Berita Bali

Robot Operasi Pasien di Bali, RSUP Prof Ngoerah Lakukan Operasi Ketiga Kalinya

RSUP Prof dr IGNG Ngoerah melakukan operasi pada pasien tumor prostat berusia 58 tahun asal Bali, Kamis (5/9).

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TELEROBOTIK - Rumah Sakit Universitas Udayana (RS Unud), bekerja sama dengan Rumah Sakit Ngoerah dan RS Dr Cipto Mangunkusumo, melaksanakan operasi telerobotik di bidang urologi, Kamis (5/9). 

Robot Operasi Pasien di Bali, RSUP Prof Ngoerah Lakukan Operasi Ketiga Kalinya

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — RSUP Prof dr IGNG Ngoerah melakukan operasi pada pasien tumor prostat berusia 58 tahun asal Bali, Kamis (5/9).

Uniknya operasi ini dilakukan oleh robot atau yang dikenal dengan istilah telerobotic surgery. Operasi yang dilakukan dengan robot ini telah dilakukan dua kali dan akan dilakukan ketiga kalinya di RSUP Prof Ngoerah.

Jika sebelumnya telerobotic surgery kista ginjal pada pasien dilakukan di RSCM dan Prof Ngoerah, kini operasi prostat akan dilakukan di RSUP Prof Ngoerah dan RSPTN Unud.

Baca juga: Kenalkan Robot Operasi untuk Pasien, UAA Adakan Kongres di Bali, Dihadiri 3 Ribu Ahli Urologi 

Operator penggerak robot berada di RSPTN Unud, sementara lengan robot dan pasien berada di RSUP Prof Ngoerah. 

Dokter Spesialis Urologi, dr Chaidir Arif Mochtar SpU (K) PhD menerangkan, jarak operasi jarak jauh dengan menggunakan robot ini bisa dilakukan hingga jarak 1.200 km.

“Ini merupakan terobosan besar di bidang pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi yang tinggi. Implementasi di pasien kita pertama kali yang menggunakan teknologi ini langsung pasiennya untuk kawasan Asia Tenggara,” kata dr Chaidir di Poliklinik RSUP Prof Ngoerah, Kamis (5/9).

Baca juga: Sang Legenda MotoGP Lorenzo Berpendapat: Bagnaia Martin Bagaikan Robot Balapan Jenius, Marquez?

Ia menjelaskan, jeda saat lengan robot bergerak dengan instruksi operator maksimal 150-200 millisecond dan tidak boleh jeda terlalu lama.

Ia mengatakan, telerobotic surgery ini dapat menangani semua jenis operasi pada pasien

“Jadi kita mempersiapkan tim di tempat pasien untuk melakukan intervensi bila terjadi malfungsi sinyal dan robot. Dan tim tersebut sudah dilatih untuk melakukan intervensi tersebut,” bebernya.

Ini artinya telerobotic surgery ini sangat bergantung pada sinyal internet. Ia pun menyarankan agar sinyal yang digunakan saat melakukan operasi merupakan jaringan 5G.

Baca juga: Buntut Penipuan Robot Trading Net89, Bandana Atta Halilintar Senilai Rp 2,2 Miliar Disita Polisi

“Sinyalnya harus beres dulu. Itu tugas telekomunikasi Kemenkominfo. Tentu ada konsekuensinya harus ada kolaborasi kedokteran tim kesehatan dan kominfo. Harus 5G sinyal. Ini tinggal membuat saluran khusus dari 5G dari RSPTN Unud ke Prof Ngoerah,” lanjutnya.

Dengan menggunakan bantuan robot untuk operasi, dikatakan akan lebih cepat serta ketepatan melakukan tindakan lebih jelas sebab besaran organ yang ditunjukkan 10 kali lipat lebih jelas.

Juga pada view organ yang ditunjukkan lebih jelas karena berupa 3 dimensi.

Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, dr I Wayan Sudana mengatakan, secara manajerial dari manajemen untuk penggunaan telerobotic surgery untuk pelayanan kesehatan yang efektif di tengah SDM yang terbatas.

Baca juga: Buntut Penipuan Robot Trading Net89, Bandana Atta Halilintar Senilai Rp 2,2 Miliar Disita Polisi

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved