad disebutkan bahwa penciptaan tidak akan terjadi tanpa ilmu pengetahuan, kemajuan tidak ada tanpa penciptaan, dan kebahagiaan tidak terjadi tanpa kemajuan.

Pada Hari Saraswati, pikiran manusia harus diberdayakan.

Ketika kita memohon berkah kepada Tuhan, kita menggunakan sesajen nasi kuning.

Selain itu, bila kita berbicara sesuai bahasa tupeng, ketika kita ingin sebuah pemikiran intelegensi, intelektual, dan spiritual, mestinya manusia harus kembali pada tatanan yang hening.

Dalam hal ini, maksud hening adalah ketika kita memohon berkah pada Tuhan.

Dan, dalam memohon berkah inilah kita menggunakan sesajen nasi kuning.

Lalu apa nasi kuning itu, bila kita merujuk dari sastra Dewata Nawa Sanga, kuning merupakan warna Bhatara Mahadewa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved