Pilkada Bali 2024

Debat Pilgub Bali Kedua: Koster-Giri Program Pipanisasi, Mulia-PAS Ubah Air Laut Jadi Air Tawar

Para kandidat saling mengajukan solusi untuk mengatasi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah yang kian memburuk.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Supartika
Pelaksanaan debat Pilgub Bali kedua di The Meru Sanur, 9 November 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada debat Pilbub Bali yang diadakan di The Meru Sanur, pasangan calon (Paslon) 01, Made Muliawan Arya - Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan pasangan calon 02, Wayan Koster - I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), memaparkan strategi mereka terkait kualitas dan kuantitas air tanah.

Para kandidat saling mengajukan solusi untuk mengatasi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah yang kian memburuk.

 

Pandangan Paslon 01 Mulia-Pas yakni Made Muliawan Arya menggarisbawahi bahwa banyak masyarakat di Karangasem dan Buleleng masih mengalami kekurangan air bersih. 

Menurutnya, krisis air tanah di daerah selatan Bali, terutama akibat banyaknya hotel dan vila yang mengambil air bawah tanah, menjadi permasalahan serius yang perlu ditangani. 

Untuk itu, paslon ini mengusulkan beberapa program unggulan yakni program reboisasi di wilayah-wilayah kritis.

Baca juga: Debat Pilgub Bali Kedua, Ketua KPU: Masyarakat Paham Mau Dibawa Kemana Bali Ini

Juga kewajiban penanaman biopori, khususnya bagi hotel-hotel yang mengambil air tanah, diusulkan sebagai upaya konservasi. 

Masyarakat umum pun diimbau untuk berpartisipasi dalam penanaman biopori.

Menghadapi masalah ketersediaan air di daerah selatan, ada program inovatif untuk mengubah air laut menjadi air tawar, dengan pembiayaan yang ditanggung oleh pihak hotel.

"Juga pembangunan tempat penampungan air hujan guna meningkatkan cadangan air pada musim kering," katanya.

Sementara pandangan Paslon 02 Koster Giri, Wayan Koster menekankan bahwa permasalahan penyediaan air bersih di Bali sebenarnya bukan kekurangan sumber daya, tetapi lebih kepada distribusi air yang belum merata.  

Koster menyoroti bahwa di beberapa kecamatan, seperti Abang di Karangasem, terdapat sumber air yang melimpah. 

Dengan pembangunan bendungan dan sistem perpipaan, air ini akan disalurkan ke daerah-daerah yang kesulitan air bersih, seperti Kubu.

Untuk mengatasi krisis air di Buleleng, khususnya di Tejakula dan Gerokgak, Koster menyebut adanya bendungan Tamblang yang dapat mendukung kebutuhan air dalam jangka panjang.

Dalam program pipanisasi air dari sumber utama ke wilayah kering, paslon ini menekankan pentingnya larangan pengambilan air bawah tanah, terutama bagi restoran dan usaha pariwisata yang rentan mengancam stabilitas tanah.

Paslon Koster-Giri juga menambahkan bahwa mereka akan mendorong perusda air di wilayah seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar untuk lebih aktif dalam pengelolaan air bersih dengan dukungan APBD, baik tingkat kabupaten maupun provinsi, jika dana yang ada tidak mencukupi.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved