Sponsored Content

Klungkung Jadi Daerah Angka Prevalensi Stunting Terendah di Indonesia, Jadi Perhatian Wapres Gibran

Di tahun 2024, pemantauan yang insentif melalui aplikasi EPPGBM, menunjukan tren penurunan mencapai 3,60%

ISTIMEWA
Gerakan serentak pengukuran balita dan ibu hamil di Klungkung. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemerintah Klungkung berhasil menjadi kabupaten/kota dengan angka prevalensi stunting terendah di Indonesia. Bahkan hal ini mendapatkan perhatian langsung dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat Rapat Koordiansi Nasional Percepatan Penurunan Stunting tahun 2025.


"Kabupaten/kota dengan angka prevalensi angka stunting peling rendah, nomor 1 adalah Klungkung. Bupati hadir, apa kiat-kiatnya agar bisa direplikasi oleh daerah-daerah lain," ujar Wapres Gibran Rakabuming Raka, Rabu (12/11/2025).


Bupati I Made Satria dihadapan Wapres menyampaikan, Kabupaten Klungkung memggenjot berbagai program penurunan angka stunting sejak 3 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan tahun 2021, Klungkung menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi mencapai sekitar 19 persen.


Namun, lewat berbagai program dan gerakan terpadu, angka itu berhasil ditekan drastis hingga 5,1 persen pada 2024.


"Kabupaten Klungkung tahun 2021, dengan angka stunting tertinggi di Bali mecapai 19 persen. Perjalanan waktu tahun 2024 menjadi 5,1 persen," ungkap Made Satria.


Sebelumnya Kabupaten Klungkung menjadi percontohan dalam upaya penurunan angka stunting. Bahkan Dinas Kesehatan di 38 provinsi di Indonesia, khusus menggelar Pertemuan Koordinasi dan Pembelajaran Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Klungkung.


Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 yang telah dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kabupaten Klungkung berhasil menurunkan angka stunting hingga 4,9 persen pada 2023. Dimana angka prevalensi stunting dari tahun 2021 mencapai 19,4 % , tahun 2022 menjadi 7,7 % , tahun 2023 menjadi 4,9?n tahun 2024 menjadi 5,1 %.


Di tahun 2024, pemantauan yang insentif melalui aplikasi EPPGBM, menunjukan tren penurunan mencapai 3,60 % atau jumlah absolut sebanyak 378 kasus balita stunting pada bulan Juni 2024. 


"Kami menggencarkan berbagai program, mulai dari peningkatan layanan gizi, posyandu aktif, hingga kampanye kesadaran masyarakat. Semua pihak kami libatkan, dari OPD, kecamatan, desa, sampai perangkat kelurahan,” ujar Bupati Satria.


Tahun ini, salah satu upaya penurunan angka stunting di Klungkung, melalui Gerakan Serentak Pengukuran Balita dan Ibu Hamil, sebagai langkah penting pencegahan dini stunting. Pengukuran ini penting untuk memastikan tumbuh kembang anak optimal dan mencegah stunting sejak awal.


Kegiatan ini mencakup layanan penimbangan balita, pengukuran tinggi badan, edukasi gizi, serta konsultasi pertumbuhan anak di Posyandu.


Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, drg. I Gusti Ayu Ratna Dwijawati menjelaskan, gerakan pengukuran serentak tersebut dilakukan di seluruh posyandu mulai minggu pertama hingga minggu kedua November 2025. 


“Seluruh pengukuran balita dan ibu hamil harus selesai 100 persen,” tegasnya.


Gerakan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mempercepat penurunan stunting melalui pendataan, penimbangan, dan pengukuran serentak.


Jumlah sasaran pengukuran diseluruh wilayah Kabupaten Klungkung berjumlah 10.454 anak dan 1894 ibu hamil.


 “Mari sukseskan gerakan ini untuk mewujudkan generasi Klungkung sehat dan sejahtera,” ungkapnya. 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved