Penemuan Jenazah di Denpasar

Menanti Hasil Autopsi Jenazah Gung Balang, Penyebab Kematian Terus Didalami

Penyebab kematian Gung Balang dan istrinya masih meninggalkan tanda tanya. Meski sebelumnya muncul dugaan mengakhiri hidup,

istimewa
Jenazah Gung Balang dan istrinya saat ditemukan di rumahnya di Denpasar, Bali, Senin 23 September 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyebab kematian Gung Balang dan istrinya masih meninggalkan tanda tanya.

Meski sebelumnya muncul dugaan bunuh diri, namun pendalaman mengenai sebab kematian Anak Agung Ketut Ngurah Setyawan alias Gung Balang (39) dan istrinya Anak Agung Sri Agung (37) masih terus dilakukan pihak kepolisian.

Diketahui, mayat pasangan suami istri ini telah diautopsi di RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Bali.

Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menyampaikan, autopsi ini sebagai bagian dari pendalaman kasus tewasnya pasangan suami istri ini.

Sebelumnya, S (19), putra sulung korban menyampaikan, belum ada permintaan polisi kepada pihak keluarga.

Namun dengan pernyataan AKP Sukadi, artinya keluarga sepakat dilakukan autopsi.

"Sudah dilakukan autopsi," ujar AKP Sukadi saat dikonfirmasi, Jumat 27 September 2024.

Baca juga: Sempat Diduga Akhiri Hidup, Jenazah Gung Balang dan Istri Akhirnya Diautopsi

Dari hasil autopsi ini akan ditelisik lebih dalam mengenai luka tusukan yang dialami Gung Balang dan istrinya, untuk dipastikan apakah luka tusukan yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain.

Akan tetapi hasil pemeriksaan tersebut, kata Sukadi, belum keluar sehingga ia belum bisa membeberkan lebih jauh.

Hasil autopsi nantinya digabung dengan hasil olah TKP dan keterangan saksi untuk menyimpulkan penyebab kematian.

"Masih menunggu hasilnya," ujarnya.

Kematian Gung Balang dan istri menggegerkan banyak pihak, sebab salah satu pentolan ormas di Denpasar itu ditemukan tewas bersama sang istri di dalam kamar yang terkunci dengan luka tusuk yang berakibat fatal.

Peristiwa Berdarah Jelang Galungan

Sebelumnya, seorang anggota salah satu Ormas di Bali, AA Ketut Nengah Agung Setyawan alias Gung Balang dan istrinya ditemukan meninggal dunia.

Gung Balang dan istrinya ditemukan dalam satu rumah di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Pagutan, Padangsambian Kaja, Denpasar, Senin (23/9) malam, tepat saat hari pangejukan, jelang Hari Raya Galungan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, Gung Balang dan istri dievakuasi oleh ambulans jenazah dari BPBD Kota Denpasar dan PMI Kota Denpasar sekitar pukul 22.00 Wita.

Jenazah Gung Balang dan istrinya kemudian dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dievakuasi menuju Kamar Jenazah RSUP Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar.

Kabar menyebutkan jenazah Gung Balang dan istri ini pertama kali ditemukan oleh sang anak. Kasus ini tengah ditangani Polresta Denpasar dan hingga kini penyebab kematian kedua korban masih diselidiki pihak kepolisian.

Sebelumnya, S (19) anak korban mengatakan, tidak ada dilakukan proses autopsi terhadap jenazah kedua orangtuanya dan keluarga mengikhlaskan kepergian Gung Balang dan istrinya.

"Tinggal proses acara pemakaman. Tidak ada autopsi," katanya.

S mengungkapkan bahwa tidak ada perselisihan yang terjadi antara ayah dan ibunya sebelum ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar karena luka tusukan, Senin (23/9) malam.

Sehingga sang anak tidak mencurigai apapun yang akan terjadi, Minggu (22/9) malam sebelum kejadian itu setelah masuk ke dalam kamar sekitar pukul 19.00 Wita.

"Ceritanya pada Minggu malam Ajik sama Ibu sudah mengunci kamar, jam 7 malam, memang biasa family time berdua, memang kalau masuk kamar dikunci," ujar S saat dijumpai awak media, pasca kejadian itu.

Keesokan harinya pagi sebelum ditemukan tewas malam harinya, S sempat mengetuk pintu kamar orangtuanya, namun belum ada respons disangka masih tidur istirahat.

Kemudian ia baru menaruh curiga saat dirinya kembali dari aktivitas petang harinya rumahnya dalam kondisi gelap, biasanya lampu dinyalakan.

"Karena besok paginya itu ibu tidak bangun saya agak gedor, jam 11 siang, tapi tidak ada respons. Saya kira istirahat. Saya lanjut aktivitas seperti biasa, jam 6 atau 7 sore itu saya pulang mulai curiga karena suasana gelap lampu tidak dihidupkan di dalam kamar," bebernya.

S lantas memanggil keluarga besar kemudian mencongkel pintu dengan linggis sekitar jam 9 malam lalu ditemukanlah kedua orangtuanya sudah tidak bernyawa di dalam kamar itu dalam posisi berpelukan.

S mengungkapkan ada sebilah pisau di ujung kasur saat penemuan jenazah keduanya.

"Waktu ditemukan posisi Ajik sudah di bawah, sudah (bersimbah darah, Red), ibunya juga, dalam posisi berpelukan dua-duanya di bawah. Ada (pisau, Red), agak jauh di ujung kasur," bebernya.

Terkejut melihat kejadian itu, S langsung koordinasi dengan Kelian setempat untuk memproses peristiwa tersebut ke pihak berwenang. S mengatakan, mereka sempat makan malam bersama saat malam minggu dengan memasak ayam untuk santap bersama, sehingga dengan keharmonisan itu ia tak menaruh dugaan adanya perselisihan orang tuanya.

"Tidak ada perkelahian. Sebelumnya baik baik saja. Sempat makan bareng di malam minggu. Kebetulan ada acara kecil-kecilan masak ayam makan bersama," ungkapnya.

Bahkan S juga menuturkan sang ayah memiliki cinta yang begitu dalam dengan sang istri AASA (37) atau ibu S tersebut, sang ayah ingin sehidup semati dengan sang istri.

"Waktu itu mungkin gimana ya bercanda. Waktu itu Ajik mengeluarkan kata-kata mau meninggal bareng. Mungkin itu maksudnya mengungkapkan cinta sehidup semati meninggal bareng. Bukti kalau memang beneran sayang, tapi kami waktu itu suasananya bercanda gurau. Tidak menyangka seperti ini," bebernya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved