Pendaki Tersesat di Gunung Agung

Putu Diki Bertemu Krama Sembahyang, 2 Pendaki Gunung Agung Ditemukan Selamat, Ridho Alami Patah Kaki

Dua pendaki Gunung Agung, Karangasem, Bali yang sempat dikabarkan hilang sejak Rabu (25/12) akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.

ISTIMEWA
EVAKUASI - Pemandu wisata pendakian Gunung Agung bersama tim SAR gabungan mengevakuasi 2 pendaki yang hilang di Gunung Agung dan berhasil ditemukan dengan selamat pada  Jumat (27/12). 

Georgi turun lebih dahulu, lalu disusul dua rekanya yang lain Rikza dan Made Eri.

Ketiganya sempat beristirahat di pos 4, sambil menunggu Putu Diki dan Ridho Ade. Setelah pukul 16.00 Wita, Putu Diki dan Ridho Ade tidak kunjung tiba. Ketiga pendaki tersebut memutuskan turun dan tiba sampai ke Pks Pengumbengan sekitar pukul 20.00 Wita. 

“Kemudian sekitar pukul 22.05 Wita, kedua temannya yang belum kembali sempat memberikan kabar melalui WA (WhatsApp) dan share lokasi menyampaikan mengalami tersesat,” ujar Gede Sukadana.

Pencarian dilakukan tim SAR Gabungan sempat terkendala cuaca buruk seperti badai dan kabut tebal pada Kamis (26/12). Pencarian dilanjutkan pada hari ketiga, dan kedua pendaki Putu Diki dan Ridho Ade akhirnya ditemukan dengan keadaan selamat. (mit)

Kabut Tebal Bahaya untuk Pendaki

Peristiwa dua pendaki yang dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Agung, menjadi perhatian publik. Terlebih mereka nekat mendaki gunung tertinggi di Bali dalam situasi cuaca buruk seperti saat ini.

Ketua Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung, I Ketut Mudiada menjelaskan, pendaki yang tersesat itu awalnya naik ke Gunung Agung melalui jalur Pengubengan, Desa Besakih. Mereka awalnya berjumlah 5 orang dan sempat berkoordinasi di Kawasan Hutan Basukian, Besakih.

“Pihak pengelola di kawasan hutan Besakih sempat menyarankan agar menggunakan jasa pemandu wisata pendakian lokal. Namun mereka bilang sudah biasa melakukan pendakian. Mereka merasa bisa mendaki tanpa menggunakan jasa teman-teman pemandu lokal Besakih,” ungkap Mudiada yang juga ikut proses evakuasi dua pemandu yang hilang tersebut, Jumat (27/12).

Namun dalam perjalannya, saat menuruni gunung tiba-tiba cuaca sangat buruk dan kabut tebal. Sehingga rombongan pendaki ini tercerai berai.

Tiga di antaranya berhasil turun ke Pos Pengubengan, namun dua pendaki lainnya masih berada di gunung dan sempat dinyatakan hilang. Ia pun menjelaskan, bahaya jika mendaki gunung dalam kondisi cuaca buruk, terutama saat kabut tebal.

"Di saat kabut tebal, walau tau jalur pun bisa tersesat. Saya yang 30 tahun mendaki Gunung Agung, jika turun kabut tetap harus konsentrasi tinggi dan berhati-hati terutama di setiap persimpangan agar tidak salah jalur,” ungkap Mudiada.

Jika salah jalur, nanti pendaki akan menemukan medan yang berupa tebing yang curam. Seperti yang ditemui dua pendaki yang hilang tersebut. Apalagi dalam situasi hujan, medan tersebut sangat licin dan jarak pandang sangat terbatas.

“Sehingga jika cuaca tidak menentu seperti saat ini, kadang cerah kadang hujan, memang paling aman mendaki menggunakan jasa pemandu di sekitar jalur pendakian,” jelas Mudiada.

Pemandu di sekitar jalur pendakian yang tergabung di Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung tidak sebatas mengetahui jalur dan medan. Namun memiliki SOP jelas dalam pendakian. Mulai dari memastikan peralatan dan perlengkapan yang aman untuk mendaki.

“Misal saat cuaca seperti saat ini, harus menggunakan pakaian sampai 4 lapis, termasuk jas hujan. Agar tetap hangat dan terlindung dari hujan,” ungkapnya.

Selain itu pemandu juga memiliki kemampuan mengambil keputusan jika dilanda cuaca buruk saat pendakian. Pemandu bisa memutuskan mengentikan pendakian, kalau ada situasi seperti hujan sangat deras, badai, atau banjir.

“Pemandu biasanya akan mengehentikan pendakian, dengan pertimbangkan keselamatan,” jelas Mudiada. (*)

Berita lainnya di Pendaki Gunung Agung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved