UMKM Bali
Mie Kelor Gud: Inovasi Makanan Sehat dari Tabanan Bali yang Kaya Gizi Tanpa Bahan Kimia
Pucang Wangi/ Mie Kelor Gud adalah sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang makanan sehat, dengan produk utama berupa mi
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Mie Kelor Gud: Inovasi Makanan Sehat dari Tabanan Bali yang Kaya Gizi Tanpa Bahan Kimia
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Pucang Wangi/ Mie Kelor Gud adalah sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang makanan sehat, dengan produk utama berupa mie yang terbuat dari olahan daun kelor.
Berlokasi di Jl. Batur Pucangan No. 6, Buahan, Tabanan, Bali, usaha ini dikelola oleh bapak Wayan Sumerta Dana Arta, yang akrab disapa bapak Wayan Mokoh, seorang pengusaha berusia 53 tahun.
Usaha ini lebih dikenal dengan nama Mie Kelor Gud.
Baca juga: UMKM Ata Aksana Raya: Kerajinan Tangan Berkualitas dari Karangasem Bali
Pak Wayan Sumerta memulai bisnis ini pada akhir tahun 2020, tepat di tengah masa pandemi COVID-19.
Terinspirasi dari situasi pandemi yang mengharuskan banyak orang untuk lebih sering berada di rumah, Pak Wayan melihat peluang ketika sebagian masyarakat di sekitarnya memilih membuat mie instan karena kemudahannya.
Namun, ia juga menyadari bahwa mie instan mengandung banyak bahan kimia yang kurang sehat jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Dalam situasi tersebut, Pak Wayan menemukan fakta menarik bahwa daun kelor mengandung banyak sekali vitamin dan nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan.
Baca juga: Total Transaksi PKB 2024 Tembus Rp 12 Miliar, Stok Dagangan UMKM Kuliner Habis Setiap Hari
Hal ini menjadi titik awal perjalanan usahanya.
Selain itu, ia juga menyadari bahwa banyak anak-anak dan orang dewasa di sekitarnya cenderung sulit untuk mengonsumsi sayuran secara rutin.
Dari sinilah lahir ide untuk mengolah daun kelor menjadi mie yang kaya akan nutrisi.
“Awalnya waktu masa pandemi saya ada kepikiran setelah melihat anak-anak suka sekali sama mie, tapi itu ngga sehat karena kandungan kimianya."
Baca juga: Pemprov Jateng Pasarkan Produk 20 UMKM ke Pasar Internasional
" Kebetulan saya dapat info, ternyata daun kelor banyak kandungan vitaminnya. Di sini saya mulai membuat mie dari daun kelor tanpa kandungan kimia,” ungkap Pak Wayan Sumerta.
Mie Kelor Gud tidak hanya berbeda dari segi bahan baku, tetapi juga dari segi kualitas dan kandungan nutrisinya.
Pak Wayan menekankan bahwa mie buatannya memang sedikit lebih mahal dibandingkan mie biasa, namun kaya akan vitamin yang penting untuk tubuh, seperti vitamin A, vitamin C, serta kandungan kalsium yang tinggi.
Baca juga: Paling Memuaskan, E-Commerce Ini Jadi Andalan Pembeli Hingga Penjual Brand Lokal & UMKM di Indonesia
Selain itu, mie ini dibuat tanpa bahan kimia tambahan, seperti pengawet, pengeyal, atau pewarna makanan.
Bahkan, bumbu mie ini diracik sendiri oleh Pak Wayan dan bebas dari MSG.
Dalam upayanya membantu mengatasi masalah kekurangan gizi atau stunting, Mie Kelor Gud juga memiliki peran yang signifikan.
"Karena kandungan vitamin dan gizinya yang tinggi, Mie Kelor ini juga dapat bersinergi dalam upaya pencegahan stunting," ungkap Pak Wayan.
Baca juga: Program Subsidi Kredit di Badung Baru Menyasar 100 UMKM
Meskipun telah menjalankan usahanya selama kurang lebih empat tahun, Pak Wayan tidak lepas dari tantangan, terutama dalam hal pemasaran.
Salah satu kendala utamanya adalah kurangnya penggunaan teknologi dalam pemasaran, serta lokasi usahanya yang agak sulit ditemukan.
"Kesulitan utama itu di pemasaran produknya, tapi syukur dengan pameran-pameran dan pelatihan UMKM, produk-produk kami dapat lebih dikenal," ujarnya.
Bagi Sobat Tribuners yang tertarik untuk mencoba mie sehat ini, Anda bisa mengunjungi Instagram @miekelorgud.official untuk informasi lebih lanjut atau melakukan pemesanan.
Dengan inovasi produk yang menyehatkan dan komitmen terhadap kualitas, Mie Kelor Gud menjadi salah satu contoh UMKM yang tidak hanya berhasil bertahan di masa pandemi tetapi juga terus berkembang demi memberikan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat. (*)
Berita lainnya di UMKM Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.