Tingkatkan Standar Kompetensi Guru Musik Tuna Netra, Sunar Sanggita Adakan Sertifikasi di Denpasar

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Tingkatkan standar kompetensi guru musik disabilitas dengan hambatan penglihatan agar setara dengan standar internasional, Sunar Sanggita adakan program ‘Sertifikasi Pengajar Musik Disabilitas’. 

Kali ini Sunar Sanggita berkolaborasi dengan stakeholder musik kelas kreativitas disabilitas yakni Sanggar Musik Inklusi Waktra dan UPTD Pusat Layanan Disabilitas Dinas Sosial Kota Denpasar. 

I Made Prasetya Wiguna Mahayasa, CEO Sunar Sanggita menjelaskan, program ini akan berlangsung selama tiga bulan di Pusat Layanan Disabilitas Kota Denpasar dan diikuti oleh 17 peserta penyandang disabilitas tunanetra. 

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan standar kompetensi guru musik disabilitas dengan hambatan penglihatan agar setara dengan standar internasional, sehingga murid-murid dapat menerima manfaat pembelajaran musik berkualitas untuk masa depan mereka,” jelas Prasetya, Sabtu 7 Agustus 2024. 

Baca juga: Arti Mimpi tentang Musik, Akan Ada Seseorang yang Kembali Padamu

Lebih lanjutnya ia mengatakan bahwa talenta musikal dari penyandang disabilitas tuna netra sangat potensial untuk diberdayakan sebagai pengajar musik profesional. 

“Dalam perjalanan Sunar Sanggita memberdayakan teman-teman disabilitas sebagai pengajar musik, kami melihat tantangan besar untuk mereka dapat mengajar dengan standar internasional," imbuhnya. 

“Meskipun mereka tidak melihat, kami terus mencari solusi agar mereka dapat mengajarkan notasi visual kepada siswa yang melihat. Dalam dunia profesional, itu bukan alasan untuk tidak mengajarkan sesuatu yang dapat dilihat oleh orang lain,” bebernya. 

Program ini merupakan hasil kerja sama antara Sunar Sanggita dan Sanggar Musik Inklusi Waktra yang memberikan pelatihan komprehensif selama tiga bulan tentang bagaimana menjadi guru musik profesional dan berkelanjutan meskipun sebagai penyandang disabilitas. 

Salah satu kegiatan menarik dalam program ini adalah pengajaran cara membaca notasi balok menggunakan media timbul yang dapat dirasakan oleh para guru disabilitas.

Sementara itu, Pemilik Sanggar Musik Inklusi Waktra, Raden Wahyu Panca Wati, S.Pd., M.Th, menyatakan semangatnya dalam mengajarkan rekan-rekan guru disabilitas dari Sunar Sanggita. 

Ia juga mengatakan berusaha merancang materi yang mudah dipahami oleh guru disabilitas yang tidak melihat. 

“Salah satunya dengan membuat media pembelajaran not balok yang dapat diraba. Hasilnya, mereka dapat memahami materi membaca notasi musik yang saya buat ini. Ini adalah pengalaman luar biasa bagi saya setelah mengajar musik lebih dari 30 tahun. Semoga metode baru ini dapat memenuhi salah satu kebutuhan teman-teman untuk mempelajari teori musik dengan baik,” kata Raden Wahyu. 

Tingginya minat masyarakat terhadap akses pembelajaran musik yang terjangkau dan berkualitas menjadi salah satu hal yang menggembirakan dalam memastikan setiap guru yang telah tersertifikasi dapat diserap oleh pasar. 

“Kami kewalahan dengan antusiasme masyarakat terhadap layanan pembelajaran musik yang diberikan oleh Sunar Sanggita. Namun, permintaan pasar perlu diselaraskan dengan tersedianya sumber daya guru musik disabilitas yang profesional dan kompeten," tambah I Made Prasetya Wiguna Mahayasa. 

"Program ini akan berdampak jangka panjang terhadap pemenuhan sumber daya guru kami sambil membuka lapangan kerja baru bagi teman-teman disabilitas,” bebernya. 

Setelah menyelesaikan program ini, guru-guru musik disabilitas yang telah tersertifikasi akan menjadi bagian dari Sunar Sanggita, meningkatkan perekonomian mereka dan memastikan disabilitas bukan lagi menjadi beban. 

Mereka dapat turut berkontribusi dalam memberikan akses musik yang terjangkau dan berkualitas kepada masyarakat.

Kumpulan Artikel Bali