Seruan Membangun Generasi Emas 2045, Bali Parenting Summit 2024 Beri Pesan Penting Bagi Orang Tua
Bali Parenting Summit 2024 menjadi seruan untuk memberdayakan orang tua, khususnya ibu, agar mengoptimalkan tahun- tahun pertama kehidupan anaknya.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bali Parenting Summit 2024 menjadi seruan untuk memberdayakan orang tua, khususnya ibu, agar mengoptimalkan tahun- tahun pertama kehidupan anaknya, hal ini diproyeksikan untuk menyiapkan generasi muda Indonesia sebagai generasi emas di tahun 2045.
Faktor yang menjadi sorotan dalam Bali Parenting Summit 2024 adalah menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) berkepribadian mumpuni sehingga dapat membawa Indonesia mencapai kejayaan yang diharapkan.
Profesional parenting, dr. I.G.A.N Partiwi, SpA, MARS mengatakan, jika perhitungan mundur dimulai sejak tahun ini, maka masih ada waktu 21 tahun untuk mempersiapkan satu generasi emas.
“Bali Parenting Summit diharapkan menjadi sumbangsih nyata, sekalipun sangat kecil dalam upaya membentuk generasi emas Indonesia," kata dr Tiwi kepada awak media, pada Senin 21 Oktober 2024.
Para profesional dari berbagai disiplin ilmu pada Bali Parenting Summit di Bali juga mendorong pelaksanaan UU No. 4 tahun 2024 tentang KIA, yang mengatur hak cuti 6 bulan pada ibu hamil dan ibu menyusui.
"Sehingga orang tua menjadi lebih paham betapa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada seorang anak, sangat penting,” ujar dia.
Baca juga: Aplikasi Pintar Wakili Digital Platform Prakerja Indonesia Pada Edtech Asia Summit 2023
Para orang tua juga harus selalu ingat bahwa setiap upaya kecil saat berinteraksi dengan anak diperhitungkan untuk menstimulasi otaknya.
Sejak detik pertama kelahiran, orang tua terutama ibu diminta untuk merangsang otak anak dengan skin-to-skin contact.
Hal ini akan terus berlanjut dengan menyusui, dan berbagai aktivitas perawatan lain.
"Mau tak mau ibu memiliki peran besar dalam hal membesarkan anak, yang kemudian akan menjadi cikal-bakal generasi emas ini," tutur dia.
Ahli Rehab Medik Anak, Dr. dr. Luh Karunia Wahyuni Sp.KFR(K), menjelaskan konsep sensory integrasi.
Menurutnya, semakin sering seorang anak mendapatkan stimulus pada inderanya sejak dini berarti semakin banyak pengalamannya, semakin terangsang fungsi otaknya.
"Peran seorang ibu memberikan stimulus pada anak pada hari-hari pertama setelah kelahirannya sangatlah besar, terutama saat seorang anak mulai belajar menyusu," kata dr. Luh
Namun, kata dia lanskap modern memunculkan tantangan unik bagi orang tua, terlebih ibu.
Banyak ibu yang harus menyeimbangkan peran sebagai orang tua dengan kehidupan profesional di tengah masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.