Berita Bali
Musim Hujan Datang Lebih Awal, Kasa Nyamuk Bisa Jadi Solusi Cegah Kasus DBD, Mulai Laku di Bali
Salah satunya adalah Bali dengan puncaknya, diprediksi pada November 2024 sampai dengan Februari 2025 dampak dari fenomena iklim La Nina.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Menjelang memasuki musim penghujan, kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian khusus, pelbagai karena kondisi yang mendukung perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, di mana populasi nyamuk mengalami peningkatan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan bahwa musim hujan tahun ini bakal datang lebih cepat dari rerata klimatologisnya dibanding tahun 1991-2020.
Salah satunya adalah Bali dengan puncaknya, diprediksi pada November 2024 sampai dengan Februari 2025 dampak dari fenomena iklim La Nina.
Baca juga: Sempat Diduga Akhiri Hidup, Jenazah Gung Balang dan Istri Akhirnya Diautopsi
Baca juga: Jalur Nasional Denpasar-Gilimanuk Macet Hampir 8 Jam, Ekor Antrian hingga Pekutatan Jembrana
Musim hujan umumnya dibarengi dengan kasus DBD. Pada Januari–Maret 2024 saja tercatat 2.131 kasus DBD di Bali. Dan pada Juni 2024, tercatat 1.843 kasus DBD di Bali, mengalami penurunan 50 persen dari bulan Mei 2024 yang mencapai 3.339 kasus.
Di wilayah Provinsi Bali, kasus DBD umumnya ditemui di wilayah seperti Denpasar, Gianyar, dan Badung yang memiliki karakteristik penduduk dan mobilitas yang padat.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun rutin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Pada umumnya dilakukan dengan gerakan 3M (mentup, mengubur dan menguras).
Selain itu, bisa juga dengan memasang kawat kasa pada lubang-lubang ventilasi, pintu hingga jendela. Yang mana teknologi ini dikembangkan oleh perusahaan kawakan asal Jerman, Centor dan mulai dipasarkan di Bali oleh Screens R Us yang mulai menjangkau banyak hunian di Pulau Dewata.
"Sudah ada puluhan villa yang bekerjasama dengan kami, khususnnya ada di wilayah Pererenan, Ubud, Cemagi hingga Bedugul mereka memasang kawat kasa polyester ini," ujar Executive Director Screens R Us, Filly Tjandra saat dijumpai Tribun Bali di Seminyak, Badung, Bali, pada Kamis 26 September 2024.
Kawat kasa polyester ini juga aman dari binatang-binatang seperti anjing, kucing hingga monyet pun tak mampu merusaknya karena bahan yang digunakan fleksibel.
"Ini untuk proteksi musim hujan, apalagi kasus demam berdarah di Bali meningkat yang didominasi pasien anak, ini menjadi perhatian khusus Screens R Us menjadi teknologi yang baru untuk gaya hidup yang lebih sehat," bebernya.
State Manager WA and Export Centor, Chris Casella menjelaskan bahwa di Australia rata-rata hunian sudah ada proteksi dengan kasa nyamuk dan hal ini layak diterapkan di Indonesia untuk menekan kasus-kasus penyakit demam berdarah.
"Di Australia, pintu rumah harus ada proteksi nyamuknya, kami menambah wawasan inovasi kasa nyamuk yang bisa digabungkan dengan pintu aluminium maupun bahan lainnya, di luar sudah 15 tahun terakhir kasa nyamuk banyak dipakai, kami ingin menghadirkan ini di Indonesia," kata Chris. (*)
Gelar Aksi Damai ke Kantor Gubernur, Partai Buruh Exco Bali Tuntut Stop PHK dan Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Kejati Bali Dorong Penanganan Tindak Pidana Korupsi Lewat Mekanisme DPA, Lazim di Luar Negeri |
![]() |
---|
Pemprov Bali Nantikan Pusat Untuk Penentuan Lokasi Tersus LNG |
![]() |
---|
Cuaca Buruk, Pelabuhan Gilimanuk Bali Ditutup Hampir Dua Jam, Antrean Kendaraan Mengular |
![]() |
---|
Lindungi Pesisir Bali, 4.000 Bakau Ditanam di Tahura Ngurah Rai, Libatkan Kelompok Nelayan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.