Wisata Bali
Wisata Tukad Bindu Denpasar yang Terlupakan, Harapan Bangkit Lagi ke Masa Jaya
Tukad Bindu menyediakan areal jogging track, dan beberapa alat olahraga yang bisa kalian manfaatkan ketika berkunjung kemari.
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Di tengah aktivitas perkotaan Denpasar, Bali, ternyata masih menyisakan beberapa spot wisata tersembunyi, salah satunya adalah Tukad Bindu.
Berlokasi di Jalan Turi, Kesiman, Denpasar Timur, Bali, Tukad Bindu merupakan sebuah objek wisata Sungai.
Di mana kalian bisa bermain, bersantai, bahkan melakukan olahraga di sana.
Pada awalnya Tukad Bindu hanya sebuah sungai biasa, namun dimulai pada tahun 2010 secara bertahap, para masyarakat sekitar berinisiatif untuk memanfaatkan potensi lain dari sungai tersebut untuk dijadikan tempat wisata.
Baca juga: Jumlah UMKM di Denpasar Capai 32.626 Unit, Diskop Sediakan Pendampingan untuk Pembuatan NIB
Akhirnya usaha rakyat sekitar dan bantuan pemerintah membuahkan hasil dengan dibukanya secara resmi objek wisata Tukad Bindu pada tahun 2017.
Tukad Bindu sendiri menyediakan areal jogging track, dan beberapa alat olahraga yang bisa kalian manfaatkan ketika berkunjung kemari.
Terdapat pula areal bermain anak-anak yang lumayan lengkap, seperti perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, dan rumah-rumahan.
Terdapat pula areal private meeting yang bisa kalian gunakan untuk melakukan beberapa kegiatan.
Suasana sejuk dan asri yang sangat sulit didapatkan lagi di Kota Denpasar ini, dapat kalian nikmati di Tukad Bindu.
I Komang Suryawan salah satu tim satgas kebersihan kelurahan kesiman memaparkan, “saat ini situasinya sepi sih, kemungkinan karena akses jalan, soalnya lumayan jauh kalau nyari jalan ke sini dari tempat parkir.”
“Sampah daun sama sampah kiriman sungai juga jadi masalah, dulu sempet kita buatkan jaring sampah, tapi rusak seiring waktu” tambahnya.
Namun tidak hanya itu, terlihat beberapa fasilitas sudah ada yang terbengkalai.
“Ya, masalah dana sama tenaga kerja sebenarnya, awal-awal kita dibantu sama kelurahan, terus kita disuruh untuk ngelola secara mandiri, awal-awal itu baik jalannya 1-2 tahun pertama bahkan sempet viral juga, makin ke sini agak sepi, jadi itu warung-warungnya pergi, kurang tenaga kerja juga, jadi ya seadanya gitu,” ungkap pak Suryawan.
Sangat tidak mudah untuk mengurus wisata Tukad Bindu ini, banyak terdapat tantangan dan permasalahan yang dihadapi selama ini.
Para warga juga sering ambil andil dalam kegiatan gotong royong bersama untuk merawat objek wisata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.