Hari Raya Sarasawati
Banten yang Dihaturkan pada Hari Raya Saraswati dan Waktu Terakhir Sembahyang saat Rerahinan Ini
Banten yang Dihaturkan pada Hari Raya Saraswati dan Waktu Terakhir Sembahyang saat Rerahinan Ini
TRIBUN-BALI.COM - Hari ini, 8 Februari 2025 merupakan hari raya Saraswati.
Hari Raya Saraswati merupakan hari suci bagi umat Hindu yang diperingati sebagai turunnya ilmu pengetahuan.
Perayaan ini jatuh setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Umanis Wuku Watugunung.
Hari ini juga dikenal sebagai Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, di mana umat Hindu mengadakan upacara penghormatan terhadap pustaka suci, lontar, dan kitab sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah ilmu pengetahuan.
Jenis Banten yang Dihaturkan pada Hari Raya Saraswati
Pada perayaan ini, umat Hindu menghaturkan banten Saraswati yang diletakkan di atas pustaka suci, lontar, buku, atau kitab sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Saraswati.
Banten ini umumnya terdiri dari:
Sesayut Yoga Sidhi – Beralas taledan dengan daun sokasi, berisi nasi putih, daging guling, itik, raka-raka, sampian, dan bunga payasan.
Baca juga: Doa-doa yang Dipanjatkan Saat Hari Raya Saraswati dan Maknanya
Canang sari – Sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan.
Bebantenan lainnya – Bisa berupa sesajen khas yang dipersembahkan di pura, sekolah, dan rumah masing-masing.
Pura yang sering dikunjungi umat Hindu untuk persembahyangan di Hari Raya Saraswati adalah Pura Jagatnatha, yang terletak di pusat kota.
Waktu Terakhir Sembahyang di Hari Raya Saraswati
Menurut Lontar Sundarigama, persembahyangan Saraswati sebaiknya dilakukan pada pagi hari hingga sebelum tengah hari.
Beberapa aturan yang perlu diperhatikan saat Hari Saraswati adalah:
Sebelum lewat tengah hari, umat Hindu tidak diperkenankan membaca atau menulis mantra dari kesusastraan.
Bagi yang melaksanakan brata Saraswati secara penuh, tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.