Kecelakaan Pesawat
KRONOLOGI dan Fakta Dalam Tragedi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Muan Korea Selatan
Pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, tragedi besar melibatkan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 terjadi di Bandara Internasional Muan.
TRIBUN-BALI.COM - Pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, tragedi besar melibatkan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 terjadi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.
Pesawat yang membawa 181 orang, termasuk 175 penumpang dan enam awak, mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat setelah terbang dari Bangkok, Thailand.
Berikut ini adalah kronologi kejadian dan informasi terbaru terkait insiden tersebut.
Kronologi Kecelakaan: Pendaratan Darurat yang Gagal
Kronologi pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Muan Korsel Pesawat Jeju Air Flight 7C 2216 mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan di Jeollanam-do, Korea Selatan pada Minggu pukul 09.04 waktu setempat.
Diberitakan Chosun, pesawat Jeju Air itu dijadwalkan berangkat dari Bangkok, Thailand untuk menuju Muan, Korea Selatan.
Nahas, pesawat yang akan mendarat di bandara itu keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding luar pagar Bandara Muan.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Bali Jelang Malam Tahun Baru 2025, Potensi Hujan Petir 29-31 Desember 2024
Rekaman video yang diambil di dekat Bandara Muan memperlihatkan pesawat itu lalu terbakar setelah menabrak pagar.
Asap hitam tampak membubung dari badan pesawat yang rusak parah.
Departemen Pemadam Kebakaran Jeonnam kemudian menerima laporan kecelakaan pesawat yang jatuh di Bandara Muan.
Pemadam kebakaran mengirim tim penyelamat dan kru ke bandara untuk memadamkan api di pesawat.
Dikutip dari News1, Minggu, pihak pemadam kebakaran meyakini, kecelakaan pesawat di Muan diduga akibat adanya masalah pada roda pendaratan pesawat yang hendak mendarat.
Juru bicara Jeju Air mengatakan pihak maskapai sedang memeriksa laporan dugaan penyebab kecelakaan tersebut.
Sementara itu, pemadam kebakaran dilaporkan berhasil menyelamatkan satu orang dari dalam pesawat.
Namun, belum ada rincian informasi tentang korban.
Petugas setempat pun mengungkapkan, api telah padam dari pesawat.
Saat ini, operasi penyelamatan terus dilakukan untuk mengeluarkan orang-orang melalui ekor pesawat.
Dilansir dari ABC News, Minggu, Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok meminta para pihak terkait melakukan upaya serius dalam operasi penyelamatan penumpang dan awak pesawat yang jatuh di Muan.
Sebagai catatan, Bandara Internasional Muan berjarak sekitar 288 kilometer dari ibu kota Seoul, Korea Selatan. (kompas.com)
Korban Jiwa dan Upaya Penyelamatan
Menurut pejabat setempat, kecelakaan ini mengakibatkan 47 orang tewas, termasuk dua warga negara Thailand.
Korban selamat lainnya, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Hingga saat ini, tim penyelamat terus melakukan operasi evakuasi untuk memastikan tidak ada penumpang atau kru yang tertinggal.
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan mobilisasi penuh sumber daya penyelamatan, termasuk kendaraan darurat dan petugas pemadam kebakaran.
"Semua pihak terkait harus berkoordinasi untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban," tegasnya.
Dugaan Penyebab Kecelakaan
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa gangguan pada roda pendaratan diduga menjadi penyebab utama kecelakaan.
Beberapa laporan mencatat kemungkinan adanya tabrakan dengan burung saat pesawat mendekati bandara, yang merusak sistem roda pendaratan.
Namun, penyelidikan resmi oleh otoritas penerbangan Korea Selatan masih berlangsung untuk memastikan penyebab pastinya.
Kesaksian dan Reaksi Publik
Saksi mata melaporkan serangkaian ledakan setelah pesawat menabrak pagar landasan.
Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam tebal membubung dari lokasi kejadian, dengan bagian ekor pesawat terbakar hebat.
Peristiwa ini memicu gelombang duka di Korea Selatan dan internasional.
Penumpang yang tewas maupun yang selamat mendapatkan perhatian luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Korea Selatan, maskapai Jeju Air, dan komunitas internasional.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.