Sponspor Content

Vokasi Pertanian Penting Jadi Diversifikasi Ekonomi Bali Selain Pariwisata, Ini Kata Cok Ace

Vokasi di Bali saat ini, memang lebih banyak di bidang pariwisata sesuai dengan pekerjaan yang mendominasi di Pulau Dewata.

ISTIMEWA
Program Pemetaan Ekosistem Vokasi Berbasis Potensi Daerah Bali di Living World Denpasar, 18 November 2024. 

Vokasi di Bali saat ini, memang lebih banyak di bidang pariwisata sesuai dengan pekerjaan yang mendominasi di Pulau Dewata.

“Kenapa di Bali, vokasi pertanian minim justru yang banyak vokasi pariwisata. Ya karena kita terlalu sempit membaca, atau terlalu melihat pertanian hanya mencangkul saja lalu menghasilkan produk seperti padi,” jelas panglingsir Puri Ubud ini.

Namun dengan vokasi pertanian, seseorang bisa menjadi maju di bidang ini walaupun dengan lahan sempit. Cok Ace mencontohkan, di Kerawang ada pemilik lahan sampai memiliki 4 hektare. Sementara di Bali paling hanya 20-30 are saja, tentu harus dipikirkan cara untuk mendapatkan hasil setara dengan pariwisata.

Ilustrasi petani - Pertanian modern bisa diaplikasikan di Bali, sehingga hasil pertanian bisa dikontribusikan ke pariwisata dan akan menjadi bisnis yang sustainable ke depannya. Begitu juga dengan peluang pekerjaan lain, harus diraih oleh tenaga lokal.
Ilustrasi petani - Pertanian modern bisa diaplikasikan di Bali, sehingga hasil pertanian bisa dikontribusikan ke pariwisata dan akan menjadi bisnis yang sustainable ke depannya. Begitu juga dengan peluang pekerjaan lain, harus diraih oleh tenaga lokal. (Dok. Tribun Bali)

Pertanian modern bisa diaplikasikan di Bali, sehingga hasil pertanian bisa dikontribusikan ke pariwisata dan akan menjadi bisnis yang sustainable ke depannya. Begitu juga dengan peluang pekerjaan lain, harus diraih oleh tenaga lokal.

Jangan sampai semua hal dihabiskan oleh tenaga luar Bali. Seperti peluang bekerja di jalan tol, jalan lingkar, Tower Turyapada, bahkan hingga di Bandara Bali Utara.

Hal ini diamini Ketua Tim Konsorsium Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Bali, Dr. Ni Nyoman Sri Astuti, SST.Par.,M.Par.

Sri, sapaannya, menjelaskan bahwa dari pemetaan ekosistem yang sudah dilakukan dan hasilnya sudah internalisasi ke pemda melalui OPD terkait.

Selanjutnya dilakukan dialog publik, dan berkaitan dengan job fair serta talkshow. “Jadi salah satunya adalah menjembatani dunia usaha, dan industri yang ada. Melalui perusahaan yang hadir hari ini, kemudian dibuka secara umum. Jadi jika ada masyarakat yang masih memerlukan pekerjaan di sini banyak hadir yang memberi lowongan pekerjaan,” sebutnya.

Itu adalah program internalisasi dari hasil yang didapat, dengan ada stakeholder dari akademisi kemudian dari pemerintah juga hadir, seperti Disnaker.

Lalu dukungan dari Kadin, diharapkan bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mungkin hadir dari publik. Untuk bisa memberikan jalan keluar, dari permasalahan yang ada terkait dengan tenaga kerja dan ekosistem vokasi khususnya di Bali.

Vokasi pertanian yang masih kurang di Bali, kata dia, juga memang hasil penelitiaan yang didapat dari pemetaan ekosistem.

“Makanya dari hasil narasumber tadi, diharapkan pertanian itu kita siapkan dan sistemnya,” jelasnya. Sebab berkaca dari pandemi, Bali tidak bisa hanya mengandalkan pariwisata saja. Harus ada sektor penopang ekonomi lainnya.

“Vokasi pertanian, seharusnya memang digencarkan. Karena paradigma selama ini pertanian dianggap tidak bisa mensupport kehidupan layak,” katanya.

Sehingga salah satu yang bisa dan jelas, selama ini adalah pariwisata dan akhirnya berkembang dengan pesat. “Diharapkan di luar pariwisata, pertanian itu masih ada. Nah bagaimana integrasi antara pertanian dengan pariwisata juga penting. Hasil pertanian bisa dipakai di pariwisata dan sebagainya,” imbuhnya. (ADV)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved