Tragedi Pesawat Jeju Air
Summary Tragedi Jeju Air Flight 7C 2216: 2 Orang Selamat, Kasus Penerbangan Terparah di Korea
Tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air Flight 7C 2216 menjadi penutup tahun 2024 yang merenggut banyak korban jiwa
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air Flight 7C 2216 menjadi penutup tahun 2024 yang merenggut banyak korban jiwa.
Terbaru, diketahui data bahwa ada 2 korban yang berhasil selamat dari tragedi mematikan tersebut.
Tragedi jatuhnya Jeju Air Flight 7C 2216 dinilai menjadi salah satu tragedi penerbangan yang paling buruk di Korea Selatan.
Berikut rangkuman tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air Flight 7C 2216:
Baca juga: UPDATE Kasus Kecelakaan Pesawat Jeju Air, 2 Orang Selamat, Diduga Akibat Burung dan Landing Gear
1. Sebuah pesawat Jeju Air dari Bangkok yang membawa 181 penumpang dan awak jatuh tak lama setelah pukul 9 pagi waktu setempat (00:00 GMT) saat berupaya mendarat di bandara internasional Muan di Korea Selatan bagian barat daya pada Minggu pagi.
2. Semua kecuali dua orang di dalam pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 diduga tewas, menurut petugas pemadam kebakaran setempat.
Dua orang yang selamat, keduanya dilaporkan sebagai awak pesawat, ditarik dari bagian ekor dan tengah menerima perawatan untuk luka "sedang hingga parah" di rumah sakit terdekat.
Petugas penyelamat telah mengevakuasi 120 jenazah; 59 lainnya hilang.
Di antara 175 penumpang dalam pesawat tersebut, 173 adalah warga negara Korea dan dua adalah warga negara Thailand, kata para pejabat.
Baca juga: Pesawat Jatuh! 2 Kru Selamat dalam Kecelakaan Jeju Air Flight 7C 2216, Korban Tewas Terus Bertambah

Baca juga: KRONOLOGI dan Fakta Dalam Tragedi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Muan Korea Selatan
3. Boeing 737-800 tersebut berupaya mendarat dengan posisi perut sekitar pukul 9.03 pagi waktu setempat setelah roda pendaratannya dilaporkan gagal terbuka.
Pesawat tersebut terlihat meluncur di sepanjang landasan pacu sebelum menghantam dinding perimeter bandara, pecah menjadi dua bagian di bagian depan dan ekor, lalu terbakar.
4. Penyebab kecelakaan belum dapat dipastikan, meskipun kemungkinan tabrakan dengan burung dan kondisi cuaca telah ditunjukkan.
Penyiar lokal MBC menayangkan rekaman yang memperlihatkan insiden tabrakan dengan burung saat pesawat turun.
Bahkan, salah satu dari dua korban selamat dilaporkan memberitahu petugas penyelamat bahwa pesawat mengalami tabrakan dengan burung.
Para saksi melaporkan mendengar suara "ledakan" yang keras sebelum pesawat menabrak dinding.
Para pejabat juga mengatakan kondisi cuaca mungkin berperan dalam kecelakaan ini. Para penyelidik telah menemukan perekam data penerbangan, sementara perekam suara kokpit masih dicari.
5. Jika jumlah korban tewas dikonfirmasi, ini akan menjadi bencana penerbangan sipil domestik terburuk di Korea Selatan.
Tragedi ini juga menandai insiden korban besar pertama yang melibatkan maskapai berbiaya rendah dalam sejarah negara tersebut.
6. Pejabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah tiba di lokasi kejadian sekitar 300 km di barat daya Seoul dan telah memerintahkan "semua peralatan dan personel yang tersedia untuk dimobilisasi" untuk operasi penyelamatan di bandara.
“Tidak ada kata-kata penghiburan yang cukup bagi keluarga yang telah menderita tragedi seperti itu,” katanya di tempat kejadian.
7. Kepala eksekutif Jeju Air, Kim E-bae, telah mengeluarkan permintaan maaf resmi.
“Di atas segalanya, kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang terdalam kepada keluarga penumpang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini,”
“Saat ini, penyebab kecelakaan sulit dipastikan, dan kami harus menunggu hasil investigasi resmi dari badan pemerintah terkait,”
“Apa pun penyebabnya, sebagai CEO, saya merasa sangat bertanggung jawab atas insiden ini.”
Seorang juru bicara Boeing mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan koordinasi lanjutan dengan tragedi mengerikan ini.
“Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap untuk mendukung mereka,”
“Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, dan pikiran kami tetap bersama para penumpang dan awak,” dilansir dari Guardian.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan penyidikan lanjutan sehingga kasus masih belum ditutup. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.