Jero Gede Batur Alitan Meninggal
Sosok Jero Gede Batur Alitan Ikut Dirikan Pura Gunung Salak Bogor dan Pura Madara Giri Semeru Agung
Selama hidupnya, Jero Gede Batur Alitan memberikan kontribusi besar tidak hanya di wilayah Batur, tetapi juga untuk Bali dan Nusantara.
TRIBUN-BALI.COM - Jero Gede Batur Alitan, yang dikenal dengan nama ulaka Wayan Sudha, adalah salah satu tokoh penting bagi warga Desa Adat Batur di Bali.
Jro Gede Batur Alitan mengembuskan napas terakhir dalam perawatan di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar Bali pada Senin 6 Januari 2025, sekitar pukul 02.00 Wita.
Upacara pelebon Jero Gede Batur Alitan dilaksanakan hari ini, Jumat 24 Januari 2025.
Berdasarkan informasi dari akun media sosial Instagram @infobatur, diketahui beliau diangkat sebagai Jero Gede Kawanan/Alitan Batur pada tahun 1958 melalui upacara nyanjan, memegang peran layaknya seorang raja bersama Jero Gede Duhuran Batur.
Gelar beliau sebagai wakil dalem dengan sebutan dalem sesanglingan juga merepresentasikan kepemimpinannya pada arah mata angin.
Selama hidupnya, Jero Gede Batur Alitan memberikan kontribusi besar tidak hanya di wilayah Batur, tetapi juga untuk Bali dan Nusantara, terutama melalui peranannya dalam merehabilitasi Pura Ulun Danu Batur dengan prinsip “Dharma Suaka” dan sebagai pelopor pembangunan sejumlah pura penting.
Di antaranya adalah Pura Gunung Salak di Bogor, Pura Mandara Giri Semeru Agung di Lumajang, dan Pura Ranu Pane.
Dengan dedikasi ini, beliau dikenang sebagai jan banggul “Ida Bhatari,” simbol dewi kemakmuran, yang jasanya melampaui batas wilayah dan waktu hingga wafatnya pada 6 Januari 2025.
Baca juga: Desa Adat Batur Berduka, Persembahyangan di Pura Ulun Danu Batur Ditutup Sementara
Duka Kepergian Jero Gede Batur Alitan
Jero Penyarikan Duuran Batur sebelumnya mengatakan, berdasarkan hasil rapat adat, telah disepakati bahwa prosesi pelebon Jro Gede Batur Alitan akan berlangsung pada 24 Januari 2025 mendatang.
Ia mengatakan, terkait pelebon Dane Jero Gede Batur Alitan maupun Duuran, hanya terdapat catatan kecil yang tertuang dalam Raja Purana.
“Dalam Raja Purana hanya ada cacatan kecil kaitan dengan bade dan petulangan, dan secara teknis tidak ada. Jadi kami minta petunjuk teknis ke geria dan puri sehingga upacara bisa berjalan sebagaimana mestinya untuk penghormatan terakhir untuk beliau,” ucap Jero Penyarikan Duuran Batur itu.
Lebih lanjut dikatakan, sesuai dengan Raja Purana, untuk pelebon Palinggih Dane Jero Gede Batur Alitan, dibuatkan bade tumpeng 9 dengan petulangan Be Kaang (ikan).
Sementara untuk Palinggih Dane Jero Gede Batur Duuran menggunakan sarana bade tumpang 11 dengan petulangan lembu.
“Kami tidak berani melebihkan dan menguranginya. Apalagi beliau adalah sungsungan gumi, khususnya krama subak di Bali,” paparnya.
Sementara itu, layon mendiang disemayamkan di Puri Kawanan Desa Adat Batur (rumah jabatan Jero Gede Alitan).
“Ketika jenazah sampai di Puri Kawanan dilaksanakan bakti panyamleh oleh Jero Kraman Desa Adat Batur. Selanjutnya layon disemayamkan di Bale Semanggen Puri Kawanan,” jelasnya.
Sebelumnya, ribuan krama berduka atas berpulangnya Jero Gede Batur Kawanan (Alitan).
Jero Gede Batur meninggal dunia di usia 90 tahun di RS Puri Raharja, Denpasar, Senin 6 Januari sekitar pukul 02.00 Wita.
Desa Adat Batur memiliki 45 tetua desa, terdiri dari 28 jabatan pemangku, 16 jabatan paduluan, dan satu jabatan patinggi atau kepala desa.
Dalam 28 jabatan pemangku ini, mereka terbagi lagi menjadi 4 tingkat.
Tingkatan pertama, Jero Gede Batur yang dijabat 2 orang bergelar Jero Gede Batur Duuran dan Jero Gede Batur Alitan.
Sebutan lain juga gelarnya yaitu Jero Gede Batur Kanginan dan Jero Gede Batur Kawanan.
Ia menjelaskan, Dane Jro Gede Batur Alitan mengembuskan napas terakhir dalam perawatan di Rumah Sakit Puri Raharja.
Dijelaskan, sejak 5 hari sebelumnya, Jro Gede Batur Alitan menjalani rawat inap dengan keluhan sakit paru-paru.
Jenazah mendiang dijemput ratusan krama. Dan ketika tiba di Desa Adat Batur disambut ribuan krama dengan iringan gamelan baleganjur di Jaba Pura Ulun Danu.
Dudonan Pelebon Jero Gede Batur Alitan
Puncak upacara palebon Jero Gede Batur Alitan berlangsung Jumat 24 Januari 2025, sejak Pukul 08.00 Wita.
Dimulai dengan mlaspas bade, tedun layon, dan ngeseng layon.
Kemudian keesokan harinya, Sabtu 25 Januari 2025 akan dilaksanakan pecaruan dan paisuh-isuh desa.
Mecaru (pembersihan) dilakukan di kahyangan, nyepuh sang meraga desa, dan maisuh-isuh ring kahyangan.
Lanjut upacara netegan upacara maligia pada 30 Januari 2025. Di hari itu akan berlangsung netegan, ngingsah, mapangalang, dan ngadegang sunari.
Pada 1 Februari 2025 akan dilaksanakan pepada wewalungan.
Pada 2 Februari 2025 caru balik sumpah, mlaspas wewangunan, nunas don bingin, dan ngajum puspalingga.
Dudonan karya masih berlanjut, pada 3 Februari 2025, ngadegang miwah mendak puspalingga ring Pura Jati, pepada agung, dan mamineh.
Puncak Upacara Maligia akan berlangsung pada 4 Februari 2025, kegiatannya antara lain tedun puspalingga, murwa daksina, ngirag, nganyut.
Selanjutnya 7 Februari 2025, upacara mendak nuntun, dan nglinggihang Ida Bhatara Hyang.
Terakhir 10 Februari 2025 berlangsung bakti sidakarya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.