Berita Nasional

Wamen Kebudayaan Giring: Jamu Tidak Hanya Jadi Simbol Budaya Tetapi Juga Pilar Ekonomi

Jamu adalah salah satu bentuk nyata dari kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Wamen Kebudayaan Giring Ganesha memberikan keterangan usai pembukaan konferensi internasional jamu pertama yang diadakan Indonesia di Bali - Wamen Kebudayaan Giring: Jamu Tidak Hanya Jadi Simbol Budaya Tetapi Juga Pilar Ekonomi 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha menghadiri dan membuka pertemuan 1st Jamu International Conference & Expo atau Konferensi dan Expo Internasional Jamu Pertama di Bali hari ini, Senin 16 Desember 2024.

Pertemuan ini berlangsung dari tanggal 16 hingga 18 Desember 2024 di The Westin Resort Nusa Dua, Badung, dan dihadiri ratusan peserta dari Kementerian/Lembaga terkait, pengusaha serta perusahaan-perusahaan di bidang jamu yang ada di Indonesia.

Wamen Giring mengatakan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia sekaligus menjawab tantangan ke depan.

"Acara ini merupakan momentum penting untuk memperkuat posisi jamu sebagai warisan budaya Nusantara yang telah diakui dunia melalui UNESCO, sekaligus menjawab tantangan dan peluang di era modern," ujar Wamen Giring dalam sambutan pembukaannya pada Senin 16 Desember 2024.

Baca juga: Wamenpar Cek Kesiapan Nataru di Pelabuhan Gilimanuk, Dorong Pariwisata Berkualitas di Bali Barat

Giring Ganesha menambahkan, jamu sebagai manifestasi dari mega diversity geologi, hayati, serta sosial budaya Indonesia, adalah salah satu bentuk nyata dari kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

Filosofi Djampi Oesodo, yang berakar pada harmoni antara kesadaran, energi, dan materi, menegaskan bahwa jamu adalah pendekatan holistik terhadap kesehatan yang kini relevan dalam konteks global, terutama dengan meningkatnya tren back to nature.

Borobudur, sebagai situs warisan dunia, menyimpan relief yang menggambarkan praktik pengobatan tradisional Nusantara.

"Ini menjadi bukti sejarah bahwa praktik kesehatan berbasis alam telah menjadi bagian integral dari peradaban kita sejak abad ke-8. Fakta ini memperkuat posisi jamu sebagai bagian dari solusi holistik untuk tantangan kesehatan modern. Terbukti memang dari dulu nenek moyang kita terbiasa mengonsumsi jamu yang jadi bagian dari kehidupan bermasyarakat," imbuhnya.

Wamen Giring Ganesha mengungkapkan bahwa industri jamu di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. 

"Besar sekali dan sangat-sangat besar potensinya. Tapi kami dari Kementerian Kebudayaan memang tujuan utamanya adalah melestarikan," ucapnya.

Dengan lebih dari 30.000 varietas tanaman obat, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya untuk menciptakan berbagai produk jamu

Saat ini, lebih dari 1.200 pelaku industri jamu telah berkontribusi pada sektor ini, mulai dari usaha mikro hingga industri besar. Pada tahun 2020, nilai penjualan jamu domestik mencapai Rp 20 triliun, sementara nilai ekspor mencapai Rp 16 triliun.

"Fakta ini menunjukkan bahwa jamu tidak hanya menjadi simbol budaya tetapi juga pilar ekonomi yang signifikan bagi bangsa," ucapnya.

Pertumbuhan industri ini, yang mencapai lebih dari 6 persen per tahun, bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, membuktikan bahwa jamu adalah aset strategis yang harus dikelola dengan baik.

"Dengan potensi yang kita miliki, semestinya angka-angka tadi bisa lebih tinggi, dan jamu mempunyai daya saing global. Untuk menjadikan jamu relevan di era globalisasi, inovasi menjadi kunci utama," harap Wamen Kebudayaan, Giring Ganesha.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved