Berita Gianyar
Sejarah dan Perkembangan PARQ Ubud di Bali hingga Penutupannya, Sempat Dijuluki 'Kampung Rusia'
PARQ Ubud, sebuah akomodasi pariwisata unik yang berlokasi di Jalan Sri Wedari, Ubud, Gianyar, Bali, memulai operasinya pada Mei 2020.
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - PARQ Ubud, sebuah akomodasi pariwisata unik yang berlokasi di Jalan Sri Wedari, Ubud, Gianyar, Bali, memulai operasinya pada Mei 2020.
Pada awalnya, PARQ Ubud hanya menyediakan fasilitas kafe dan bar.
Namun, dengan cepat properti ini berkembang menjadi hotel dengan lima kamar pertama dibuka pada Oktober 2021.
Hingga tahun 2023, jumlah kamar yang tersedia terus bertambah hingga mencapai 103 kamar, dengan target pengembangan menjadi 140 kamar pada akhir tahun itu, dan hingga 300-500 kamar di masa mendatang.
PARQ Ubud dirancang dengan konsep yang berbeda dari hotel konvensional.
Tata letaknya menempatkan restoran, bar, dan kafe di bagian depan, memberikan nuansa yang lebih terbuka dan ramah.
Properti ini berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dan dikembangkan oleh pemilik lokal I Gusti Ngurah Eka Sidimantra yang berkolaborasi dengan mitra internasional Andre Fre dari Jerman dan William Wibey dari Amerika Serikat.
Tidak ada keterlibatan pemilik dari Rusia, meskipun akomodasi ini sering dihubungkan dengan komunitas warga negara Rusia karena proporsi tamunya.
Baca juga: PARQ Ubud Disidak Imigrasi dan Apa Benar Merupakan Kampung Turis Rusia? Ini Fakta-Faktanya
Reputasi sebagai "Kampung Turis Rusia"
Pada April 2023, PARQ Ubud menjadi sorotan ketika Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar melakukan inspeksi mendadak (sidak) atas dugaan menjadi "kampung turis Rusia".
Inspeksi yang melibatkan 24 petugas ini bertujuan untuk memeriksa dokumen keimigrasian para tamu.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sekitar 50 Persen penghuni kamar adalah warga negara Rusia, sementara sisanya berasal dari negara lain seperti Kazakhstan, Jerman, dan Indonesia.
Tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian selama sidak tersebut.
General Manager PARQ Ubud, I Made Dwi Surya Permadi, membantah anggapan bahwa properti ini hanya melayani tamu Rusia.
Menurutnya, PARQ Ubud terbuka untuk semua pengunjung tanpa diskriminasi.
Ia juga menegaskan bahwa data pengunjung yang menginap menunjukkan distribusi antara 50-60 persen tamu Rusia dan sisanya non-Rusia.
Meski demikian, persepsi publik mengenai properti ini sebagai "kampung turis Rusia" terus berkembang.
Penutupan Sementara
Pada November 2024, Pemerintah Kabupaten Gianyar mengambil langkah tegas dengan menutup sementara PARQ Ubud.
Penutupan ini dilakukan setelah ditemukan bahwa properti tersebut beroperasi tanpa memenuhi persyaratan dasar perizinan, seperti Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Rapat teknis pengawasan yang melibatkan Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, dan Satpol PP Gianyar mengindikasikan bahwa pihak pengelola belum dapat menunjukkan dokumen perizinan yang diperlukan meskipun telah diberikan beberapa kali peringatan dan undangan rapat.
Selain itu, bangunan PARQ Ubud diketahui berdiri di atas Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Hal ini melanggar peraturan tata ruang yang berlaku dan menjadi salah satu alasan utama penghentian operasionalnya.
Pihak pengelola menandatangani surat pernyataan untuk menghentikan kegiatan operasional hingga seluruh izin dapat dipenuhi.
PARQ Ubud memulai perjalanan sebagai tempat yang menawarkan pengalaman pariwisata eksklusif di Ubud.
Namun, perjalanan ini diwarnai oleh kontroversi terkait persepsi publik dan ketidakpatuhan terhadap regulasi perizinan.
Penutupan sementara oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar menjadi pengingat pentingnya kepatuhan terhadap aturan dalam pengelolaan usaha akomodasi.
Masa depan PARQ Ubud kini bergantung pada upaya pengelola dalam menyelesaikan perizinan yang diperlukan untuk kembali beroperasi secara legal.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.