Sponspor Content
Vokasi Pertanian Penting Jadi Diversifikasi Ekonomi Bali Selain Pariwisata, Ini Kata Cok Ace
Vokasi di Bali saat ini, memang lebih banyak di bidang pariwisata sesuai dengan pekerjaan yang mendominasi di Pulau Dewata.
Vokasi di Bali saat ini, memang lebih banyak di bidang pariwisata sesuai dengan pekerjaan yang mendominasi di Pulau Dewata.
“Kenapa di Bali, vokasi pertanian minim justru yang banyak vokasi pariwisata. Ya karena kita terlalu sempit membaca, atau terlalu melihat pertanian hanya mencangkul saja lalu menghasilkan produk seperti padi,” jelas panglingsir Puri Ubud ini.
Namun dengan vokasi pertanian, seseorang bisa menjadi maju di bidang ini walaupun dengan lahan sempit. Cok Ace mencontohkan, di Kerawang ada pemilik lahan sampai memiliki 4 hektare. Sementara di Bali paling hanya 20-30 are saja, tentu harus dipikirkan cara untuk mendapatkan hasil setara dengan pariwisata.

Pertanian modern bisa diaplikasikan di Bali, sehingga hasil pertanian bisa dikontribusikan ke pariwisata dan akan menjadi bisnis yang sustainable ke depannya. Begitu juga dengan peluang pekerjaan lain, harus diraih oleh tenaga lokal.
Jangan sampai semua hal dihabiskan oleh tenaga luar Bali. Seperti peluang bekerja di jalan tol, jalan lingkar, Tower Turyapada, bahkan hingga di Bandara Bali Utara.
Hal ini diamini Ketua Tim Konsorsium Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Bali, Dr. Ni Nyoman Sri Astuti, SST.Par.,M.Par.
Sri, sapaannya, menjelaskan bahwa dari pemetaan ekosistem yang sudah dilakukan dan hasilnya sudah internalisasi ke pemda melalui OPD terkait.
Selanjutnya dilakukan dialog publik, dan berkaitan dengan job fair serta talkshow. “Jadi salah satunya adalah menjembatani dunia usaha, dan industri yang ada. Melalui perusahaan yang hadir hari ini, kemudian dibuka secara umum. Jadi jika ada masyarakat yang masih memerlukan pekerjaan di sini banyak hadir yang memberi lowongan pekerjaan,” sebutnya.
Itu adalah program internalisasi dari hasil yang didapat, dengan ada stakeholder dari akademisi kemudian dari pemerintah juga hadir, seperti Disnaker.
Lalu dukungan dari Kadin, diharapkan bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mungkin hadir dari publik. Untuk bisa memberikan jalan keluar, dari permasalahan yang ada terkait dengan tenaga kerja dan ekosistem vokasi khususnya di Bali.
Vokasi pertanian yang masih kurang di Bali, kata dia, juga memang hasil penelitiaan yang didapat dari pemetaan ekosistem.
“Makanya dari hasil narasumber tadi, diharapkan pertanian itu kita siapkan dan sistemnya,” jelasnya. Sebab berkaca dari pandemi, Bali tidak bisa hanya mengandalkan pariwisata saja. Harus ada sektor penopang ekonomi lainnya.
“Vokasi pertanian, seharusnya memang digencarkan. Karena paradigma selama ini pertanian dianggap tidak bisa mensupport kehidupan layak,” katanya.
Sehingga salah satu yang bisa dan jelas, selama ini adalah pariwisata dan akhirnya berkembang dengan pesat. “Diharapkan di luar pariwisata, pertanian itu masih ada. Nah bagaimana integrasi antara pertanian dengan pariwisata juga penting. Hasil pertanian bisa dipakai di pariwisata dan sebagainya,” imbuhnya. (ADV)
UC Group Rayakan Ultah ke-35, Beri Penghormatan Pada Pelaku Pariwisata |
![]() |
---|
Wamenpar Pastikan Kesiapan Nataru di Pelabuhan Gilimanuk, Dorong Wisata Berkualitas di Bali Barat |
![]() |
---|
Asuransi Usaha Ternak Dilanjutkan di 2025, Jembrana Dapat Kuota 350 Ekor untuk Sapi dan Kerbau |
![]() |
---|
Pemerintah & Warga Gotong Royong Bantu Rumah Roboh, BPBD Jembrana Bantu Layanan Kebutuhan Dasar |
![]() |
---|
Disnakerprin Jembrana Gelar Temu Bisnis dan Pameran IKM, Dorong Pertumbuhan IKM |
![]() |
---|