Penerapan Kurikulum Merdeka 2024/2025, Kepala Sekolah di Bali Nilai Murid Belum Terbiasa

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Beberapa Kepala Sekolah Bali tanggapi penerapan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran Baru 2024/2025, di mana menghapuskan penjurusan IPA, IPS dan Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 SMA.

I Gede Eka Mahendra selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Denpasar mengatakan nantinya setelah naik kelas 2 SMA, siswa-siswa ini baru dilakukan penjurusan.

“Tergantung sekolahnya berapa buka paket kalau di SMAN 2 Denpasar buka paket ada yang ke hukum, sosial, dan bahasa,” jelas Eka, Kamis 18 Juli 2024.

“Bukan dihapus dalam artian tidak ada jurusan itu tetapi secara umum sekarang. Kalau mereka senang ke kedokteran bisa mengambil IPA. Tidak kayak dulu kelas 11 baru mereka memilih minatnya sesuai di perguruan tinggi dan kita menyesuaikan saja,” imbuhnya.

Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 10 Halaman 33 34, Kurikulum Merdeka: Mekanisme Pembagiaan Kekuasaan

Menurut Eka hal ini kembali lagi pada kesiapan guru-guru di sekolah.

Tidak mungkin sekolah membuka paket yang jurusannya tidak ada.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Denpasar, M. Rida mengatakan, siswa-siswa masih belum terbiasa untuk Kurikulum Merdeka ini.

“Anak-anak belum terbiasa. Yang kedua, sesuai tujuannya dia mau cari jurusan teknik dan dokter. Ada pemerataan dan keadilan begitu. Begitu saja lah kami menunggu dari Kemendikbud teknisnya,” ucap, Rida.

Rida menambahkan, ia juga masih menunggu instruksi lebih lanjut untuk penerapan Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Denpasar. Ia mengakui ini masih menjadi polemik.

“Memang ini jadi polemik anak-anak sudah dengar begitu. Itu mungkin diterapkan siswa baru. Siswa kelas XI dan IX sudah penjurusan. Di SMAN 1 Denpasar IPA dan IPS. Bahasa peminatnya tidak ada,” tutupnya.

Kumpulan Artikel Bali