Kalender Bali

Hari Raya Galungan Sudah Dekat, Ini Makna Hari Penyekeban yang Akan Berlangsung 2 Hari Lagi

Hari penyekeban tiga hari lagi, tepatnya pada 22 September 2024. Hari Penyekeban ini menandai bahwa Hari Raya Galungan tinggal menghitung hari.

|
Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi umat Hindu sembahyang - Hari Raya Galungan Sudah Dekat, Ini Makna Hari Penyekeban yang Akan Berlangsung 3 Hari Lagi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Hari penyekeban dua hari lagi, tepatnya pada 22 September 2024.

Hari Penyekeban ini menandai bahwa Hari Raya Galungan tinggal menghitung hari.

Hari Galungan yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali terdekat akan dirayakan pada Rabu 25 September 2024 mendatang.

Hari Panyekeban jatuh tiga hari sebelum Hari Raya Galungan atau pada Redite (Minggu) Paing Wuku Dungulan.

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan bahwa hari ini Sang Hyang Kala Tiga akan turun ke dunia.

Ikang Dungulan Redite Paing, turun Sang Hyang Kala Tiga, menadi Bhuta Galungan, arep anadah anginun ring manusa pada matangnian sang wiku muang sang para sujan den perepiakse juga sira kumekas ikang jenyana nirmala, nimitania, tan ka surupan tekap. Sang Buta Galungan, nadah mangkana mengaram panyekeban ucaping loka.

Artinya, saat Redite Paing wuku Dungulan disebutkan bahwa Sang Hyang Kala Tiga turun ke dunia dalam wujud Sang Bhuta Galungan, yang ingin makan dan minum di dunia ini, oleh karena itu, orang-orang suci, demikian pula para sujana (bijaksana), hendaknya waspada serta mengekang atau membatasi dirinya kemudian memusatkan pikirannya ke arah kesucian, agar tiada kemasukan oleh sifat-sifat yang membahayakan dari pengaruh-pengaruh Sang Bhuta Galungan, dan hal yang demikian, disebutlah hari penyekeban.

 

Oleh karena itu, mulai hari ini seseorang harus mulai mengendalikan diri.

Tidak mudah marah, emosi, dan selalu sabar agar nanti pada saat Hari Raya Galungan bisa merayakan hari kemenangan Dharma dengan paripurna. 

Sejarah Perayaan Galungan

Dikutip dari website Kemenkeu, kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "bertarung".

Baca juga: Besok Purnama dalam Kalender Bali, Ini Hal yang Harus Dilakukan Umat Hindu

Di Bali, Galungan juga dikenal dengan istilah 'dungulan', yang berarti "menang".

Meskipun terdapat perbedaan penyebutan antara Wuku Galungan di Jawa dan Wuku Dungulan di Bali, keduanya merujuk pada makna yang sama, yaitu wuku (periode waktu dalam kalender Bali) kesebelas yang penuh dengan energi kemenangan.

Pada hari perayaan ini, umat Hindu di Bali menghias rumah mereka dengan Penjor, yaitu hiasan bambu yang melengkung dan dihiasi dengan berbagai simbol keagamaan.

Penjor dipasang di tepi jalan di depan setiap rumah sebagai persembahan dan wujud penghormatan kepada Bhatara Mahadewa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved