UMKM
Kisah Wayan Tuges, Bawa Seni Ukir Gitar Khas Bali Tembus Dunia
Pria berusia 72 tahun ini telah menekuni seni ukir sejak kecil, meneruskan tradisi keluarga pemahat yang diwariskan dari kakek dan ayahnya.
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pulau Dewata Bali, yang dikenal dengan seni dan budaya yang kaya, terus memikat hati siapa saja yang berkunjung.
Salah satu pusat seni terkemuka di Bali adalah Kabupaten Gianyar, yang terkenal dengan seni ukirnya yang legendaris.
Seni ukir di Gianyar tidak hanya terbatas pada hiasan rumah atau furnitur, tetapi juga merambah ke produk lain yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi.
Salah satu produk yang berhasil membawa seni ukir ke tingkat internasional adalah gitar ukir dari Blueberry Guitar, sebuah UMKM di Jl. Raya Guwang No.5, Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali.
Di balik kesuksesan Blueberry Guitar adalah seorang maestro ukir bernama I Wayan Tuges, luthier dan pengukir dengan segudang ide kreatif.
Pria berusia 72 tahun ini telah menekuni seni ukir sejak kecil, meneruskan tradisi keluarga pemahat yang diwariskan dari kakek dan ayahnya.
Baca juga: WADUH Banyak Kendaraan Ojol Plat Non DK Beroperasi di Bali, PJ Gubernur Ingatkan Taati Aturan!
Baca juga: TEWAS di Mobil, Sugiarta Diduga Terkena Serangan Jantung Saat Nyetir & Ditemukan di Denpasar

Ketertarikannya untuk menggabungkan seni ukir dengan alat musik muncul saat masih muda, hingga akhirnya pada tahun 2005 ia mendirikan Blueberry Guitar.
Sejak saat itu, ia telah menciptakan lebih dari 2.000 gitar yang tersebar di seluruh dunia.
Awal Mula Gitar Ukir Blueberry
“Saya lahir dari keluarga pemahat, turun-temurun dari kakek, ayah, dan saya sekarang ini. Awalnya kami membuat ukiran-ukiran dan pahatan pada umumnya di Bali. Namun, sekitar tahun 1980-an, ada tamu yang datang membawa gitar dan meminta saya untuk mengukirnya.
Waktu itu saya belum pernah mengukir atau membuat gitar. Dia meminta saya untuk coba-coba dulu. Beberapa bulan kemudian, saya berhasil mengukir gitar tersebut dengan indah, tetapi suara yang dihasilkan hancur sekali.
Dari situ, mungkin dia melihat potensi saya, lalu saya diajak ke Amerika untuk belajar tentang pembuatan instrumen selama kurang lebih dua tahun. Setelah itu, saya berhasil menggabungkan seni ukiran dengan pembuatan gitar yang menghasilkan mahakarya: gitar yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga berkualitas tinggi dari segi suara,” kenang I Wayan Tuges.
Walaupun I Wayan Tuges mengakui dirinya tidak memiliki ketertarikan terhadap musik atau gitar—bahkan ia sama sekali tidak bisa bermain gitar—hal itu tidak menghambat semangatnya dalam mengukir.
Baginya, mengukir gitar adalah tantangan yang mampu membangkitkan kreativitas tanpa batas.
Nama Blueberry sendiri diambil dari nama anak guru yang mengajarinya tentang pembuatan gitar.
Kini, gitar ukir buatannya memiliki rentang harga dari Rp15 juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada tingkat kerumitan ukiran.

Karya Seni yang Menginspirasi Keluarga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.