Berita Denpasar
Denpasar Peringkat 3 Nasional Kota Minim Warga Miskin Luar Jawa, Pemkot Gelontorkan Rp 15 Miliar
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pihaknya menargetkan angka kemiskinan di Denpasar bisa nol persen.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tahun 2024 ini, Denpasar dinobatkan peringkat ketiga Kota Paling Minim Warga Miskin di Luar Jawa.
Persentase Kota Denpasar yakni 2,59 persen atau berada di bawah Balikpapan dengan persentase 2,23 persen dan Sawahlunto dengan persentase 2,33 persen.
Data ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI pada Maret 2024.
Terkait hal itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pihaknya menargetkan angka kemiskinan di Denpasar bisa nol persen.
Baca juga: Wali Kota Denpasar Jaya Negara Hadiri Bhayangkara Touring 2024
Apalagi akhir tahun 2024 ini, pemerintah pusat mencanangkan kemiskinan ekstrem bisa nol persen di tahun 2024 untuk seluruh Indonesia.
"Kami optimis kemiskinan khususnya kemiskinan ekstrem bisa nol persen. Dan saya kira secara angka sudah nol persen," katanya, Selasa 6 Agustus 2024.
Ia menambahkan, untuk menangani kemiskinan ekstrem pihaknya menggelontorkan Rp 7 miliar.
Selain itu, pada setiap OPD juga sudah dilakukan intervensi seperti Perkim dengan bedah rumah dan Dinas Sosial dengan berbagai pelatihan.
"Kalau ditotal hampir Rp 10 sampai Rp 15 miliar kami gelontorkan untuk menangani kemiskinan ekstrem," katanya.
Arya Wibawa menambahkan, untuk kendala yang dialami yakni data yang turun dari pusat saat dilakukan verifikasi ke lapangan ada perbedaan.
Dalam data tersebut tercantum jika masyarakat yang disurvei tidak bekerja, namun saat diverifikasi sudah bekerja.
"Tim pusat turun saat pandemi dan pasca pandemi kan mereka belum bekerja, sekarang kami verifikasi lagi mereka sudah bekerja," katanya.
Ia menambahkan kini pihaknya juga menjaga warga yang berada di jurang kemiskinan agar tidak menjadi miskin.
Di mana warga yang berada di jurang kemiskinan ini berpenghasilan lebih sedikit di atas Rp 752 ribu per bulan.
"Kami intervensi itu, jangan sampai di jurang kemiskinan jadi miskin," katanya. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.