Sponsored Content
STAHN Mpu Kuturan Gelar Wisuda ke IX, Prof. Suwindia Wanti-wanti Wisudawan Jangan Terpaku Jadi ASN
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja menggelar wisuda ke IX pada Jumat 13 Denpasar 2024 pagi.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja menggelar wisuda ke IX pada Jumat 13 Denpasar 2024 pagi.
Para wisudawan pun diharapkan tidak hanya terpaku menjadi Aparatur Negeri Sipil (ASN) semata.
Diketahui pada wisuda ke IX ini, STAHN Mpu Kuturan Singaraja mewisuda 199 wisudawan.
Terdiri dari 35 orang pada program Magister.
Sedangkan program Sarjana (S1) terdiri dari Jurusan Dharma Acarya sebanyak 79 orang, Jurusan Dharma Duta sebanyak 58 orang, Jurusan Dharma Sastra sebanyak 14 orang, dan Jurusan Brahmawidya sebanyak 13 orang.
Wisuda IX bertema “Embodied Arunika: Mewujudkan Generasi Bijaksana dan Inovatif di Era Milenial”.
Acara yang berlangsung di Gedung Kesenian Gde Manik ini dihadiri secara langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ir. Ketut Lihadnyana, M.MA.
Sedangkan Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si hadir secara virtual melalui layanan Zoom dari Jakarta.
Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A mengingatkan kepada para wisudawan, agar ke depan jangan hanya terpaku untuk bekerja di sektor formal, seperti menjadi ASN.
Sebaliknya ia berharap para alumni juga bisa menyasar sektor informal yang memiliki peluang jauh lebih besar.
"Apalagi, kami sudah membekali mereka dengan beragam ketrampilan, sesuai dengan minat dan bakat. Sehingga para alumni mampu menciptakan lapangan kerja yang kreatif dan berkointribusi menekan kasus pengangguran," sebutnya.
Prof. Suwindia percaya para wisudawan dapat berkontribusi positif, sesuai dengan Visi Misi STAHN Mpu Kuturan, yakni Unggul, Bermartabat dan Berkarakter Tri Kaya Parisudha.
Selain itu pihaknya juga yakin para alumni mampu bersaing dengan lulusan kampus lainnya.
"Kami yakin alumni kami bisa bersaing, beradaptasi, serta berkompetisi di tengah pesatnya perkembangan era transformasi digital, salah satunya Artificial Intelligence," tegasnya.
Baca juga: Menteri PANRB Pastikan Rekomendasi Institut STAHN Turun
Pada kesempatan itu, Prof. Suwindia juga berharap wisuda ke IX ini menjadi wisuda yang terakhir kampus Mpu Kuturan Singaraja menyandang status Sekolah Tinggi (STAHN).
"Harapnnya pada tahun 2025 STAHN Mpu Kuturan sudah bertransformasi menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan," ujarnya.
Sementara itu, PJ Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana meminta kepada para wisudawan untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah.
Menurutnya, alumni STAHN Mpu Kuturan memiliki karakter yang kuat dalam membangun masyarakat.
"Mudah-mudahan bisa memberikan makna kehidupan untuk kemajuan, bagi Buleleng, Bali dan Indonesia. Jadilah lokomotif atau penggerak bagi masyarakat luas di berbagai sektor," harapnya.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Bimas Hindu, Prof. Duija. Menurutnya, tidak bisa dipungkiri, jika minat kuliah di kampus bernafaskan keagamaan masih relatif rendah.
Meski demikian, ia tetap optimis kedepan perguruan tinggi bernafaskan keagamaan Hindu senantiasa memperbaiki kualitas demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Ia menyebut, para mahasiswa kedepannya tidak selalu membuat tugas akhir berupa skripsi.
Tetapi lebih menekankan Tugas Akhir yang luarannya berupa jurnal, sehingga bisa semakin ditingkatkan kualitas publikasinya.
“Menciptakan ekosistem Pendidikan berkarakter. Perguruan tinggi jangan hanya semata mata melahirkan intelektual tetapi harus memiliki karakter. Bapak Presiden Prabowo berpesan, meskipun memiliki IPK 4,0 tetapi tidak memiliki karakter, maka sama dengan 4x0, ya sama dengan nol,” katanya.
Perguruan Tinggi, imbuh Prof. Duija, tidak serta merta hanya fokus dalam bidang Pendidikan semata.
Tetapi juga senantiasa berperan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, bhakti sosial yang diseusaikan dengan kebutuhan masyarakat dan bisa memberikan kontribusi atas kesenjangan ini.
"Saya berterima kasih kepada para orang tua wisudawan yang sudah menitipkan putra putrinya untuk didik di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Saya yakin kekutan jiwa dari Mpu Kuturan yang melinggih secara niskala akan memberikan vibrasi positif, bahwa orang yang lahir adalah orang yang bertindak dengan akar budaya Bali dan Agama yang kuat. Jadi siapapun orang tua yang ingin anaknya memiliki perspektif adat dan budaya, maka STAHN Mpu Kuturan adalah Lembaga yang paling tepat," pesannya. (Adv/mer)