Berita Buleleng

Viral Video Guru Mencukur Rambut Siswa, Dewan Pendidikan Buleleng Sebut Masih Bisa Ditoleransi

Sedana kembali menegaskan, guru yang mencukur muridnya karena tidak rapi dan sebagainya, masih dalam tataran toleransi. 

zoom-inlihat foto Viral Video Guru Mencukur Rambut Siswa, Dewan Pendidikan Buleleng Sebut Masih Bisa Ditoleransi
ISTIMEWA
Tangkapan layar kegiatan sidak potong rambut yang diduga di SMKN 2 Singaraja - Viral Video Guru Mencukur Rambut Siswa, Dewan Pendidikan Buleleng Sebut Masih Bisa Ditoleransi

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sidak potong rambut yang sempat viral diduga terjadi di SMKN 2 Singaraja, dinilai masih bisa ditoleransi. 

Sebab tujuannya adalah untuk kerapian siswa dan sebagai bentuk edukasi. 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Made Sedana. 

Pihaknya mengakui sudah melihat video viral seorang guru menertibkan siswanya dengan mencukur rambut. 

Baca juga: Viral Bali: Banana Boat yang Dinaiki 5 Orang Auditor KPK dan 4 Orang KKP Terbalik di Jembrana

Menurutnya dari sisi dewan pendidikan, hal tersebut masih di taraf toleransi. 

Dalam artian guru menertibkan siswa masih di tataran mengedukasi.

"Kita sebenarnya berharap bahwa guru yang memberikan reward dan punishment dalam tataran mengedukasi, janganlah dipersoalkan. Misalnya guru memberikan tugas pada mereka untuk mencatat karena dia (siswa) punya kesalahan tertentu, ya tujuan guru itu baik," ujarnya, Jumat 25 Oktober 2024.

Sedana kembali menegaskan, guru yang mencukur muridnya karena tidak rapi dan sebagainya, masih dalam tataran toleransi. 

Oleh sebab itu setiap orang harus menyadari tugas guru itu sangat berat. 

Karena tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan pada para siswa, namun juga mendisiplinkan siswa. 

"Kalau hal ini dijadikan persoalan, nanti ke depan tidak ada lagi guru yang mau mendisiplinkan siswa. Istilahnya tugas saya hanya mengajar, urusan disiplin itu bukan urusan saya. Nanti akan menjadi persoalan baru pada karakter didikan kita semua," ucapnya. 

Sedana menambahkan, apabila kegiatan sidak potong rambut ini dinilai berlebihan, ia meminta para pihak yang menganggap berlebihan semestinya berpikir lebih jauh. 

Sebab apa yang dilakukan oleh guru bukanlah kekerasan fisik. 

Sebaliknya, yang dilakukan guru adalah membentuk karakter siswa agar memiliki tata krama yang baik. 

Terlebih jika benar lokasinya di SMKN 2 Singaraja, sekolah itu memiliki jurusan perhotelan yang menuntut kerapian siswanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved