Berita Bali
Maksimalkan Potensi Tuna Netra Pengajar Musik, Sunar Sanggita Bali Latih 100 Musisi Disabilitas
Program Smart Blind Teacher dari Sunar Sanggita ini merupakan program berkelanjutan yang meliputi peningkatan kapasitas musisi disabilitas
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berdayakan talenta musikal penyandang disabilitas, khususnya tuna netra, Sunar Sanggita luncurkan program ‘Smart Blind Teacher’. Program ini dimulai pada 17 Juli 2024.
Tujuan dari program ini agar dapat memaksimalkan potensi para penyandang disabilitas sebagai pengajar musik.
Menurut estimasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah tuna netra di Indonesia adalah 1,5 persen dari seluruh penduduk.
Mayoritas dari mereka bekerja di sektor non-formal, seperti usaha kreatif termasuk musik.
"Penyandang disabilitas memiliki kesulitan dua kali lipat ketika mengajar musik. Yang pertama berasal dari stigma negatif masyarakat terhadap disabilitas itu sendiri, dan yang kedua adalah kesulitan karena kondisi disabilitas mereka. Program Smart Blind Teacher dari kami mengajarkan bagaimana menjadi guru musik disabilitas yang profesional serta berkelanjutan, sehingga teman-teman disabilitas bertalenta musik ini dapat mengoptimalkan talenta mereka dalam mendukung kemandirian ekonomi serta memberikan dampak positif kepada masyarakat," jelas I Made Prasetya Wiguna Mahayasa, Founder dan CEO Sunar Sanggita.
Baca juga: Penyandang Tuna Netra di Denpasar Bali Gelar Renungan Suci Saat Malam Siwaratri
Program Smart Blind Teacher dari Sunar Sanggita ini merupakan program berkelanjutan yang meliputi peningkatan kapasitas musisi disabilitas dalam mengajar musik kepada non-disabilitas.
Calon guru yang lulus tes akan menjadi mitra guru Sunar Sanggita dan segera mendapatkan siswa pertama mereka.
Sejak dibuka pendaftaran pada 1 Juli 2024, sebanyak 100 penyandang disabilitas telah antusias mengikuti program ini.
Selain memberikan dampak positif kepada perekonomian penyandang disabilitas tuna netra di Indonesia, program ini juga merupakan strategi ekspansi Sunar Sanggita dalam membuka cabang di luar Bali dan memberikan layanan pembelajaran musik yang terjangkau untuk lebih banyak orang.
Dede Satria, salah satu guru musik di Sunar Sanggita, menyatakan kegembiraannya dengan adanya LMS Smart Blind Teacher.
Dede, yang merupakan penyandang disabilitas tuna netra, merasakan peningkatan signifikan setelah mengikuti training dari Sunar Sanggita.
"Yang awalnya saya kesulitan mengajar siswa non-disabilitas karena hambatan visual, tapi dengan training yang diberikan Sunar Sanggita, hambatan itu bisa saya atasi dan tingkat keberlanjutan siswa saya meningkat tiga kali lipat. Saya berharap LMS ini akan mempermudah seluruh musisi tunanetra di Indonesia yang ingin belajar bagaimana menjadi guru musik yang profesional, sehingga disabilitas tidak dipandang sebagai beban tetapi sebagai kelebihan yang dapat memberikan ilmu kepada masyarakat," bebernya.
Dewa, salah satu orang tua siswa, juga memberikan kesaksiannya ketika anaknya diajar oleh guru disabilitas.
Awalnya, ia tidak menyadari bahwa guru yang mengajar anaknya adalah penyandang disabilitas karena cara mengajarnya yang profesional.
Namun, seiring waktu, ia mulai menyadari bahwa guru tersebut tuna netra.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.