Travel
Jogging Track Kertalangu: Wisata Olahraga dan Alam Persawahan yang Asri di Tengah Denpasar
Tidak hanya itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk membeli hasil panen segar langsung dari para petani di lokasi tersebut.
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jogging Track Kertalangu, adalah salah satu destinasi wisata unik di Bali yang memadukan kegiatan olahraga dengan keindahan alam persawahan.
Terletak di Jl. Bypass Ngurah Rai, jogging track Kertalangu merupakan bagian dari Desa Budaya Kertalangu, sebuah kawasan yang kaya akan budaya dan tradisi Bali.
Areal jogging track ini membentang sepanjang 4 kilometer di atas lahan persawahan seluas 80 hektare.
Jalur ini terbuat dari semen dengan lebar sekitar 2 meter, memberikan kenyamanan bagi para pengunjung yang ingin berolahraga sambil menikmati pemandangan alam.
Di sepanjang jalur, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan persawahan yang hijau dan subur, serta aktivitas para petani yang masih menggunakan cara tradisional dalam bercocok tanam.
Tidak hanya itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk membeli hasil panen segar langsung dari para petani di lokasi tersebut.
Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi jogging track Kertalangu, adalah pada pagi hari ketika udara masih segar, atau pada sore hari saat matahari mulai meredup, memberikan suasana yang lebih nyaman dan menenangkan.
Destinasi ini tidak hanya sekadar tempat berolahraga, tetapi juga menjadi simbol perjuangan masyarakat Desa Adat Kertalangu untuk mempertahankan warisan budaya mereka.
Jogging Track Kertalangu lahir dari inisiatif warga setempat, dipelopori oleh Warka, yang menjabat sebagai kepala desa pada tahun 2005, dan Dewa Rai, pemilik lahan Uber Sari.
Kedua tokoh ini melihat ancaman pembangunan perumahan yang mulai mengikis lahan persawahan di desa mereka.
Dari kekhawatiran ini, lahirlah ide untuk mengubah jalur subak, yang merupakan sistem irigasi tradisional Bali, menjadi sebuah objek wisata jogging track.
Tujuannya adalah untuk melestarikan lahan pertanian, serta memberikan hiburan bagi masyarakat Bali dan wisatawan.
Wira (44 tahun) selaku Manager Dtukad Grup dan salah satu tokoh yang tahu cikal bakal jogging track Kertalangu ini menceritakan.
“Cikal bakal didirikan jogging track Kertalangu sendiri itu, diawali dengan berdirinya Desa Budaya Kertalangu tahun 2005. Diawali oleh Warka selaku kepala Desa Kertalangu pada masa itu, dan Dewa Rai selaku pemilik Uber Sari.
Dewa Rai ini sangat suka dengan areal persawahan Kertalangu, dan takut kalau di masa depan itu sawah Kertalangu bakal digusur jadi perumahan, di sinilah tercetus ide untuk mengelola dan merawat perawahan Kertalangu ini lewat sarana jogging track yang semulanya merupakan jalan subak,” jelasnya.
INSIDEN Penembakan WNA Tak Berpengaruh, Australia Masih Mendominasi Kedatangan Turis ke Bali |
![]() |
---|
KAPAL Cepat Banyuwangi-Denpasar Uji Coba, Waktu Tempuh 2,5 Jam, Angkut 400 Penumpang, Ini Biayanya! |
![]() |
---|
Destinasi Wisata Rawan Laka Laut, Polsubsektor Lembongan Perketat Pengawasan di Devil's Tears |
![]() |
---|
LARI & Potensi Ekonomi Komunitas di Bali, Pererenan Contoh Sinergi Pariwisata, Investasi & Lokal |
![]() |
---|
CEKREK! Selfie di Nuanu Creative City Spot Foto Instagramable di Pulau Dewata, Simak Beritanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.