Harga Kebutuhan Pokok di Bali
Masih Tergolong Mahal, Harga Cabai Rawit di Badung Turun Menjadi Rp80 Ribu/Kg
Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Badung sudah mulai mengalami penurunan. Cabai rawit merah misalnya sebelumnya meroket
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Masih Tergolong Mahal, Harga Cabai Rawit di Badung Turun Menjadi Rp80 Ribu/Kg
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Badung sudah mulai mengalami penurunan.
Cabai rawit merah misalnya sebelumnya meroket sampai Rp110 ribu/kg kini sudah turun menjadi Rp80 ribu/kg.
Namun harga itu masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan harga cabai rawit pada harga normal.
Baca juga: Minyakita Dijual Diatas HET dan Meroketnya Harga Cabai, Wamendag Roro Sampaikan Ini
Biasanya harga cabai rawit merah di angka Rp40-50 ribu/Kg.
Kendati mengalami penurunan, namun ada beberapa kebutuhan pokok yang harganya stagnan yakni daging babi mencapai Rp110 ribu/kg.
Padahal biasanya rata-rata harga daging babi paling mahal Rp80 ribu/kg.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Jembrana Turun Drastis, Sempat Sentuh Rp120 Ribu
Dari informasi yang dihimpun pada Jumat 31 Januari 2025 harga kebutuhan pokok di setiap pasar di Badung berbeda-beda.
Misalnya di Pasar Kuta II harga cabai rawit merah Rp65-70 ribu/kg, namun di Pasar Jimbaran mencapai Rp80 ribu/kg.
Begitu juga pada harga daging babi di pasar Kuta II harganya Rp 120 ribu/kg, namun di Pasar Mengwi diangka Rp 110 ribu/kg dan di Pasar Dalung dan Blahkiuh mencapai Rp100 ribu/kg.
Baca juga: Harga Cabai Masih Meroket Rp 160.000 Per Kg, Bapanas: Catatan Kami Tertinggi di Tanibar
Astini, salah satu warga Dalung yang dikonfirmasi mengakui jika harga cabai rawit saat ini masih tergolong mahal.
Meski mengalami penurunan, kadang kualitas cabai yang datang tidaklah bagus.
"Harga sudah mulai turun kalau cabai. Yang lain masih ada yang mahal, ada yang normal harganya," ucap Astini.
Diakui saat ini banyak kualitas cabai yang datang tidak bagus, bahkan cepat berair dan busuk.
Sementara Kepala Bagian Perekonomian A.A. Sagung Rosyawati mengaku komoditas yang mengalami lonjakan harga yakni cabai rawit sebelumnya pasca nataru.
Kendati demikian saat ini sudah mulai menurun.
"Saat ini sudah mulai menurun harganya di beberapa pasar di Badung," ujarnya.
Diakui, belum maksimalnya turunnya harga cabai karena pasokan masih terbatas akibat cuaca buruk yang melanda wilayah produksi.
Kondisi hujan terus-menerus mempercepat pembusukan cabai dan menghambat distribusi dari beberapa daerah penghasil, seperti Kintamani, Klungkung, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Lombok.
"Meski belum maksimal tapi patut kita syukuri adanya penurunan harga cabai. Sehingga harga cabai tidak melambung lagi," imbuhnya. (*)
Berita lainnya di Harga Bahan Pokok
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.